INDOZONE.ID - Bullying atau perundungan bisa dicegah dengan memberikan edukasi melalui puisi.
Puisi yang berisi kata-kata penyemangat, mampu membangkitkan kepercayaan diri korban bullying.
Sedangkan puisi dengan kalimat pengingat, juga bisa menyadarkan pelaku agar stop melakukan bullying.
INDOZONE sudah merangkum kumpulan puisi pendek dan panjang tentang bullying dan stop perundungan, singkat!
Puisi Pendek tentang Bullying
Untuk memahami makna perundungan secara sederhana, coba deh baca puisi tentang bullying yang singkat dan pendek berikut ini:
1. Bullying
Gertakan yang selalu terjadi
Perlawanan yang tak berarti
Tatapan yang merasa jijik
Gelak tawa tanda tak peduli
Sudut ruangan yang menjadi inti
Hantaman keras dari meja dan kursi
Penglihatan yang terombang-ambing
Adakah seseorang yang bisa kunanti
Seseorang yang bisa
Menyelamatkan diri ini
2. Ke Mana Aku Harus Mengadu?
Oleh: Adit Tya Pratama
Memang rupa dan badanku
Tidak sama seperti mereka
Tetapi mengapa selalu menginjak-nginjak harga diriku
Di depan semua teman-temanku
Andai mereka tahu ini derita untukku
Ingin berteriak namun semua seakan tuli semata
Di mana hari yang indah untukku?
Jika setiap hari menahan sesak di dada
Sadarkah dirimu itu?
Janganlah sering membully orang
Belum tentu dirimu itu indah di mata Tuhan
3. Bully Oh Bully
Oleh: Muhammad Bintang Rizky
Oh bully
Kebiasaan jelek yang sering terjadi
Pada anak yang tak disukai
Oleh semua anak yang iri
Bully lagi
Sering terjadi setiap hari
Kebiasaan siswa masa kini
Tak pandang bulu siapapun jadi
Bully terus-menerus terjadi
Jadi jangan melukai hati teman sendiri
Karena bully merugikan diri sendiri
Berhenti membully teman sendiri
Baca Juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Bullying dengan Sebatas Bercanda
Puisi Panjang Mengenai Bullying
Agar bisa menyadarkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar, kamu bisa meresapi puisi stop bullying yang ada di bawah ini:
4. Bully Bukan Solusi
Oleh: Davian Alif Pratama
Kawan,
Jangan kata-katamu laksana api
Jangan pula seperti belati
Alangkah indah kalau ucapmu
Seperti melati berseri di pagi hari
Jangan lukai hati
Kawan dan sahabatmu sendiri
Luka badan mudah diobati
Luka hati terbawa mati
Di mana rasamu, sahabatku?
Ejekan dan acuhan
Kenapa selalu kau lontarkan
Tak hiraukan hati dan perasaan
Teman yang harusnya kau pedulikan
Tebarkan kedamaian
Dan persaudaraan
Hanya dengan itu
Harmoni akan terwujud
5. Jeritan Hati Orang yang Terbully
Oleh: Dimas Rendi Saputra
Satu kata berjuta luka
Satu kata menyayat hati
Dan satu kata
Membuat depresi
Sakit hati sudah biasa
Sedih pun sudah kurasa
Jagalah kata-katamu
Sebelum kau berucap
Karena sebuah luka
Tidak akan sembuh
Hanya dengan kata maaf
Jadilah dirimu
Seperti rumput
Jika dipijak tetap kuat
Dan jika dicabut
Tetap tumbuh
6. Bayangan Perundungan
Oleh: Alinda Rahmawati
Mendung hitam bergelayut di langit
Hatiku menangis
Hatiku berdarah
Saat aku tiba di depan kelas
Kata bully yang begitu menyakitkan
Kata yang melukai sanubari
Tidaklah kau mengetahui
Hina ejekan
Kau jadikan itu hiburan
Kau jadikan itu pertunjukan
Kamu ingin membuat hatimu tertawa
