Senin, 03 JUNI 2024 • 12:42 WIB

Gen Z di Kupang Ramai-ramai Nge-Thrift: Solusi Modis dan Ramah Lingkungan

Author

Ilustrasi warga yang sedang membeli baju bekas atau thrifting.

INDOZONE.ID – Fenomena "nge-thrift" kini tengah menjadi tren di kalangan Generasi Z di Indonseia tidak terkecuali di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Budaya berbelanja pakaian bekas ini menawarkan solusi bagi mereka yang ingin tampil modis dengan anggaran terbatas, sekaligus membantu menjaga kelestarian lingkungan.

Tren nge-thrift ini dianggap ramah lingkungan karena memanfaatkan kembali pakaian yang masih layak pakai, sehingga mengurangi limbah tekstil.

Baca Juga: Viral Wanita Ini Pamer Dikasih Baju Bekas Sitaan Dirkrimsus Buat Lebaran, Netizen Geram!

Selain memenuhi kebutuhan fashion, gaya hidup ini memberikan dampak positif bagi lingkungan. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Kupang menunjukkan volume sampah tekstil menurun sebesar 15% dalam enam bulan terakhir, seiring dengan meningkatnya minat warga terhadap thrift shopping.

Pasar Oeba dan Pasar Inpres adalah dua lokasi paling populer di kalangan pecinta thrift di Kupang. Setiap akhir pekan, kedua pasar ini dipadati oleh anak muda yang berburu pakaian bekas berkualitas dengan harga terjangkau.

Ellen (21), salah satu pengunjung setia, mengungkapkan bahwa berburu barang di thrift seperti mencari harta karun

“Rasanya seperti mencari harta karun. Kita harus teliti, tapi kalau beruntung bisa dapat barang bagus dengan harga murah,” ujarnya kapada Z Creators, Jumat (31/5/2024).

Baca Juga: Tren Jualan Baju Bekas Thrifting Impor Ilegal Disebut Bakal Rusak Keunikan Fashion Lokal

Selain di pasar tradisional, thrift shop online juga mulai menjamur di media sosial. Banyak anak muda membuka toko online melalui Instagram dan Facebook, menawarkan koleksi pakaian bekas yang mereka kurasi sendiri.

Fenomena ini didukung oleh para influencer lokal yang sering membagikan tips dan trik berbelanja thrift di akun media sosial mereka.

Nge-thrift telah menjadi bagian dari gaya hidup Generasi Z di Kupang yang lebih peduli pada isu lingkungan dan keberlanjutan.

Survei dari Komunitas Peduli Lingkungan Kupang menunjukkan bahwa 75% responden dari kalangan Generasi Z memilih nge-thrift karena alasan keberlanjutan dan ingin mengurangi jejak karbon mereka.

Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Koperasi dan UMKM mendukung tren ini dengan mengadakan pelatihan dan workshop bagi pelaku usaha thrift. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kreativitas produk thrift, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Pada dasarnyam, budaya nge-thrift di Kota Kupang bukan sekadar tren sesaat. Dengan kombinasi antara kesadaran lingkungan dan keinginan untuk tetap tampil modis, Generasi Z di Kupang menunjukkan bahwa gaya hidup berkelanjutan bisa dimulai dari hal sederhana seperti berbelanja pakaian bekas.

Tren ini membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan gaya hidup modis dapat berjalan beriringan, menciptakan perubahan positif bagi komunitas dan lingkungan.

Penulis: Maria Sholastika Maunino

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Dan Wawancara Langsung