Bagi mereka, berbincang soal cuaca saja tidak cukup. Mereka butuh koneksi emosional lewat percakapan yang jujur dan penuh makna.
Ini bagian dari sisi introvert mereka. Setelah seharian berinteraksi, ambivert akan mencari waktu untuk menyendiri. Bukan karena tidak suka orang lain, tapi karena mereka perlu ruang untuk menenangkan pikiran dan mengisi ulang energi.
Jadi jangan heran kalau setelah menghadiri pesta, mereka lebih memilih malam yang tenang di rumah. Waktu sendirian adalah kebutuhan, bukan pelarian.
Salah satu karakteristik orang ambivert yang paling menonjol adalah empati mereka. Karena mereka bisa memahami dua sisi kepribadian, yakni ekstrovert dan introvert yang mereka cenderung lebih peka terhadap perasaan orang lain.
Saat teman sedang sedih, mereka bisa menjadi pendengar yang baik. Tapi ketika suasana bahagia, mereka juga bisa ikut bersuka cita.
Kemampuan ini membuat mereka disukai dalam berbagai jenis hubungan baik pertemanan, kerja, maupun keluarga.
Ambivert bisa tampak membingungkan bagi orang lain. Hari ini mereka ceria dan terbuka, tapi besok bisa menjadi lebih diam dan tertutup.
Perubahan ini sering dianggap tidak konsisten, padahal sebenarnya mereka hanya menyesuaikan diri dengan energi yang tersedia.
Bagi mereka, itu hal biasa. Tapi orang lain mungkin menganggapnya aneh. Memahami apa itu kepribadian ambivert bisa membantu kita menerima dan menghargai perbedaan ini.
Ambivert tidak hanya pandai berbicara, tapi juga ahli dalam mendengarkan. Mereka bisa menyimak dengan seksama, memahami maksud yang tersembunyi di balik kata-kata, dan merespons dengan empati.
Bagi mereka, mendengarkan bukan sekadar diam, tapi bagian dari membangun hubungan yang berkualitas. Jadi kalau kamu punya teman Ambivert, besar kemungkinan dia adalah tempat curhat yang nyaman.
Meskipun sering dianggap tidak konsisten, Ambivert justru sangat nyaman dengan siapa diri mereka.
Mereka menerima kenyataan bahwa kadang ingin tampil menonjol, kadang butuh ruang sendiri. Bagi mereka, fleksibilitas inilah yang membuat hidup lebih seimbang.
Mereka tidak merasa harus memilih antara introvert atau ekstrovert. Mereka tahu bahwa kekuatan mereka justru ada dalam keseimbangan dua dunia tersebut.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Yourtango.com