INDOZONE.ID - Pesona mahkota pengantin Indonesia, bukan hanya sekedar hiasan saja. Mahkota pengantin ini juga menyimpan doa dan harapan bagi pasangan yang akan memulai perjalanan hidup baru.
Dari bentuk yang anggun, hingga bobotnya yang penuh dengan makna, tiap detail ini menghadirkan simbol-simbol leluhur yang menjadikannya momen sakral semakin istimewa.
Berikut ini Indozone merangkum dari berbagai sumber 8 mahkota pengantin Nusantara dari berbagai daerah di Indonesia, yang memiliki makna masing-masing.
Makna 8 Mahkota Pengantin Nusantara dari Berbagai Daerah di Indonesia
1. Siger Sunda
Dalam kamus bahasa Sunda R.A Danadibrata, siger Sunda adalah mahkota tradisional yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam pernikahan adat Sunda.
Siger ini memiliki bentuk segitiga yang menyerupai mahkota, terbuat dari campuran logam seberat 1-2 kg.
Bentuk segitiga dari siger itu melambangkan keesaan Tuhan, mencerminkan keyakinan bahwa kehidupan manusia selalu menuju kepada-Nya.
Selain itu, ornamen bunga yang menghiasi siger juga memiliki makna simbolis.
Makna simbolis itu, misalnya kembang tanjung yang berbentuk hati melambangkan kesetiaan pengantin wanita kepada suaminya.
Baca Juga: Mitos Larangan Batik Parang di Pernikahan, antara Warisan Budaya dan Keyakinan Mistis
Mahkota pengantin Sunda ini biasa dikenakan saat akad nikah.
Siger ini melambangkan kehormatan, kearifan, dan kebijaksanaan yang diutamakan dalam pernikahan.
Dihiasi dengan enam kembang tanjung, yang turut menyimbolkan kesetiaan.
2. Siangko
Siangko merupakan mahkota yang biasa dikenakan pengantin wanita yang dilengkapi cadar emas atau perak yang berbentuk setengah lingkaran dengan panjang 25 cm, tinggi tengah 5 cm, tinggi ujung kiri-kanannya juga 5 cm.
Siangko disisipkan dua pasang burung hong di sisi kiri dan kanannya.
Ada lagi beberapa aksesori yang melengkapinya seperti kembang kelapa, kembang goyang, dan kembang rumput, dengan jumlah yang berbeda-beda.
Semua aksesoris itu disematkan di atas sanggul khas pengantin Betawi di mana rambut pengantin digulung ke atas seperti stupa.
Headpiece khas pengantian Betawi ini melambangkan kesucian dari calon pengantin.
Siangko ini memiliki hiasan 4 burung Hong yang mewakili 4 khalifah Nabi Muhammad SAW, yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
3. Bulang Emas
Bulang emas adalah mahkota pengantin adat yang berasal dari Sumatera Utara.
Mahkota bertingkat dengan bentuk tanduk kerbau dipakai pengantin wanita adat Mandailing.
Berbentuk tanduk kerbau bertingkat, Bulang Emas ini melambangkan hewan kurban yang disembelih dalam upacara adat, sesuai dengan jumlah tingkatannya.
Mahkota ini juga melambangkan harapan agar pengantin dapat melewati masa-masa sulit dalam rumah tangga mereka.
4. Paes Putri Solo dan 7 Cunduk Mentul
Paes Putri Solo adalah riasan pengantin wanita Jawa yang terkenal karena keindahannya.
Hal ini karena paes itu digunakan untuk merias keluarga keraton dan kerajaan pada zaman dahulu, sehingga tampilan riasannya terlihat mewah dan elegan bak bangsawan.
Seperti telur bebek dan dihiasi 7 kembang goyang atau pitulungan, yang bermakna pertolongan.
Hiasan ini melambangkan harapan agar rumah tangga pengantin selalu diberkahi pertolongan tuhan.
5. Paes Ageng Yogyakarta dan 5 Cunduk Mentul
Dilansir dari Indonesia.go.id, Yogyakarta memiliki enam macam paes yakni Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, Paes Ageng Kanigaran, Yogya Puteri, Kasatriyan Ageng, dan Pura Pakualaman.
Paes Ageng berwarna hitam dengan payet-payet emas yang mengikuti alur paes.
Yogya Puteri juga berwarna hitam namun tidak menggunakan payet emas.
Terdapat filosofi mendalam setiap riasan Paes Yogyakarta.
Ada yang berfungsi sebagai bentuk doa, panduan, serta tuntunan menjadi wanita yang baik.
Dihiasi dengan prada emas, headpiece ini dulunya dikenakan oleh putri-putri Ngayogyakarta Hadiningrat.
Lima kembang goyang melambangkan lima rukun islam, syahadat, salat, zakat, puasa, dan haji.
6. Siger Lampung
Siger merupakan simbol atau ciri khas Provinsi Lampung yang menandakan kejayaan dan kemewahan dengan warna emasnya yang mencolok.
Siger ini berbentuk segitiga, datar, dan berwarna emas, biasanya memiliki cabang dan lekukan sebanyak sembilan atau tujuh.
Bentuk ujung yang runcing dari headpiece ini menggambarkan aliran sungai.
Mahkota asal Lampung ini memiliki makna kemandirian, keuletan, kegigihan, dan kehormatan pengantin wanita.
7. Suntiang
Suntiang adalah perhiasan kepala bertingkat berwarna keemasan yang dipakai oleh perempuan Minangkabau.
Hiasan ini berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari susunan ornamen bermotif flora dan fauna, di antaranya diambil dari bentuk bunga mawar, pisang, burung merak, kupu-kupu, dan ikan.
Berat suntiang berkisar antara 3,5 sampai 5 kg. Namun, belakangan ini dibuat dengan ukuran lebih kecil dan bahan yang lebih ringan agar memudahkan dalam pemakaian.
Beratnya suntiang melambangkan tanggung jawab pengantin wanita dalam rumah tangga.
Hal ini diharapkan dapat menjalankan peran istri dan ibu dengan bijaksana.
Suntiang biasanya dihiasi dengan motif bunga melati, mawar, atau kecubung. Headpice ini juga sebagai simbol ratu, tanggung jawab, dan kewajiban
8. Karsuhun
Karsuhun memiliki makna yang mencerminkan kecantikan dan keanggunan perempuan Palembang. Memiliki berat mencapai dua hingga tiga kilogram.
Headpiece yang beratnya mencapai tiga kilogram ini dibungkus dengan warna emas.
Karsuhun ini merupakan simbol keagungan Raja dari Kerajaan Sriwijaya.
Bentuknya sebagai mahkota juga melambangkan sifat pengantin wanita yang lembut dan keibuan.
Penulis: Hilwah Nur Puspitawati
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wikipedia, Indonesia.go.id, Instagram/weddingku