Kamis, 02 MEI 2024 • 16:00 WIB

5 Adab Menagih Utang dalam Islam yang Wajib Diketahui!

Author

Ilustrasi perhitungan utang

INDOZONE.ID - Dalam Islam, menjalin hubungan yang baik antara sesama individu adalah penting, termasuk dalam urusan pinjam-meminjam.

Menagih utang merupakan salah satu situasi yang bisa memicu ketegangan, jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya tentang adab dan cara yang baik dalam menagih utang, sehingga kedua belah pihak dapat mempertahankan hubungan yang harmonis.

Baca Juga: Cara Menagih Utang Lewat WA dengan Bahasa Halus dan Sopan

Islam menekankan pentingnya memenuhi kewajiban dan janji. Rasulullah SAW bersabda bahwa seorang Muslim adalah orang yang menepati janjinya.

Dalam konteks utang piutang, ini berarti bahwa pihak yang berutang harus mengembalikan apa yang telah dipinjamnya, sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan.

Sebaliknya, bagi yang menagih utang, Islam mengajarkan untuk melakukan dengan cara yang penuh kelembutan dan kesabaran.

Adab Menagih Hutang dalam Islam 

1. Menagih dengan Baik dan Sopan

Hal utama yang harus diperhatikan adalah cara menagih utang. Hindari menggunakan kata-kata kasar, ancaman, atau intimidasi.

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menuntut haknya, hendaklah dia menuntut dengan cara yang baik, baik pada orang yang mau menunaikannya ataupun enggan menunaikannya." (HR. Ibnu Majah).

2. Memilih Waktu dan Tempat yang Tepat

Ketika ingin menagih utang, pilihlah waktu dan tempat yang tepat yang tidak membuat pihak yang berutang merasa malu atau tertekan.

Menjaga perasaan dan kehormatan orang lain adalah prinsip penting dalam Islam.

3. Menghindari Sikap Kasar

Saat menagih utang, kita harus menghindari sikap kasar atau kata-kata yang dapat menyakiti perasaan orang lain.

Baca Juga: Cara Membayar Fidyah atau Utang Puasa Ramadhan, Simak Persyaratannya!

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu berbicara dengan kata-kata yang baik, dan menghindari perilaku yang dapat merusak hubungan antar manusia.

4. Menagih saat Jatuh Tempo

Utang sebaiknya ditagih pada saat jatuh tempo atau setelahnya.

Tidak dianjurkan bagi pemberi utang untuk menagihnya sebelum waktu yang telah dijanjikan.

Hal ini untuk menjaga kepercayaan dan rasa hormat antara kedua pihak.

5. Memahami Kemampuan Pemberi Utang

Pemberi utang dianjurkan untuk memahami kemampuan pemberi utang dalam melunasi utangnya.

Jika pemberi utang sedang mengalami kesulitan keuangan, pemberi utang dapat memberikan kelonggaran waktu. 

6. Menjaga Kerahasiaan

Pemberi utang tidak boleh menyebarkan informasi tentang utang kepada pihak lain, tanpa persetujuan pemberi utang. Hal ini untuk menjaga privasi dan kehormatan pemberi utang.

Menagih utang memang tidak selalu mudah, namun dengan menerapkan adab dan etika yang tepat, proses penagihan utang dapat dilakukan dengan lebih lancar dan menjaga hubungan baik antara pemberi dan penerima utang.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Berbagai Sumber