Sabtu, 17 FEBRUARI 2024 • 11:05 WIB

4 Penampilan Gesture yang Baik Dalam Publik Speaking

Author

Ilustrasi public speaking (pexels.com)  

INDOZONE.ID - Setiap pembicara pastinya ingin memberikan pesan yang mudah tersampikan terhadap audiensnya. 

Tak hanya soal berbicara saja, pembicara perlu memperhatikan aspek fisiknya atau perilakunya saat berada di podium. 

Pengaruh dari perilaku juga cukup besar menggapai efektivitas kelancaran dalam berbicara di depan audiens. 

 

Baca Juga: 4 Cara Melatih dan Mengatasi Ketakutan Saat Publik Speaking

Hal ini juga berdampak pada ikatan komunikatif si pembicara dengan audiens. Ikatan komunikatif merupakan perasaan yang nyambung atau paham antara pembicara dan audiens karena apa yang mereka pertanyakan telah terjawab dan terwakilkan oleh penyampaian pembicara. 

Berikut aspek perilaku yang harus dilakukan oleh pembicara kepada audiens:

1. Gesture 

Dalam public speaking sudah seharusnya melibatkan gerakan-gerakan seperti pada tangan, kepala, wajah dan bagian tubuh lainnya. Adanya gesture ini untuk memperkuat komunikasi kepada audiens agar lebih paham tentang apa yang disampaikan. Dengan adanya gesture tentunya akan mendapatkan perhatian lebih dari si pendengar. 

Secara umum, terdapat dua makna gesture yaitu gesture konvesional dan gesture alami. Gesture konvesiona yaitu gesture pada gerakan tubuh seperti wajah, tangan, kepala yang telah disepakati bersama dalam suatu masyarakat.

Misalnya ketika berteriak “Ayo maju” kita mengepalkan tangan kita dan mengentakkan ke atas. 

Sedangkan gesture alami yaitu ada empat macam, berikut penjelasannya:

- Locative gesture gerakan tubuh yang menunjukan suatu objek seperti “marilah kita melihat diri kita sendiri (sambil mengepal tangan kita di dada).” 

- Emphatic gesture, merupakan gerakan tubuh memberikan ide atau gagasan, misalnya “ayo kita berdoa, memohon kepada Tuhan ( mengangkat tangan dan jari-jari disatukan).” 

- Picturing Gesture yaitu gerakan tubuh memberikan gambaran, contohnya, “ Saat itu saya melihat harimau (sambil mengankat kedua tangan dan membentuk lingkaran).” 

2. Kontak Mata (Eye Contact) 

Cara yang kedua dengan cara eye contact, pembicara tidak boleh mengalihkan pandangannya kepada audiens ia harus berani untuk melihat kearah pendengar karena hal itu juga menunjang bahwa pembicara benar-benar menyampaikan informasi untuknya. 

Walaupun pandangan harus tertuju pada audiens bukan berarti hanya ke beberapa audiens saja tetapi ke seluruh pendengar karena akan merasa bahwa mereka juga dianggap ada. 

3. Posisi Tubuh (Body Position) 

Ketika pembicara menuju podium hal yang pelu diperhatikan yaitu berjalan menuju podium. Ia harus berjalan penuh percaya diri dan tidak tergesa-gesa. 

Selanjutnya ia harus menunjukkan posisi yang tegap lurus karena audiens akan menilai apakah ia orang tegas atau ragu-ragu. 

 

Baca Juga: Sosok Yusuke Kurosawa, Pemuda Jepang yang Berdemo Sendirian Melawan Genosida di Gaza

Pembicara juga harus terlihat elegan dalam memakai mikrofon, mengetahui jarak mikrofon dengan posisi mulutnya. Dan yang terakhir harus tau jarak antara dia dan audiens, tidak terlalu dekat tidak pula kejauhan. 

4. Penampilan 

Memperhatikan penampilan bagian terpenting dari public speaking, karena kita harus mengetahui apa yang kita kenakan harus sesuai dengan tema acara tersebut. 

Seperti acara formal kita harus menyesuaikan dengan pakain seperti jas, baju kemeja dan pakaian formal lainnya. 

Saat kita berada di topik ceramah kita harus menggunakan pakain seperti muslimah atau dan itu melupakan pesan yang harus disampaikan. 

Terakhir yang perlu diperhatikan adalah warna pakaian seperti pada forum formal  yang kita kenakan baiknya berwarna hitam, abu-abu, putih atau biru, sedangkan warna yang mencolok cocok digunakan diacara informal, seperti pesta ulang tahun. 

Nah itu dia tadi gesture yang harus anda perhatikan ketika berbicara di depan publik.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Buku Karya Aba Mehmed Agha