INDOZONE.ID - Kopi luwak sudah lama dikenal sebagai salah satu kopi termahal di dunia. Bahkan harganya bisa mencapai Rp1,5 juta atau atau $100 per cangkir.
Proses produksi yang melibatkan hewan luwak ini, membuat kopi tersebut punya aroma dan rasa unik. Lalu, proses produksinya pun memakan biaya tinggi serta waktu yang tidak singkat.
Sebab, proses pembuatan biji kopi luwak alami yang menggunakan hewan, harus melewati berbagai tahapan. Mulai dari pemberikan makan buah kopi berwarna merah kepada luwak. Lalu luwak menghasilkan fases, hingga proses pembersihan dan pembakaran fases luwak tadi menjadi biji kopi yang khas.
Namun kini, sudah ada inovasi baru yang menawarkan rasa kopi luwak, tanpa harus menggunakan hewan luwak itu. Inovasi ini dilakukan melakukan proses fermentasi mikroba.
“Sama banget prosesnya kayak fermentasi singkong jadi tape. Tapi kalau ini fermentasi biji kopi biasa, jadi biji kopi rasa luwak,” ucap Science Communicator yang bergerak pada ekosistem STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), Ifatul Khasanah, dikutip dari akun Instagram pribadinya.
Ifa mengatakan, inovasi itu dikembangkan oleh dosen sekaligus tim peneliti dari Mikrobiologi ITB. Mereka menemukan cara untuk mereplikasi rasa khas kopi luwak melalui proses fermentasi mikroba, yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Baca Juga: 45 Ide Nama Brand Kopi Bubuk Unik dan Menarik untuk Usaha
Proses Fermentasi Kopi Ala Luwak
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisis mikroba yang terdapat dalam pencernaan hewan luwak. Mikroba inilah yang berperan penting dalam menghasilkan rasa khas kopi luwak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, mereka menemukan formula bubuk mirkoba yang dapat diaplikasikan langsung pada biji kopi. Sehingga, menciptakan rasa serta aroma mirip kopi luwak. Berikut prosesnya!
1. Bubuk mirkoba dicampurkan dengan air hingga larut;
2. Larutan ini disemprotkan pada buah kopi segar, lalu diamkan selama kurang lebih 24 jam;
3. Setelah 24 jam ferementasi, biji kopi dijemur, dikupas, dan dipanggang;
4. Kemudian jadilah biji kopi spesial dengan cita rasa yang mirip dengan kopi luwak.
“Bahkan, cara ini juga dipakai lho, sama juara (barista) dunia, mas Mikael Jasin,” kata Ifa.
Dampak Positif dari Inovasi dengan Fermentasi Luwak
Rupanya, proses fermentasi biji kopi menjadi mirip kopi luwak, memberikan banyak dampak positif. Terlebih, bagi mereka yang bergerak di industri kopi ini.
Apa saja dampak yang dihasilkan? Simak ulasan singkatnya, dikutip dari situs Aman Kuba Coffee.
1. Dapat Diproduksi Massal
Inovasi yang dihasilkan tersebut, membuat kopi luwak bisa diproduksi secara massal, tanpa harus menunggu proses pencernaan hewan luwak itu sendiri.
Selain itu, inovasi ini juga menjadi solusi terhadap kelangkaan dan harga kopi luwak yang mahal. Sehingga, ketersediaan di pasar bisa memenuhi kebutuhan produsen, untuk memproduksi kopi luwak.
Baca Juga: 35 Nama Warung Kopi Lucu yang Dijamin Bikin Ketawa
2. Harga Komoditas yang Terjangkau
Tentu saja, inovasi yang ditemukan dengan proses ferementasi luwak ini, bisa menghemat biaya produksi, dibandingkan dengan proses alaminya. Hal ini, tentu saja membuat harga komoditas di pasaran menjadi lebih terjangkau.
Sehingga, para pecinta kopi yang ingin merasakan kopi luwak, bisa menikmatinya tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Meskipun tentu saja, ada sedikit perbedaan antara meminum kopi luwak asli dengan hasil fermentasi.
3. Kualitas Produk Terkontrol
Proses produksi kopi yang tanpa melibatkan hewan luwak, tentu saja jadi mudah terkontrol. Proses ini menggunakan teknologi canggih tanpa harus melalui pencernaan luwak.
Tentu saja, proses ini membuat kopi luwak fermentasi lebih higienis, dan terbebas dari bakteri kotoran hewan luwak.
4. Menjaga Populasi Hewan Luwak
Inovasi ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi produsen kopi, tapi juga terhadap kelestarian hewan luwak. Terlebih, kelestarian hewan luwak di habitat asli, membuat populasinya di alam tetap terjaga.
Terjaganya kelestarian luwak, dapat memberikan dampak terhadap keseimbangan ekosistem alam. Sehingga luwak pun tidak harus selalu dipaksa memakan buah kopi, tapi bisa mengonsumsi makanan lainnya.
Itulah beberapa penjelasan terkait hasil proses fermentasi biji kopi luwak yang bisa dinikmati dengan harga terjangkau. Selain itu, inovasi ini juga memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi produsen kopim tapi juga kelangsungan ekosistem luwak.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram/ifasaan, Aman Kuba Coffee