INDOZONE.ID - Musik grunge, yang muncul di akhir tahun 1980-an dan mencapai puncaknya di awal 1990-an, bukan hanya sebuah revolusi musik, tetapi juga menciptakan gelombang besar dalam dunia mode.
Dipelopori oleh band-band seperti Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden, dan Alice in Chains, grunge membawa estetika yang unik dan berbeda dari tren mode arus utama pada masa itu.
Budaya grunge melahirkan gaya berpakaian yang tidak terencana, sederhana, namun tetap khas. Mode anak muda di tahun 90-an dipengaruhi oleh kebangkitan genre musik ini dalam berbagai aspek.
1. Estetika “Anti-fashion”
Salah satu ciri utama dari mode grunge adalah sikap “anti-fashion.” Anak muda yang terinspirasi oleh grunge cenderung menolak tren mode yang terlihat rapi dan terorganisir.
Sebaliknya, mereka memilih tampilan yang terlihat santai, tak peduli, dan acak. Gaya grunge ini sangat kontras dengan mode glamor yang lebih dipopulerkan oleh selebritas atau desainer ternama pada era yang sama.
Baca Juga: Ternyata, Genre Musik Kesukaan dapat Menentukan Kepribadian Seseorang!
Pada intinya, mode grunge berusaha menampilkan diri tanpa kesan berusaha terlalu keras.
2. Penggunaan Pakaian Bekas dan Thrifting
Grunge tidak hanya sekadar gaya, tapi juga terkait dengan filosofi. Banyak anak muda pada era ini mengadopsi kebiasaan membeli pakaian bekas atau second-hand, sebagai cara untuk menentang konsumerisme berlebihan.
Toko-toko thrifting dan barang-barang vintage menjadi tempat favorit untuk menemukan item-item khas grunge seperti flanel longgar, jaket kulit, dan sepatu bot.
Ini adalah bentuk pemberontakan terhadap fashion mewah dan mahal yang menjadi simbol status sosial.
3. Flanel, Denim, dan Layering
Gaya berpakaian grunge sangat lekat dengan penggunaan kemeja flanel, jeans longgar, dan teknik berpakaian berlapis (layering).
Anak muda yang terinspirasi oleh band-band grunge sering terlihat mengenakan kemeja flanel yang dilapisi dengan kaos band, dipasangkan dengan jeans robek, dan sepatu bot yang terlihat usang.
Kombinasi pakaian ini memberikan kesan yang nyaman, tidak terencana, namun tetap mencerminkan karakter pemberontakan.
Warna-warna netral dan gelap, seperti abu-abu, hitam, dan merah tua, juga mendominasi gaya ini.
4. Pengaruh Kurt Cobain dan Nirvana
Kurt Cobain, vokalis Nirvana, adalah salah satu figur sentral yang membawa pengaruh besar dalam perkembangan mode grunge.
Gaya berpakaian Cobain yang terlihat cuek dan asal-asalan—seperti sweter oversized, kemeja flanel, dan rambut acak-acakan—menjadi simbol bagi banyak anak muda yang merasa terhubung dengan semangat anti-establishment dari gerakan grunge.
Banyak penggemar Cobain meniru gayanya sebagai bentuk ekspresi diri dan perlawanan terhadap norma-norma sosial yang kaku.
5. Sepatu Converse dan Doc Martens
Grunge juga membuat sepatu seperti Converse Chuck Taylor dan Doc Martens, menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya anak muda tahun 90-an.
Sepatu ini sering dipakai oleh para musisi grunge dan menjadi favorit bagi mereka yang mengikuti tren ini.
Converse memberikan kesan kasual dan sederhana, sementara Doc Martens menambah unsur kekuatan dan karakter dalam tampilan grunge.
Keduanya menjadi simbol individualisme dan ketangguhan dalam budaya grunge.
6. Penyebaran Budaya Populer Melalui Media
Selain dari musisi, gaya grunge mendapatkan popularitas yang lebih luas berkat media, termasuk MTV yang memainkan video musik dari band-band grunge, serta majalah mode yang mulai melirik tren ini.
Film-film seperti Singles (1992) yang berpusat pada budaya Seattle, juga memperkenalkan gaya hidup grunge ke masyarakat luas.
Kombinasi antara musik, media, dan selebriti, membantu memperluas jangkauan mode grunge dari kalangan penggemar musik alternatif ke arus utama mode anak muda.
7. Gaya Rambut dan Aksesori
Tak hanya pada pakaian, pengaruh grunge juga terlihat dalam gaya rambut dan aksesori. Rambut yang terlihat tidak dirawat, acak-acakan, dan panjang, sering kali menjadi bagian dari estetika ini.
Baca Juga: 5 Inspirasi Outfit Nonton Konser Musik untuk Hijabers, Keren!
Bagi banyak anak muda, menjaga rambut agar tidak terlihat "sempurna" merupakan bagian dari filosofi anti-perawatan dan menentang standar kecantikan konvensional.
Aksesori seperti choker, kalung kulit, dan gelang sederhana, juga sering kali dipakai untuk melengkapi gaya ini.
Mode grunge di tahun 90-an menandai era di mana anak muda mulai mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap norma sosial dan konsumerisme melalui pakaian.
Sikap "anti-fashion" yang muncul bersama musik grunge, memberikan kebebasan bagi banyak orang untuk berpakaian tanpa mengikuti aturan, dan justru memilih gaya yang lebih kasual dan acak.
Gaya ini mencerminkan semangat pemberontakan dan ketulusan, menjadikannya salah satu tren mode paling ikonik dalam sejarah budaya pop.
Hingga saat ini, warisan grunge masih dapat dilihat dalam gaya berpakaian yang terus berevolusi di kalangan generasi muda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: VOGUE, The RollingStone