Jumat, 09 MEI 2025 • 21:07 WIB

Gak Cuma Ijazah, Sertifikasi Sekarang Jadi Kunci Dapat Kerja di Era AI

Author

Ilustrasi para pencari kerja.

INDOZONE.ID - Rekrutmen berbasis keterampilan makin jadi arus utama di Indonesia.

Laporan Micro-Credentials Impact Report 2025 dari Coursera mengungkap, semua perusahaan di Indonesia, sudah mulai atau tengah mempertimbangkan pendekatan ini untuk mengatasi krisis talenta.

Laloran menyebutkan ada temuan 97 persen perusahaan di Indonesia sudah merekrut kandidat yang punya sertifikat micro-credentials.

Bahkan, mayoritas dari mereka lebih memilih kandidat yang punya micro-credential di bidang Generative AI (GenAI) ketimbang yang tidak punya, meski lebih berpengalaman.

Indonesia pun disebut sebagai salah satu negara paling maju di kawasan dalam menyambungkan pendidikan dan dunia kerja lewat pendekatan berbasis keterampilan.

Baca Juga: Setop Diskriminasi Usia! Pemprov Jatim Larang Batasan Umur di Lowongan Kerja

Sertifikasi Sudah Jadi Keharusan

Berdasarkan survei global terhadap lebih dari 2.000 pelajar dan perusahaan di berbagai negara (termasuk Indonesia), permintaan terhadap micro-credentials atau sertifikasi naik pesat.

Di Indonesia, 96 persen perusahaan merasa sertifikasi ini mempercepat orientasi karyawan baru dan menghemat biaya.

Laporan menarik lainnya, perusahaan di Indonesia juga rela membayar lebih mahal di awal untuk kandidat yang punya micro-credentials.

Persentasenya sampai 96 persen. Salah satu yang tertinggi di dunia.

Dari perusahaan yang sudah merekrut pemegang sertifikat ini, 93 persen mengaku pengeluaran pelatihan tahun pertama berkurang, bahkan banyak yang hemat hingga 20 persen.

Baca Juga: Wapres Gibran Sebut Pelajaran AI Bakal Masuk Kurikulum SD, SMP, SMA termasuk SMK

GenAI Jadi Prioritas, Pengalaman Nomor Dua

Fokus utama perusahaan saat ini adalah keterampilan di bidang Generative AI.

Angkanya mencolok. Ada 99 persen perusahaan Indonesia ingin kampus membekali lulusan dengan kemampuan GenAI.

Kemudian 87 persen perusahaan lebih pilih kandidat yang punya sertifikasi GenAI, meski belum berpengalaman, ketimbang yang lebih berpengalaman tapi tanpa sertifikasi.

Selain itu, 96 persen perusahaan siap kasih gaji lebih tinggi untuk kandidat yang punya micro-credential.

Dari Rekrutmen Sampai Pelatihan

Hampir semua perusahaan di Indonesia sekarang mengandalkan micro-credentials untuk proses rekrutmen dan pelatihan.

- 97 persen bilang, sertifikat ini bikin lamaran kandidat lebih menarik.

- 94 persen percaya lulusan yang punya micro-credentials lebih siap kerja.

- 96 persen bersedia melatih karyawan dengan program ini.

- 91 persen lebih memilih kandidat yang micro-credential-nya bernilai kredit akademik.

Mahasiswa Mulai Berpikir Strategis

Tren ini ikut memengaruhi cara mahasiswa memilih jalur pendidikan.

Di kawasan Asia Pasifik, 1 dari 3 mahasiswa sudah punya micro-credential.

Minat daftar ke program gelar juga meningkat drastis, dari 38 persen ke 90 persen, jika program itu menawarkan micro-credentials yang diakui sebagai kredit akademik, apalagi yang berfokus pada GenAI.

Sebanyak 87 persen pelajar percaya, punya micro-credential akan bantu mereka lebih sukses masuk dunia kerja.

Realita Baru Dunia Kerja

“Perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan jelas menunjukkan bahwa micro-credentials bukan lagi sekadar tambahan melainkan menjadi sesuatu yang wajib dimiliki oleh para pelajar yang ingin siap terjun ke dunia kerja,” ujar Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific Coursera saat wawancara dengan Indozone.

Ia menambahkan, kehadiran GenAI bikin perusahaan makin butuh bukti keterampilan yang bisa diverifikasi, dan sertifikasi ini jadi jawabannya.

Metodologi

Laporan Micro-Credentials Impact Report 2025 ini dibuat berdasarkan dua survei global yang dilakukan Desember 2024 – Januari 2025.

Survei melibatkan lebih dari 1.000 perusahaan dan 1.200 pelajar dari 10 negara: AS, Inggris, Brazil, Prancis, India, Indonesia, Meksiko, Arab Saudi, Thailand, dan Turki.

Data yang dikumpulkan mencakup tren rekrutmen, ROI, insentif gaji, serta motivasi dan ekspektasi pelajar terhadap sertifikasi yang bisa digunakan di dunia kerja nyata.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Narasumber, Liputan