Jumat, 17 NOVEMBER 2023 • 14:27 WIB

10 Puisi tentang Rumah dalam 2 dan 4 Bait, Menyentuh Hati!

Author

Puisi tentang rumah

INDOZONE.ID - Bagi sebagian orang, rumah mungkin tak hanya sekadar tempat pulang atau tinggal.

Bisa jadi, rumah memiliki makna lebih luas, yang bisa dituangkan ke dalam puisi.

Puisi yang mengangkat tentang rumah, dapat bermakna positif maupun negatif.

Indozone sudah merangkum kumpulan puisi singkat 2 bait dan panjang 4 bait tentang rumah, yang cocok untuk anak SD.

Puisi Pendek tentang Rumah

Rumah dalam puisi untuk anak SD

Tak perlu panjang-panjang, puisi tentang rumah untuk SD sebaiknya yang singkat dan pendek dalam 2 bait.

1. Rumah

Oleh: Miftah Royani

Di sini saya tumbuh dan belajar mengayuh
Dengan kasih sayang keluarga yang menyentuh
Meski tak selalu teduh
Tapi saya yakin cinta mereka selalu penuh
Hingga menjauhkan keluh meski dalam peluh
Terima kasih selalu merengkuh

2. Rumah Sang Ibu

Oleh: Indah Utami Rahayu

Istana tetaplah istana
Dalam manja irama menderu
Rengekan merindu kasih pilu
Rumah sang Ibu penuh haru

Istana bagi sang Ibu
Membuat Ibu tak bisa membisu
Dekap cinta coba membujuk
Sang Ibu diam anak merajuk

3. Rumah Murah

Uang
Berilah aku rumah
yang murah saja
yang cukup nyaman
Buat berteduh senja-senjaku
yang jendelanya hijau
Menganga seperti jendela mataku

4. Pada Sebuah Rumah

Pada sebuah rumah
yang menampung segala keluh kesah
Biarlah bait-bait menceritakan rancuhnya hati
Meski logika terus berkata
Bahwa konsekuensi berjuang adalah gagal

Saat ini mungkin ada baiknya kita sedikit merenungi
Nilai apa yang kita miliki dan hal apa yang kita pahami

Baca Juga: 12 Puisi Tema Kasih Sayang tentang Keluarga, Singkat Terbaik!

Puisi Panjang tentang Rumah

Rumah dalam puisi 4 bait

Puisi rumah 4 bait yang panjang dan penuh makna, bisa jadi pilihan terbaik untuk dibagikan ke media sosial.

5. Rumah

Setiap orang punya rumah
Jangkap dengan berbagai macam ruangan
Yang tertata laik di dalamnya
Ruang tamu; kamar tidur; dapur

Namun, tidak semua orang
Dapat menjelajah ke mana pun dan kapan pun
Sesuka hatinya, dengan bebas
Sekali pun menapaki teras hanya untuk singgah

Kini, barangkali
Kamu tidak lagi mengizinkanku
Untuk masuk ke rumahmu
Bahkan hanya berjalan melewati pagarnya
Dan barangkali, aku pun begitu.

Kita punya rumah sendiri
Sebuah batasan pribadi
Yang memungkinkan kita tetap bebas
Dalam tiap-tiap ruang yang kita buat

6. Rumah Rindu Damai

Oleh: Dinayuly Giovadi

Rindu adalah semboyan dinding kasihnya
Ada jendela cinta setia kita
Pintunya adalah janji kejujuran kita
Ruangan adalah cawan madu kita

Islam sebagai atapnya
Tanggung jawab menjadi pagar hijaunya
Saling kerja sama adalah komitmen kita
Ikatan sah adalah tali sucinya

Rezeki berkah dan saling mengerti menjadi tirainya
Rida Allah SWT dan restu orang tua adalah lentera penuntunnya
Hidup sederhana dan berkecukupan landasannya
Menuju mawadah, warahmah, dan sakinah adalah kebahagiaan kita

Selalu ceria dan terbuka sehari-harinya
Kuat dan tegar menghiasi taman bunga
Selalu ingin pulang ke rumah ikrar cintanya
Desa Damai gang Rindu itulah alamat cinta kami

7. Rumah Dunia

Oleh: Emha Ainun Najib

Kita bukan penduduk Bumi
Kita adalah penduduk surga
Kita tidak berasal dari Bumi
Tapi kita berasal dari surga
Maka carilah bekal untuk kembali ke rumah
Kembali ke kampung halaman

Dunia bukan rumah kita
Maka jangan cari kesenangan dunia
Kita hanya pejalan kaki dalam perjalanan kembali ke rumahNya

Bukankah mereka yang sedang dalam perjalanan pulang selalu mengingat rumahnya
dan mereka mencari buah tangan untuk kekasih hatinya yang menunggu di rumah?

Lantas
Apa yang kita bawa untuk penghuni rumah kita, Rabb yang mulia?
Dia hanya meminta amal saleh dan keimanan
serta rasa rindu padaNya yang menanti di rumah
Begitu beratkah memenuhi harapanNya?

