INDOZONE.ID - Sejumlah video berdurasi antara 9-43 detik tersebar di sejumlah grup whatsapp. Menunjukkan seorang anak perempuan berusia 9 tahun bernama Nadia, ditandu menggunakan sebatang bambu dan sarung.
Anak perempuan warga Dusun Zeelandia Afdeling Manggungan RT 8 RW 5 Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember itu mengeluh sakit pasca melakukan operasi usus buntu di RS Djatiroto, Lumajang.
Anak perempuan tersebut ditandu bapaknya Heri (58) bersama seorang tetangganya berjalan sejauh kurang lebih 1 Km, dengan tandu dari batang bambu dan sarung itu.
Untuk membawa putrinya kembali mendapat perawatan di rumah sakit tempat sebelumnya melakukan operasi.
Baca Juga: Bapak Kos di Semarang Viral Usai Ketahuan Memakan Daging Kucing Untuk Alasan Mengobati Diabetes
Salah seorang tetangga anak perempuan malang itu, M. Sholeh (40) mengatakan jika upaya membawa dengan tandu darurat itu. Karena sulitnya kendaraan mobil ambulans untuk menuju rumahnya.
"Nadia terpaksa di tandu (dengan Batang Bambu dan Sarung), karena akses jalan yang berbatu. Jalanan di tempat kami, gak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih. Nadia mengeluh sakit kembali di perutnya, pasca di operasi di rumah sakit. Jadi mau dibawa lagi ke rumah sakit untuk periksa," kata Sholeh saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (9/8/2024).
Terkait upaya membawa anak perempuan itu dengan tandu sederhana. Karena Nadia mengeluh sakit pada bagian perutnya.
"Jadi bapaknya gak tega, kasihan anaknya sakit di perut. Mau naik motor bisa sih, tapi karena jalanan berbatu kan goyang-goyang. Jadi alternatif satu-satunya ditandu itu. Nadia ditandu itu dibawa ke RS Djatiroto, karena wilayah kami berbatasan dan lebih dekat dengan Lumajang," ujarnya.
Baca Juga: Viral Nenek Penuh Semangat Dukung Cucunya di Turnamen Sepak Bola, Netizen: Nenekku Pahlawanku
"Setelah sampai di jalan yang mudah diakses, Nadia selanjutnya dibawa pakai mobil ambulans untuk selanjutnya diantar ke RS Djatiroto," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kramat Sukoharjo Dwi Siswanto juga membenarkan terkait akses jalan yang sulit diakses oleh kendaraan roda empat itu.
Kata Dwi, sulitnya akses jalan itu karena jalanan berbatu dan wilayahnya masuk Perhutani.
"Ada akses jalan ya berbatu itu. Cuman ya gitu, karena ini kan penduduk yang masuk wilayah kebun (hutan). Jadi pihak desa tidak bisa membangun (perbaikan jalan). Karena wilayah sini Tanah HGU milik Perhutani," ujar Dwi.
"Dengan kondisi dan statusnya HGU, sampai sekarang belum tersentuh perbaikan jalan. Saya sudah bolak balik meminta kepada Bupati Jember Pak Hendy Siswanto, tapi selalu tidak ada respon. Terus saya harus meminta bantuan ke siapa mas," imbuhnya.
Terkait akses jalan berbatu itu, kata Dwi, diketahui panjangnya kurang lebih 2 Km.
"Kalaupun ada yang menuju ke desa sini, harus pakai mobil offroad karena berbatu dan bentuknya curam. Pihak desa untuk warga, membantu untuk aliran listrik. Bagi Puluhan KK (Kepala Keluarga), yang ada di wilayah kebun (hutan) itu," tandasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan