Kamis, 03 APRIL 2025 • 16:33 WIB

Bagaimana Lumpur Lapindo Mempengaruhi Ekosistem di Sidoarjo?

Author

Ilustrasi lumpur lapindo (ANTARA)

INDOZONE.ID - Lumpur Lapindo, atau yang biasa disebut Lumpur Sidoarjo, mulai keluar tanggal 29 Mei 2006 gara-gara ledakan pas pengeboran sumur gas pake bor hidrolik. Lumpur panas yang terus-terusan nyembur dari dalam bumi bikin rusuh lingkungan dan kehidupan warga sekitar.

Salah satu yang paling kena imbasnya ya ekosistem di Sidoarjo, mulai dari tanah, air, sampai flora-fauna juga kena.

Lumpur yang ngalir terus ini nutupin lahan pertanian sama hutan di sekitar daerah yang kena. Tanah yang ketutup lumpur jadi gersang, nggak bisa subur lagi gara-gara zat kimia yang ada di dalamnya.

Akibatnya, hasil pertanian anjlok, dan pemandangan alami yang tadinya asri jadi berubah total.

Pencemaran air juga jadi masalah besar gara-gara semburan Lumpur Lapindo. Lumpur yang ngandung zat kimia bahaya bisa masuk ke air tanah, bikin sumber air bersih yang dipake warga jadi tercemar.

Selain itu, lumpur yang masuk ke sungai dan saluran air bikin banyak ikan mati, populasi hewan air berkurang, dan ekosistem perairan jadi kacau balau. Dalam jangka panjang, pencemaran ini bikin lingkungan makin susah buat balik kayak dulu.

Baca Juga: Dibuat dari Lumpur Lapindo, Keramik Boyolali Jadi Souvenir Presiden hingga Diburu Dunia

Hewan-hewan liar juga kena getahnya. Banyak satwa kehilangan tempat tinggalnya karena daerah mereka ketutup lumpur. Vegetasi yang ilang juga bikin makanan buat hewan makin susah didapetin. Beberapa spesies harus pindah atau malah makin langka.

Rantai makanan pun berantakan, efeknya ke seluruh ekosistem di sana.

Selain itu, Lumpur Lapindo juga bikin perubahan di iklim sekitar. Permukaan lumpur yang luas ngefek ke kelembaban udara dan suhu. Perubahan ini bisa bikin pola hujan kacau dan cuaca nggak stabil, makin nyusahin proses pemulihan ekosistem di sana.

Buat benerin kondisi ini, harus ada usaha nyata buat balikin ekosistem yang udah rusak. Reklamasi lahan pake nanem lagi tanaman yang cocok di daerah terdampak jadi langkah awal yang harus dikerjain.

Tanahnya juga harus diperbaiki pake bahan organik biar bisa subur lagi. Pengelolaan air juga penting, misalnya pake sistem penyaringan limbah yang oke dan drainase yang bagus supaya lumpur nggak nyebar lebih jauh.

Baca Juga: Gadis Asal Sidoarjo Panik Terkunci dalam Kamar Kos saat Bangun Sahur, Gercep Minta Tolong Damkar

Konservasi satwa juga harus dijalanin. Program buat ngejaga spesies yang kena dampak serta balikin daerah yang bisa dipake buat habitat baru harus terus dilakuin biar lingkungan tetap seimbang. Pemerintah, ilmuwan, sama warga harus kerja sama biar proses pemulihan ekosistem yang udah rusak bisa lebih cepet.

Dampak Lumpur Lapindo ke ekosistem di Sidoarjo gede banget dan butuh waktu lama buat bener-bener pulih. Makanya, usaha buat benerin dan ngejaga lingkungan harus jalan terus supaya ekosistem di sana bisa balik normal lagi dan bencana kayak gini nggak kejadian lagi di masa depan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Fib.unair.ac.id