INDOZONE.ID - Halima Aden, supermodel muslim internasional tampil menawan memakai hijab Buttonscarves. Tampilan Halima bikin heboh para sobat ughtea.
Potret Halima sukses mencuri perhatian pencinta fashion Tanah Air. Halima mengenakan hijab cantik ini dalam ajang Istanbul Modest Fashion Week beberapa waktu lalu.
Hijab sultan yang dikenakan supermodel berdarah Amerika-Somalia itu merupakan koleksi The Crown Series. Koleksi ini mengusung simbol mahkota sebagai representasi keindahan, kehormatan, dan kekuatan perempuan.
Motif scarf ini sangatlah menonjol, mengusung kombinasi antara motif baroque dengan chain. Sehingga menciptakan kesan yang elegan dan berkelas.
CEO Buttonscarves Linda Anggrea merasa sangat terhormat dapat menggaet super model hijab pertama di dunia, Halima Aden. Dalam koleksi ini terselip pesan bahwa setiap perempuan itu bisa menjadi apapun yang mereka inginkan.
“Ingat, tidak ada batasan dalam bermimpi. Halima dapat merepresentasikan pesan tentang kekuatanperempuan melalui koleksi The Crown Series,” ucapnya saat diwawancarai Indozone.
Tampil sebagai ikon The Crown Series, Halima Aden tak hanya dikenal sebagai supermodel hijab pertama di dunia.
Nama Halima cukup dikenal karena berjuang melawan stereotip terhadap perempuan, terutama bagi mereka yang mengenakan hijab.
Halima juga berhasil menjadi semifinalis pada ajang Miss Minnesota USA pada 2016, menjadi model hijab pertama yang menjadi sampul majalah Vogue.
Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial sebagai Brand Ambassdor UNICEF, menjadi model untum brand-brand global ternama, dan berpartisipasi sebagai juri di berbagai ajang kecantikan internasional.
Maka itu, Buttonscarves memilih sosok Halima Aden sebagai ikon yang merepresentasikan pesan tentang kekuatan perempuan melalui koleksi The Crown Series.
“Selain itu, kami berharap ini juga bisa menjadi langkah selanjutnya untuk mewujudkan mimpi kami untuk terus menembus pasar global,” ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wawancara