Membuat hatimu bahagia
Lihatlah dia
Dia begitu tersiksa dan teraniaya
Begitu sakit hati dan tak berdaya
Kapan kau menyadari
Ingat karma berlaku untukmu
7. Terima Kasih Luka
Terima kasih untuk semua orang yang bersamaku
Mengisi kisah masa lalu yang sangat pilu
Tenang, saat ini aku sudah berdamai dengan diriku sendiri
Kamu tidak perlu khawatir tentang itu
Aku sudah berhasil melupakan masa-masa itu
Dan jujur orang yang pertama aku salahi pada saat itu adalah diriku sendiri
Aku yang terlalu berekspektasi tinggi kepada semua orang
Itu salahku yang paling besar
Dulu aku menganggap kalian adalah orang yang selalu bersamaku
Tetapi waktu yang membuktikan kalau sebenarnya
Kalian adalah orang yang paling menyakitkan di hidupku
Aku kecewa dengan diriku sendiri
Maaf aku tidak sekuat itu
8. Stop Membully
Oleh: Nur Aini
Tidakkah kau letih mengotori mulutmu
Menghinaku hingga berdarah-darah
Tidakkah kau lelah memakai tangan
Jari-jari lentik dan indah itu
Untuk memberikan tanda pada tubuhku
Diriku terlalu sering
Merasakan pahitnya dunia
Tetapi mengapa
Harus aku jadi korbannya
Teriakan mulutmu terlalu tajam
Hingga dapat menusuk hatiku
Kata maafmu terlalu sedikit
Untuk dapat membalas dendamku
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Bullying saat Kecil Bikin Trauma Mental
Puisi Menyentuh Hati tentang Bullying
Puisi bullying dengan kata-kata yang menyentuh hati mampu mengingatkan kamu untuk menghargai orang lain dan menjaga kepercayaan diri sendiri.
9. Jangan Rundung Aku
Oleh: Ilham Hasibuan
Tajam
Tajamnya melebihi silet
Runcing
Runcingnya melebihi jarum
Ya itu adalah dirimu
Diam
Tapi menangis
Meraung
Dan meratap
Berbentuk
Tapi hancur berkeping-keping
Ya itu adalah diriku
Ya aku memang miskin
Aku melarat
Aku derita
Ya kudilahirkan dari rahim yang susah tanpa seorang ayah
Sedangkan kau
Kau dan kau
Merenteng mobil mewah
Megah rumahmu
Berlimpah ruah hartamu
Tapi tidak dengan aku
Karena itu
Kau rundung aku
Anak miskin anak miskin anak miskin
Karena itu kau rundung aku
Anak yatim anak yatim anak yatim
Meleleh air mataku
Hancur berkeping-keping hatiku
Sadarkah kau membunuh sesamamu
Kalimat tak pantas kau utarakan
Karena kau hilang senyumku
Karena kau sepi ragaku
Karena kau mati hatiku
Tolong jangan rundung aku
Jangan rundung aku
10. Sebuah Pesan Bagi Para Pembully
Oleh: Adhiatma Putra
Kepada manusia sialan yang lahirnya tidak pernah diinginkan
Apa kau ingin ikut jejak langkahku
Yang kini tidak lagi menapak bumi
Dari aku yang mati muda
Bukan perang membela negara
Bukan pula membela marwah keluarga
Apalagi syahid di jalan Tuhannya
Doa mama dan papa tidak mampu meniup panas apinya
Sebuah rasa sakit dan pedih
Yang tak pernah terbayangkan sebelumnya
Ketika seorang kawan sebaya
Menancapkan ujung besi tua
Karatnya menembus dada
Kepala dan mata
Bermandi darah
Berlinang air mata
Dari aku yang mati muda
Tak pernah kusangka seorang kawan lugu bertampang culun
Kerap dirundung dan dihina
Mampu melakukan itu semua
Sayangi nyawamu anak muda
Kulit tubuhmu masih terlalu tipis
Untuk menahan tajamnya pisau dan panas gerah neraka
11. Raga yang Terluka
Oleh: Zahra
Sakit
Apakah kalian tahu?
Ketika fisik sudah terbiasa menahan sakit
Lalu jiwa yang mengambil alih lara itu
Di situlah, definisi sakit yang sebenarnya
Boleh juga saat kalian berbicara
Ada jiwa yang merasakan sakit akibatnya
Apalagi
Saat tangan-tangan jahat kalian berulah
Memperlakukan raga tak bersalah itu layaknya mainan tanpa rasa
Membuat jiwa dalam raga itu menangis tanpa suara
Dan kalian?
Seperti monster tak punya hati
Kalian tidak peduli
Menutup mata dan telinga saat raga itu meminta ampun dengan setiap lukanya
Manusia harus memanusiakan manusia
Di mana hati kalian?
Apakah mati? Gelap? Atau...
Hati kalian memang sejak awal tidak pernah ada?
Ketika manusia tidak dimanusiakan
Hukum harus berlaku bukan?
Lalu...
Kenapa hanya senyap yang ada?
Kenapa tidak ada mulut-mulut pembela ketika raga manusia tengah tersiksa
Apakah telinga kalian tuli?
Lantas kalian bungkam melihat raga rapuh itu?
Sama saja!
Jiwa manusia tak bersalah sedang menangis
Raganya mungkin utuh
Mulutnya diam tidak mengeluh
Tapi...
Cobalah lihat dari sudut pandang lain
Ada jiwa yang sedang menangis
Hancur lebur tak tersisa
Merintih meminta tolong
Meringis sakit
Memendam luka
Menahan perih
Tidakkah kalian bayangkan?
Bagaimana rasanya menanggung semua itu sendirian
Mulut-mulut pembela yang harusnya bersuara lantang justru bungkam
Tangan-tangan penolong yang seharusnya terulur justru teronggok bisu
Tidak bisakah tangan itu kalian gunakan untuk menolong?
Setidaknya mulut-mulut kalian, gunakan untuk membela
Hukum harus berlaku
Jangan hanya diam seperti patung
Ada jiwa yang menangis, ada raga yang terluka di hadapan kalian
Lalu kalian hanya bisa mematung, diam, senyap seperti tidak terjadi apa-apa
Stop bullying!
Semua sekolah selalu memasang poster bertuliskan larangan itu
Apakah membantu?
Kurasa tidak
Karena jika lingkungan hanya senyap dan berdiri mematung, memandang dari jauh
Hanya bisa mengasihani tanpa membela
Lalu apa gunanya poster-poster besar itu terpampang di setiap sekolah?
Hanya teronggok tidak dibaca
Terlebih lagi, tidak dilaksanakan
Wahai mulut-mulut jahat
Kalau aku bisa, aku ingin sekali membungkam kalian
Mulut kalian hanya bisa digunakan untuk mengejek dan mencela, ya?
Kenapa Tuhan tidak mengambil mulut kalian saja?
Dan...
Tangan-tangan busuk yang menyentuh raga manusia layaknya boneka kalian
Apakah tangan kalian hanya bisa digunakan untuk membuat manusia tersiksa?
Membuat raga itu terluka
Padahal, raga itu bukan milik kalian
Tangan busuk kalian tidak berhak menyentuhnya dengan kasar
Boleh jadi
Hati kalian memang sudah busuk
Sudah basi dan tidak berfungsi
Lantas dengan seenaknya menaruh luka pada manusia
Apakah kalian sadar?
Ada jiwa yang sedang kalian bunuh secara perlahan
Ada hati yang sedang kalian tikam
Ada luka yang membekas akibat mulut kalian
Sejatinya...
Lidah lebih tajam daripada pedang
Hukum harus berlaku
Hukum tetap harus berjalan
Ketika manusia diperlakukan layaknya binatang
Maka tidak ada yang boleh bungkam
Tudak ada yang boleh tersenyum saat salah satu dari jiwa manusia tersiksa
Gunakan mulut dan tangan kalian untuk membela
Bukan hanya bisa berdiri mematung
Menatap dengan tatapan kasihan
Ada jiwa yang merintih meminta pertolongan kalian
Buka hati kalian
Bukalah mata kalian lebar-lebar
Gunakan telinga kalian
Dengarlah tangisan jiwa itu
Jangan hanya bisa memandang
Bergeraklah
Untuk membela
Dan menuntut hukum agar berjalan
Itulah kumpulan puisi mengenai bullying atau perundungan. Mana nih puisi favorit kamu?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: