Kisah perjalanan Umar bin Khattab memeluk agama Islam merupakan peristiwa yang sangat menarik untuk diulik.
Apalagi, Umar dikenal sangat membenci ajaran agama Islam dan berniat hendak membunuh Nabi Muhammad SAW.
Karena menurutnya, Rasulullah SAW telah memecah kaumnya dan menghina berhala-berhala yang disembahnya.
Penasaran bagaimana Umar bin Khattab mendapat hidayah dan memeluk agama Islam?
Simak kisah Umar bin Khattab masuk Islam dan kata-kata bijak mutiaranya yang sudah Indozone rangkum dari buku Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam karya Murodi di bawah ini.
Umar bin Khattab
Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat utama Nabi Muhammad SAW yang mengenal dan melihat Rasulullah SAW.
Beliau juga membantu perjuangan Nabi menyebarkan ajaran agama Islam, hingga akhirnya turut menjadi seorang muslim.
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Umar bin Khattab memimpin kekhalifahan Islam dan menggantikan kepemimpinan Abu Bakar Ash Shiddiq.
Hal inilah yang membuat Umar bin Khattab digolongkan sebagai Khulafaur Rasyidin yang berkuasa dari tahun 634 sampai 644.
Akan tetapi, jauh sebelum memeluk agama Islam, Umar bin Khattab justru sangat menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini.
Beliau dikenal tangguh, namun malah menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, Umar bin Khattab juga ahli dalam menyusun strategi perang, sehingga ia sangat ditakutkan oleh kaum muslimin.
Kebencian Umar bin Khattab terhadap Islam berujung dengan keinginannya membunuh Nabi Muhammad SAW.
Ketika di perjalanan, ia bertemu dengan pengikut Nabi Muhammad yang bernama Nu'aim bin Abdullah.
Betapa terkejutnya Umar saat itu, karena ia diberi kabar bahwa saudara perempuannya, Fatimah telah masuk Islam.
Umar pun menghentikan langkahnya dan berbalik kembali ke rumah untuk menghukum adiknya tersebut.
Sesampainya di rumah, Umar mendapati Fatimah sedang membaca Al-Quran. Emosinya meluap, lantas ia pun memukul saudarinya.
Melihat adiknya bersimbah darah, Umar merasa iba. Kemudian ia meminta untuk diperlihatkan bacaan Al-Quran yang dipegang Fatimah.
Ternyata Fatimah tengah membaca surat Thoha yang berisi tetang Al-Quran sebagai pengingat bagi manusia. Salah satu ayatnya berbunyi:
"Sesungguhnya Aku-lah Allah. Tidak ada tuhan melainkan Aku. Maka hendaknya hanya kepada-Ku lah kamu menyembah. Dirikanlah salat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang, yang sengaja waktunya tidak Aku beritahukan kepada kamu semua, agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang dilakukannya dalam kehidupan dunia ini."
Membaca surat tersebut, seketika hati Umar terketuk. Ia pun bertanya pada Fatimah tentang keberadaan Nabi Muhammad.
"Hai, Fatimah beritahu aku di mana keberadaan Muhammad!" seru Umar.
"Saya tidak akan memberi tahu. Lebih baik kamu bunuh saya kalau memang maksudmu hendak mencelakakan Muhammad," kata Fatimah.
"Saya tidak akan mencelakakan dia. Di mana dia?" tanya Umar lagi.
"Darul Arqam," jawab Fatimah.
Umar pun langsung bergegas menuju Darul Arqam, tempat Nabi Muhammad SAW biasanya berkumpul dengan para sahabat.
Setibanya di Darul Arqam, para sahabat Nabi khawatir akan kehadiran Umar di tengah-tengah mereka.
Namun, begitu Nabi Muhammad membukakan pintu, Umar segera masuk dan merangkul baginda Rasul sambil mengucapkan dua kalimat syahadat pertanda masuk Islam.
Seketika seisi Mekkah terkejut dengan kabar Umar menganut agama yang semula sangat dibencinya.
Alhasil, ia dikucilkan dan tidak lagi dihormati oleh para petinggi Quraisy yang selama ini selalu membelanya.
Namun, Umar tak gentar. Setelah masuk Islam, ia justru menyarankan Rasulullah agar tak lagi menyiarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi.
Umar juga senantiasa menemani Rasulullah dan selalu menjadi pelindung tiap kali ikut dalam peperangan.
Rasulullah kemudian memberikan Umar julukan Al-Faruq, artinya orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Kata-Kata Umar bin Khattab
Selain dikenal dengan ketangguhannya, Umar bin Khattab juga termasuk pribadi yang bijak dalam memberikan nasihat.
Ada beberapa kata-kata Umar bin Khattab penuh makna yang tercantum dalam buku Sang Legenda Umar bin Khattab karya Yahya bin Yazid Al Hukmi Al Faifi:
Perbanyaklah mengingat Allah, karena itu adalah obat. Jangan buat dirimu terlalu banyak mengingat manusia, karena itu adalah penyakit.
Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan dalam membenci sehingga membawa kebinasaan.
Jikalau kita letih karena kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Namun jikalau kita bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu akan kekal.
Dari begitu banyak sahabat, aku tak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezeki, tapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar.
Hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya kunci keburukan. Sesungguhnya jika engkau malas, engkau tidak akan banyak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, engkau tidak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.
Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa.
Aku khawatir akan datangnya hari di mana orang-orang yang tidak beriman merasa bangga dengan kedustaannya, sementara orang-orang yang beriman malu dengan keimanannya.
Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, maka dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Dan jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya.
Ketahuilah sabar itu ada dua. Yang satu lebih utama daripada yang lain. Sabar pada waktu musibah itu baik. Yang lebih baik daripadanya lagi ialah sabar (menahan diri) dari yang diharamkan Allah.
Sama ratakanlah semua orang di hadapanmu dalam keadilan dan sewaktu bersama denganmu. Jangan sampai orang yang terpandang berbuat tamak dan orang yang lemah merasa putus asa dengan keadilanmu.
Itulah kisah Umar bin Khattab masuk Islam dan kata-katanya yang menyentuh hati tentang kehidupan. Semoga kita dapat memetik hikmah yang terkandung di dalamnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: