INDOZONE.ID - Perayaan Halloween semakin terkenal di Indonesia. Namun, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia memiliki nilai-nilai dan norma yang berakar pada ajaran Islam.
Oleh karena itu, penting untuk memahami pandangan Islam mengenai perayaan Halloween yang tidak berasal dari tradisi Islam.
Apakah perayaan ini sejalan dengan ajaran Islam, atau sebaiknya dihindari?
Asal Usul Halloween
Halloween berasal dari perayaan Samhain pada bangsa Celtic kuno, yang diyakini sebagai perayaan antara dunia manusia dan dunia roh.
Baca Juga: 50 Quotes Kata-Kata Halloween Bahasa Inggris, Cocok untuk Caption!
Festival ini dirayakan oleh bangsa Celtic di Eropa Utara, termasuk Irlandia dan Skotlandia. Perayaan ini kemudian mengalami akulturasi dengan tradisi Kristen dan berkembang menjadi perayaan Halloween yang kita kenal sekarang.
Pandangan Islam tentang Halloween
Dalam Islam, semua aktivitas yang mengandung unsur kesyirikan dianggap bertentangan dengan akidah Islam.
Oleh karena itu, merayakan Halloween dapat dilihat sebagai bentuk keterlibatan dalam tradisi yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip agama islam.
Salah satu dasar utama larangan bagi umat Islam untuk merayakan Halloween adalah tasyabbuh, yaitu larangan menyerupai atau meniru-niru kebiasaan agama lain.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut."
(HR. Abu Dawud)
Pandangan Ulama
Mayoritas ulama berpendapat bahwa merayakan Halloween hukumnya haram bagi umat Islam. Karena perayaan Halloween mengandung unsur-unsur syirik dan bid'ah yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
Di dalam Islam, perayaan yang diakui hanya terbatas pada Idul Fitri dan Idul Adha, sementara perayaan lainnya tidak termasuk dalam ajaran agama.
Baca Juga: Berkostum Kepala Buntung di Hari Halloween, Bocah Ini Bikin Orang Ketakutan
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk berpegang teguh pada ajaran agama dan menghindari segala sesuatu yang dapat menjauhkan kita dari Allah SWT.
Merayakan Halloween, dengan segala simbolisme dan praktiknya, dapat dianggap sebagai bentuk mengikuti budaya non-muslim dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: NU Online