INDOZONE.ID - Konflik dalam rumah tangga tidak hanya merugikan pasangan suami istri, tetapi juga dapat memberikan dampak serius pada kesehatan mental anak-anak yang terlibat dalam lingkungan tersebut. Penelitian terkini menyoroti keterkaitan antara ketegangan dalam hubungan orang tua dan dampak negatifnya terhadap perkembangan psikologis anak-anak.
Konflik rumah tangga memiliki daya rusak yang luar biasa terhadap stabilitas emosional anak-anak. Anak-anak cenderung menjadi saksi pertengkaran, ketidaksepakatan, dan ketegangan di antara orang tua mereka.
Paparan terus-menerus terhadap atmosfer negatif ini dapat mengakibatkan peningkatan tingkat stres pada anak-anak, yang pada gilirannya dapat memicu masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tau, Anemia Gak Cuman Berpengaruh ke Fisik tapi Juga Psikologis Anak!
Salah satu dampak langsung dari konflik rumah tangga adalah peningkatan risiko gangguan kecemasan pada anak-anak. Mereka mungkin mengalami ketidakamanan emosional dan kekhawatiran yang konstan terkait dengan dinamika rumah tangga yang tidak stabil. Kecemasan ini dapat menghambat perkembangan sosial, emosional, dan akademis anak-anak.
Selain itu, konflik rumah tangga juga dapat berkontribusi pada terjadinya depresi pada anak-anak. Rasa tidak aman dan kurangnya dukungan emosional dari lingkungan keluarga dapat menyebabkan perasaan sedih dan putus asa pada anak-anak.
Depresi pada usia dini dapat membawa dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis mereka di masa dewasa.
Para ahli kesehatan mental juga mengamati bahwa anak-anak yang terlibat dalam konflik rumah tangga cenderung mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Mereka mungkin mengembangkan pola perilaku yang merusak, kesulitan dalam mengatasi konflik, dan kurangnya keterampilan komunikasi yang baik.
Baca Juga: Dear Orang Tua, Simak Pentingnya Membangun Fondasi Kesehatan Anak-anak Sejak Dini
Agar dampak buruk ini tidak terus berlanjut, penting bagi orang tua untuk mencari bantuan profesional. Terapis keluarga atau konselor dapat membantu keluarga untuk mengatasi konflik, meningkatkan komunikasi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak.
Dalam menangani konflik rumah tangga, penting juga untuk memprioritaskan kesejahteraan anak-anak. Menyediakan lingkungan yang stabil, penuh kasih sayang, dan aman adalah langkah awal yang krusial.
Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa melalui perhatian dan usaha bersama, orang tua dapat mengurangi dampak negatif konflik rumah tangga pada kesehatan mental anak-anak, menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Yankes.kemkes.go.id