Kita tidak berasal dari Bumi
Kita adalah penduduk surga
Rumah kita jauh lebih indah di sana
Kenikmatannya tiada terlukiskan
Dihuni oleh orang-orang yang mencintai kita
Ada istri salihah serta tetangga dan kerabat yang menyejukkan hati

Mereka rindu kehadiran kita
Setiap saat menatap menanti kedatangan kita
Mereka menanti kabar baik dari Malaikat Izrail
Kapan keluarga mereka akan pulang?
Ikutilah peta (Al-Quran) yang Allah titipkan sebagai pedoman perjalanan
Jangan sampai salah arah dan berbelok ke rumahnya iblis Laknatullah yaitu jalan ke Neraka Jahanam

Kita bukan penduduk Bumi
Kita penduduk surga
Bumi hanyalah dalam perjalanan
Kembalilah ke rumah

Puisi tentang Makna Rumah

Rumah dalam puisi

Jika ingin meresapi makna rumah yang sesungguhnya, bacalah puisi tentang rumah yang menyentuh hati.

8. Rumah?

Oleh: Aulia Kusumastuti

Ke mana mereka lalu lalang
Kepada apa mereka pulang

Rumah?

Yang berdiri megah dengan interior indah dan bunga-bunga merekah?

Rumah?
Yang reyot meleyot
Bocor di sana sini
Tikus kecoa berdansa haha hihi

Rumah?
Yang tanpa atap tapi selalu penuh harap
Yang kadang gelap tapi selalu hangat dengan dekap
Yang bukan hanya tempat berteduh tapi juga tempat mengeluh
Yang bukan hanya pelengkap di kolom alamat kartu identitas

Rumah
Tak selamanya berdinding
Kadang dia mampu berkata dan mencinta

Rumah
Adalah apa dan siapa
Yang selalu membuat kita
Ingin kembali dan kembali lagi padanya

Sudah kah kau bangun rumahmu sebagai rumah?

9. Rumah Hemat Energi

Rumah hemat energi
Tentunya hemat biaya juga
Tak butuh pendingin
Karena angin laut berhembus sepoi

Rumah hemat energi
Dinding bambu tembus angin
Di dalam pun terasa sejuk
Dinding tak berongga tapi tak rapat

Rumah hemat energi
Tanaman hijau mengelilingi
Rumah rindang sedap dipandang
Terasa nyaman untuk terlentang

Rumah hemat energi
Dari kemarin melotot tapi kosong
Tak butuh bertambah angka
Karena server lemot dan error

Rumah hemat energi
Ini tentang rumahku, rumahmu rumah kita
Usianya masih remaja
Tapi apa daya, terbungkuk-bungkuk bagai lansia

Tak kuasa menahan beban yang kian menumpuk
Kapasitas terbatas apa karena berhemat?
Tak kuat bersaing
dalam mutakhirnya era

Berminggu-minggu error melulu
Terdepak rumah mewah dengan kapasitas tak terbatas
Terhuyung-huyung setiap waktu
Tak berdaya melawan canggihnya peradaban

Ah, rumahku, rumahmu, rumah kita semua
Semoga segera mendapat perawatan intensif
Agar tidak terpuruk tak berdaya
Terhantam kerasnya persaingan

Rumah kita bersama
Semoga kuat menahan badai kemajuan
Tak tersingkir oleh kecanggihan server lain
Segera berbenah dan kuat bukan tersuruk bagai lansia

10. Yang Kau Sebut Rumah

Yang kau sebut rumah
Pagar lekuk besi atau susunan bahan berbatu, berpasir, bersemen dan berbata
Atau lagi sekadar deretan bilah kayu hingga bambu yang berbaris rapi pun tertata tinggi
Terhindar dari tatapan curiga semisal mata-mata tetangga?

Yang kau sebut rumah
Pintu majal kayu jati ukiran selera tempo dulu atau hiasan terali mozaik kaku
Atau lagi cuma lapisan kaca tembus pandang yang membentengi ruang tamu
Tak terbiar berdebu walau acapkali bisu

Yang kau sebut rumah
Kamar tidur yang dikuasai kasur, lemari pakaian, cermin dan meja rias
Atau lagi tempelan mesin pegantur suhu hingga televisi layar datar
Padahal malam nyaris tiap hari bersaksi hanya mendengar dengkuran sesekali

Yang kau sebut rumah
Gemercik air di kamar mandi pagi-pagi sekali, atau guyuran terburu pada raga yang tertipu matahari
Atau lagi tergesa memilih baju, memakai sepatu dan menjumput gantungan kunci pintu
Sekilas terdengar sapaan hambar basa basi mengiringi ucapan: Pulang jam berapa hari ini?

Yang kau sebut rumah
Dinding warna-warni dengan wangi yang sepi
Aroma merica, bawang putih, bawang merah, ketumbar hingga butiran garam dan sepaket penyedap rasa telah tersekat pasrah dalam lemari pendingin di dapur
Tertinggal gelas berampas kopi atau piring bersisa remah roti bakar dan telur dadar

Adakah yang kau sebut rumah
Berupa keinginan yang tak pernah selesai atau impian yang tak kunjung usai?


Itulah kumpulan puisi yang mengusung tema tentang rumah. Mana nih puisi yang paling kamu suka?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: