Ilustrasi seseorang merindu (pexels/@liza-summer)
Rindu adalah perasaan ingin bertemu kepada seseorang, atau damba akan sesuatu.
Meski kerap dirasakan, nyatanya banyak orang yang kesulitan mengungkapkan kerinduan.
Mereka lebih memilih menyatakannya lewat untaian kata-kata dalam wujud puisi.
Berikut kumpulan puisi tentang rindu kepada seseorang, kekasih, ayah, ibu, sahabat, dan Rasulullah yang dapat mewakili perasaan.
Puisi tentang rindu biasanya berisi kata-kata indah yang penuh dengan makna mendalam, sehingga mampu menyentuh hati siapa saja yang membacanya.
Karya: Tadha Armani
Hari ini hujan lagi
Sedang rindu itu belum lagi sunyi
Jantung merindukan detaknya
Detak merindukan rentaknya
Malam ini dingin lagi
Sedang rindu itu masih lagi wangi
Gula merindukan kopinya
Kopi merindukan pahitnya
Sekadar mendengar suara
Tampaknya tak lagi cukup
Jadi penutup bahagia
Karena seiring berjalannya waktu
Kaktus mungil itu mulai berduri
Dengan saling menyalahkan
Tentang siapa yang menyebabkan rindu ini
Hingga mulai kau pertanyakan tentang waktuku
Mulailah aku mengungkit kata "susah senang bersama" itu
Hati mulai hilang kehati-hatiannya
Dan terbawalah kita ke ambang perpisahan
Hanya karena
Kita sama-sama terlalu rindu
Karya: Fadya Nur Aquila
Ku tatap netra teduhmu
Menjebakku dalam luapan rindu
Memikat debar yang kian resah
Mengisi ruang kosong di sudut hatiku
Kenangan yang meriap kembali
Menjamah sukma dengan ribuan degup
Menjerat hati yang terdekap
Menghujam renjana yang terhimpit
Mencoba meraba rasa ini
Menelusuri rasa di relung terdalam
Menggenggam asa yang bergelora
Merenda kisah dengan suka cita
Karya: Fadya Nur Aquila
Rinai hujan menghujam sukma
Gersang hati terjerat rindu
Derai rindu yang tak mereda
Menyeretku pada kenangan
Aroma petrichor yang pekat
Mengikatku dengan tenang
Seolah pasrah pada keadaan ini
Biarkan rindu ini bergejolak
Rintik hujan menerjang kesunyian
Di antara malam yang menepi di kegelapan
Gema hujan memantul pada dinding malam
Meninggalkan jejak waktu yang tertinggal
Setiap orang pasti pernah merasakan kerinduan yang mendalam kepada seseorang, entah kekasih atau bekas kekasih. Semoga puisi rindu seseorang berikut ini dapat mewakilinya.
Karya: A. Nurahman
Jingga adalah warna tentang senja
Seperti dikau dalam lukisan angkasa raya
Hamparan bunga mewangi rasa
Apakah dikau merindu jua?
Tentang kita dan semesta
Mendekap semua rindu untuk kita
Kepada hujan
Yang membawa kenangan
Dan genangan kerinduan
Air hujan yang mengguyur bumi
Kurasa ia rindu yang mengguyur hati
Bersama syahdunya tetesan kenangan
Jika dapat aku meminta
Aku ingin kembali ke masa itu
Masa saat kita berlarian di bawah hujan
Dan di hari ulang tahunku
Hujan pernah menjadi saksi
Kita merayakan bahagia tapi tak bisa ku ulang lagi
Kala senja hilang bersama kamu
Aku hanya diam dan menunggu
Bersama hati yang kini sudah mati
Seuntai rindu yang kini telah beku
Bersama hari yang kini juga berwarna abu
Serta kamu yang tak lagi di sisiku
Seuntai rindu kini jadi luka masa lalu
Tak terjamah waktu tak tergapai pikir
Lalu hilang bergulir dan mati dalam sepinya hati
Seuntai rindu yang meranggas menggugur nafsu
Mengekang rasa untuk memilikimu
Meski ku tahu akan mustahil untuk bersama
Kala senja yang memerah tak lagi jadi indah
Kala gelisah lebih dulu menemani gundah
Kala semua cerita kita sudah bubrah
Seuntai rindu yang tak lagi mampu ku tali jadi satu
Seuntai rindu yang kini telah beku
Luruh hilang dan menjadi abu
Kamu tak lagi mendekapku
Kupaksa lepaskan segala akara menyiksa dalam jiwa
Sandyakala menjadi saksi atas indah cerita kita
Sering kali kerinduan kepada Ibu membuncah kala jauh darinya. Untuk mengobati rasa rindu, puisi rindu Ibu di bawah ini bisa jadi pilihan yang tepat.
Karya: Zuqi El Habibi
Mengingat Ibu
Dengan berselimut kesendirian
Kuterbangun menatap langit-langit kamarku
Terlintas di benak sosok engkau
Yang selalu menemaniku menjemput pagi
Yang selalu menemaniku menikmati hangatnya sinar matahari
Yang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintang
Dan kembali mengantarkanku ke dalam tidur yang panjang
Kini semua itu tak lagi dapat kurasakan
Rasa rindu ini tak akan pernah hilang
Bu, semakin lama, semakin menumpuk.
Aku selalu merasa kehilangan, saat kau tiada di samping ku
Yah, dulu aku tak peduli lelah yang kau rasakan
Kini aku telah merasakannya
Berbagai macam keluhan yang terucap dari lelahku
Namun tak sepatah kata lelah yang terucap darimu
Maafkan anakmu Ibu, kini kumerindukan hadirmu
Kalau mendung hitam sudah di atas kepala
Jangan larang hujan turun ke bumi
Kalau angin bertiup dengan kencangnya
Jangan larang daun-daun kering berguguran
Kalau senyummu selalu mekar dalam hatiku
Jangan larang aku tetap setia dan rindu padamu
Semilir angin terbang memberi ketenangan
Kududuk termenung terjerumus dalam kesunyian malam
Kau hadir dalam ingatan yang membuatku ingin menggenggamimu
Dalam hariku namun aku tak sanggup
Walaupun ada rindu mengalir dalam darah
Darah yang hangat untuk meneduhkan langkahku
Namun itu adalah sia-sia karena waktu sangat egois pada kita
Ia tidak mau menjadikan kita satu dalam menyelusuri cakrawala hidup ini
Hanya kutitip rindu untukmu
Agar rindu masuk dalam hatimu karena rindu ini milikmu
Aku hanya menggenggamimu dalam bayang
Dan kutitipkan sajak doa untukmu agar kau tahu
'Ada rindu'
Selain rindu kepada Ibu, rindu kepada sosok Ayah juga dapat diluapkan lewat kata-kata dalam puisi. Berikut contoh puisi rindu Ayah yang bisa jadi inspirasi:
Kukira hati ini telah membeku
Tak lagi tersisa sedikitpun ruang di hati
Tak ada lagi bayangmu dalam benak ini
Tapi nyatanya tidak
Kemarin, ketika aku melihat putri lain diperlakukan manis
Sebulir air di pelupuk mata ini lolos begitu saja
Sekelebat kenangan masa kecil terus kugali
Nihil.
Aku tak mendapatkan sepotong kecil pun kenangan indah itu
Lagi-lagi sebulir air mata itu mengalir
Jika diizinkan, aku ingin memilikinya
Sepotong kecil saja, untuk kukenang tentangmu
Sosok pahlawan dambaan setiap putri
Aku merindukan hadirmu
Ayah
Karya: Eko Riyanti
Jika rindu ini mesti kuberi nama
Aku ingin menuliskannya
Sepanjang waktu yang aku punya
Sedalam napas yang aku embus
Sebanyak pena yang aku toreh
Menelisik berjuta memori yang terus mengusik
Menelusur bermilyar cinta yang tak henti terulur
Ingin kuterjemahkan rindu ini
Pada lirik dan larik yang melahirkan senarai bait
Lalu kugubah menjadi lagu pengantar tidur
Kala wajahmu hadir menghampiri malam dan mimpi-mimpiku yang berjarak
Namun itu,
Tak semudah bincang kita di tiap akhir pekan bersamamu
Yang ditemani secangkir teh manis dan riuh bocah cucu-cucumu
Semuanya terasa kaku
Tiba-tiba terhenti
Tiba-tiba terhimpit
Tiba-tiba tersungkur
Dalam kubangan air mata
Dan wajahmu berlalu
meninggalkan jejak pilu di relungku
Ku terhenyak
Karena,
Ku tak lagi bisa
Menggamit jemarimu manja
Jemari kekar yang mengeriput dimakan usia
Ku tak lagi bisa
Bersandar pada bahumu yang ringkih dan papahmu yang tertatih
Kata-katamu bahkan terasa pelan menghanyutkan
Berkali-kali memintaku menjaga dua wanita terkasihmu
Dan aku terbata-bata mengiyakannya
Sambil sesekali ku usap rintik sendu dari sudut netramu
Jika rindu ini harus kuucap berkali-kali
Aku ingin melisankannya lewat serpihan doa di dalam sujud
Sujud yang dulu sering kau ajarkan padaku saat kecil dulu
Rindu yang tak pernah sedetik pun terlewatkan untukmu
Tapi kau pernah berbisik padaku
Rindumu pada Allah tiada jemu
Kini,
Lelaplah tidurmu dalam istirah panjang
Menggapai rindu pada sang Maha Rahman
Bapak,
Segala kenang akan selalu kusematkan
Dalam hiruk pikuk perjalanan menuju pulang
Kelak kita dipertemukan di keabadian
penuh cinta dan rindu yang kutabung tiap denting waktu.
Dan puisiku akan selalu ada untukmu
Rindu tak hanya dapat ditujukan kepada manusia, tetapi juga untuk Nabi Muhammad SAW. Puisi rindu Rasulullah ini bisa mewakili perasaan rindu yang kamu rasakan:
Karya: Taufik Ismail
Rindu kami padamu ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu ya Rasul
Serasa dikau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya surga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja
Wahai Nabi
Dari seluruh kehidupan yang terpampang di alam semesta
Engkaulah ciptaan sang Maha Kuasa yang paling sempurna dan mulia
Di dalam sanubari setiap raga
Ada harapan besar untuk berjumpa dengan kekasih Tuhan yang tercinta
Dikala islam agama terbaik dari Allah belum tiba
Rasa bangga akan maksiat dan dosa penuh dalam jiwa insan-insan pada masanya
Wahai Nabi
Dengan kesabaran dan ketulusan hatimu
Engkau mampu mengemban perintah dan amanah dari Rabbmu
Namun, meski cacian, makian, hinaan, sindiran, datang menerkamu
Tiada gentar-gentarnya dirimu dalam menyampaikan risalah keRasulanmu
Rela berjuang dan berkorban demi lurusnya akidah seluruh umatmu
Wahai Nabi
Cahayamu terpancarkan dalam ruang kegelapan
Menerangi setiap yang penuh dengan kebatilan
Merombak zaman kejahiliyahan menjadi zaman keislaman
Itulah tugas suci yang selalu engkau hiraukan
Wahai Nabi
Engkaulah uswatun hasanah yang berarti suri tauladan
Yang tidak pernah terlepas darimu keimanan dan juga ketakwaan
Senantiansa berdakwah dan beribadah tanpa pernah mengharap imbalan
Meskipun sudah terjamin ma’shum dari segala dosa dan kesalahan sebagaimana yang sudah Allah janjikan
Wahai Nabi
Dari semua keistimewaan yang terpatri dalam dirimu
Membuatku tak pernah lupa untuk bersholawat kepadamu
Selalu mengharapkan berkah dan ridho darimu
Aku rindu kepadamu wahai Muhammadku
Itulah kumpulan puisi tentang rindu yang penuh makna mendalam dan menyentuh hati. Semoga bermanfaat!
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: