Penggunaan Tisu Toilet dalam Peradaban Manusia: Dari Tersorium Romawi hingga Tisu Modern

- Rabu, 7 Juni 2023 | 20:20 WIB
Tisu toilet (Z Creators/Alan Munandar)
Tisu toilet (Z Creators/Alan Munandar)

Tisu toilet adalah salah satu benda yang sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membersihkan diri setelah buang air besar. Namun, tahukah Anda bahwa sejarah penggunaan tisu toilet tidaklah sependek seperti yang mungkin Anda kira? Sebenarnya, penggunaan tisu toilet memiliki akar yang sangat panjang dan beragam di berbagai budaya di seluruh dunia.

Sejarah penggunaan tisu toilet dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno. Di Yunani kuno, orang-orang menggunakan batu licin atau potongan kertas untuk membersihkan diri setelah buang air besar. Sementara itu, di Romawi kuno, tisu toilet dibuat dari lap kain yang disebut "tersorium".

-
Tisu toilet (Z Creators/Alan Munandar)

Tersorium adalah sejenis lap kecil yang digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air besar atau kencing. Biasanya, lap ini terbuat dari bahan seperti kapas atau wol yang diikat dengan erat pada tongkat kayu.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan tisu toilet berkembang dan berubah. Di abad pertengahan di Eropa, daun, rumput kering, dan bahkan sekam digunakan sebagai pengganti tisu toilet. Hal ini terutama karena ketersediaan kertas masih sangat terbatas pada masa itu. Namun, pada abad ke-16, kertas mulai tersedia secara luas di Eropa, dan tisu toilet yang terbuat dari kertas menjadi populer. Tapi, masih belum seperti tisu toilet yang kita kenal saat ini.

Pada tahun 1857, seorang pengusaha Amerika bernama Joseph Gayetty memperkenalkan "Krempelien", yang dianggap sebagai pendahulu tisu toilet modern. Krempelien adalah sejenis kertas yang diimpor dari Prancis dan dijual dalam paket. Namun, meskipun Krempelien menjadi terkenal dan diakui sebagai inovasi pada zamannya, masih banyak orang yang enggan menggunakannya dan lebih memilih menggunakan benda lain, seperti koran atau buku.

-
Tisu toilet (Z Creators/Alan Munandar)

Pada awal abad ke-20, penggunaan tisu toilet mulai menjadi lebih umum di Amerika Serikat. Sebuah perusahaan bernama Scott Paper Company memperkenalkan gulungan kertas toilet yang terbuat dari serat kayu. Inovasi ini membuat tisu toilet lebih praktis dan higienis untuk digunakan. Tisu toilet yang kita kenal saat ini, dengan gulungan kertas lembut dan mudah digunakan, pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan Amerika lainnya, Charmin, pada tahun 1928.

Sejak itu, penggunaan tisu toilet terus meningkat secara global. Tisu toilet menjadi salah satu barang yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan tersedia dalam berbagai merek dan jenis di seluruh dunia. Meskipun ada alternatif lain seperti bidet dan tisu basah, tisu toilet tetap menjadi pilihan yang paling umum dan praktis untuk membersihkan diri setelah buang air besar.

Dalam sejarahnya yang panjang, penggunaan tisu toilet telah berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan budaya dan teknologi. Tisu toilet modern yang lembut dan mudah digunakan, penggunaan tisu toilet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas kebersihan kita sehari-hari.

Pada saat ini, tisu toilet telah mengalami berbagai inovasi dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan penggunaan. Berbagai merek tisu toilet menawarkan berbagai pilihan seperti tisu toilet beraroma, tisu toilet yang lebih lembut, tisu toilet yang terbuat dari bahan ramah lingkungan, dan bahkan tisu toilet yang terlarut di air untuk mengurangi dampak lingkungan.

Penggunaan tisu toilet juga telah menjadi bagian dari kesadaran sanitasi global. Organisasi kesehatan dunia seperti WHO (World Health Organization) mendorong penggunaan tisu toilet sebagai salah satu langkah penting dalam menjaga kebersihan dan mencegah penyebaran penyakit.

-
Tisu toilet (Z Creators/Alan Munandar)

Namun, walaupun tisu toilet sangat umum digunakan di banyak negara, masih ada beberapa budaya di dunia yang tidak menggunakan tisu toilet sebagai pembersih setelah buang air besar. Misalnya, di beberapa negara di Asia seperti Indonesia, Jepang, Korea, atau India, penggunaan air dan tangan sebagai pembersih lebih umum daripada tisu toilet. Di negara-negara tersebut, biasanya ada alat pembersih seperti sprayer atau shower toilet yang terpasang di toilet untuk membersihkan diri dengan air.

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan dampak lingkungan dari penggunaan tisu toilet juga meningkat. Banyak perusahaan dan produsen tisu toilet mulai beralih ke bahan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi daur ulang untuk mengurangi limbah dan dampak negatif terhadap lingkungan.

Seiring dengan kemajuan teknologi, kemungkinan penggunaan tisu toilet di masa depan juga dapat berkembang. Misalnya, ada beberapa inovasi seperti tisu toilet yang dapat diurai di toilet, tisu toilet yang menggunakan bahan organik, atau bahkan pengembangan teknologi canggih seperti tisu toilet yang dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan melalui analisis sampel.

-
Tisu toilet (Z Creators/Alan Munandar)

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

X