Senin, 19 AGUSTUS 2024 • 13:40 WIB

Buntut Dokter Muda Diperkosa dan Dibunuh, Layanan Darurat di India Terancam Dihentikan

Author

Aksi mogok kerja dilakukan oleh seluruh dokter di India setelah rekan sejawatnya dibunuh dan diperkosa puluhan pria. (REUTERS / Priyanshu Singh)

INDOZONE.ID - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter muda di Kolkata, India, telah mengguncang dunia medis dan masyarakat luas dan berbuntut dengan ancaman dari para dokter akan menghentikan layanan darurat.

Peristiwa tragis ini memicu gelombang protes dan aksi mogok di seluruh negeri selama seminggu lebih, menunjukkan keprihatinan pada tenaga medis, terutama perempuan. Berikut beberapa fakta diantaranya.

Latar Belakang Insiden Tragis

dr. Moumitha Debnath, seorang dokter yang meninggal di rumah sakit tempat ia bekerja karena dibunuh dan diperkosa belasan pria hingga ditemukan 150ml air mani di tubuhnya. (X/Twitter (

Dokter junior di berbagai rumah sakit di India melakukan aksi mogok pada hari Minggu,18 Agustus 2024, sebagai bentuk protes atas pemerkosaan dan pembunuhan brutal rekan mereka.

Aksi mogok yang berlangsung selama 24 jam ini diprakarsai oleh Asosiasi Medis India (IMA), meskipun aksi mogok tersebut telah resmi berakhir pada Minggu pagi.

Kejadian ini terjadi pada 9 Agustus 2024, ketika seorang dokter pascasarjana berusia 31 tahun bernama Moumita Debnath, yang sedang menempuh pendidikan di bidang kedokteran paru-paru, ditemukan tewas di rumah sakit R G Kar yang bersejarah di Kolkata.

Kasus ini segera memicu kemarahan nasional dan menyulut protes dari komunitas medis di seluruh negeri.

Meskipun aksi mogok yang diorganisir oleh asosiasi dokter terbesar di India telah berakhir, para dokter masih mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas dalam melindungi mereka.

Baca Juga: Viral, Dokter India Diperkosa Puluhan Pria hingga Ditemukan 150ml Air Mani di Tubuhnya

Reaksi dan Protes Nasional

Pawai lilin sebagai bentuk reaksi atas aksi protes penolakan untuk menangani pasien non-darurat terjadi di berbagai wilayah India. (REUTERS / Priyanshu Singh)

Protes dalam bentuk pawai lilin dan penolakan untuk menangani pasien non-darurat terjadi di berbagai wilayah India.

Para aktivis perempuan menyatakan bahwa insiden ini menunjukkan betapa rentannya perempuan di India, meskipun telah ada undang-undang yang lebih keras pasca insiden pemerkosaan di Delhi pada tahun 2012.

Ayah korban, yang identitasnya dirahasiakan sesuai dengan hukum India, menyatakan rasa kehilangan yang mendalam tetapi juga kekuatan yang didapatnya dari dukungan para dokter yang beraksi. Ia berharap perjuangan ini akan membawa perubahan positif dan keadilan bagi anaknya.

Baca Juga: Pria di India Gali Sumur Sendiri Selama 40 Hari Usai Istrinya Dihina Kasta yang Lebih Tinggi Saat Minta Air

Langkah-langkah Pemerintah dan Tuntutan Dokter

Aksi protes oleh seluruh dokter di India. (REUTERS / Priyanshu Singh)

Pemerintah India telah berusaha meredam situasi dengan meminta para dokter untuk kembali bekerja guna menangani peningkatan kasus demam berdarah dan malaria. Selain itu, komite khusus telah dibentuk untuk menyusun rekomendasi terkait peningkatan keamanan bagi tenaga kesehatan.

Namun, Asosiasi Medis India mendesak Perdana Menteri Narendra Modi untuk campur tangan secara langsung, mengingat sebagian besar dokter di India adalah perempuan. Mereka menuntut agar protokol keamanan di rumah sakit ditingkatkan, setara dengan standar keamanan di bandara.

Ancaman Penghentian Layanan Darurat

Aksi protes para dokter di India dengan ancaman penutupan layanan darurat apabila pemerintah tidak segera mengambil tindakan untuk melindungi mereka. (REUTERS / Priyanshu Singh)

Meskipun sebagian besar dokter telah kembali bekerja, mereka memberikan peringatan keras bahwa layanan darurat dapat dihentikan jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan untuk melindungi mereka.

Dokter-dokter muda di Bhubaneswar dan beberapa wilayah lain masih melanjutkan aksi protes mereka, menuntut penangkapan pelaku dan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini.

Penutupan Aksi Mogok di Kolkata

Penutupan aksi protes oleh para dokter di Kolkata, India. (REUTERS / Priyanshu Singh)

Di Kolkata, rumah sakit R G Kar menjadi pusat protes yang terus berlangsung selama lebih dari seminggu. Untuk mencegah kekacauan lebih lanjut, pihak kepolisian melarang pertemuan massa di sekitar rumah sakit dan menempatkan petugas dengan perlengkapan anti huru-hara.

Pada Minggu 18 Agustus 2024, suasana di lokasi protes tampak sepi karena hujan yang turun, namun semangat para dokter untuk mendapatkan keadilan tetap membara.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Channelnewsasia.com