INDOZONE.ID - Penyelamatan alam melalui kegiatan penanaman bibit bambu diinisiasi PT Jejakin, Sekolah Alam Penanggungan dan komunitas Jaga Semesta berlangsung di jalur pendakian Gunung Penanggungan via Genting, Dusun Genting, Desa Wotanmas Jedong, Mojokerto, Jawa Timut, Minggu (26/1/2025).
Sebanyak 450 bibit bambu didatangkan dari, Claket, Pacet, Mojokerto, dengan cara membeli seharga Rp 5000 per batang ke ibu-ibu di desa Claket dan ditanam di area mata air yang terletak di kaki Gunung Penanggungan.
Acara ini melibatkan ratusan masyarakat setempat, relawan dari berbagai daerah seperti Jombang, Mojokerto, Nganjuk dan Jakarta.
Baca Juga: Ajaib! Ada Mata Air Bersuhu Panas Saat Pagi, Dijual Rp1000 Per Galon: Pembelinya Bejubel!
Founder Jagat semesta, Vanita mengatakan, pemilihan tempat penanaman di Gunung Penanggungan via Genting karena ada satu mata air yang digunakan oleh beberapa dusun.
"Waktu itu hampir di beberapa dusun mengeluh akibat kurangnya air yang dikonsumsi oleh warga. Sehingga kami mengajak masyarakat untuk merawat apa yang sudah ada dibandingkan harus melakukan pengeboran membutuhkan biaya besar," ucapnya.
Sahlan Junaedi, pembimbing dalam kegiatan ini menjelaskan, bambu dipilih karena memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia.
“Bambu adalah tanaman yang menghidupi kita, dari kita lahir sampai kita mati. Sebelum penanaman dimulai, kami menjelaskan fungsi bambu kepada seluruh peserta di basecamp pendakian via Genting,” terangnya.
Menurutnya, bambu berfungsi memperkuat tanah sehingga dapat mencegah longsor. Selain itu, bambu juga memiliki kemampuan meningkatkan debit air pada mata air, menjadikannya pilihan ideal untuk penanaman di daerah tersebut.
Sementara itu, Sagu, salah satu warga Dusun Wotanmas menambahkan, bibit bambu ditanam di sekitar dua mata air yang ada di wilayah tersebut. Mata air ini menjadi sumber kehidupan bagi beberapa desa seperti Desa Wotanmas Jedong, dan Desa Manduro.
Baca Juga: Keturunan Raja Sibegulaos Perbaiki Sumber Mata Air Berusia Ratusan Tahun di Humbahas
“Mata air di kaki Gunung Penanggungan mengaliri beberapa desa di sekitarnya, memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” imbuhnya.
Selain kegiatan penanaman, PT Jejakin juga melakukan pengecekan kelembaban udara dan unsur tanah di lokasi penanaman menggunakan aplikasi SAS.
Abas selaku dari tim Jejakin yang melakukan pengecekan berharap pengecekan unsur tanah dan kondisi udara dapat mendukung keberlanjutan program penghijauan di daerah tersebut.
“Hasil dari pengukuran dengan menggunakan aplikasi SAS yang kita lakukan tadi kalau pengecekan unsur tanah ada tiga, kelembaban tanah mencapai angka normal yakni 56,0 Percent , suhu tanah menyentuh angka 20,8 Celcius yang artinya normal, dan Ph tanah 6,4. Sedangkan pengukuran kelembaban udara meliputi suhu udara , oksigen mencapai angka 20,7 Persen yang artinya normal dan karbon dioksida menyentuh angka 678," jelasnya.
Penampilan mengaji wayang yang dilakukan oleh Ki Dharsono dalang asal Jawa Tengah sebagai bentuk rangkaian penutup acara dalam kegiatan penyelamatan alam di dusun Genting Mojokerto.
Penampilan dalang Ki Dharsono yang membahas mengenai pentingnya menjaga lingkungan alam bagi masa depan dan memberikan semangat kepada anak-anak dusun Genting untuk bisa mewujudkan cita-citanya.
“Aktivitas pagelaran wayang sederhana mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan menanyakan cita-citanya nanti ingin menjadi apa, menyemangati mereka agar semangat belajar membangun dan menjaga desa dengan melindungi hutan di desa Wotanmas Jedong," ucap Ki Dharsono.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan