Senin, 11 APRIL 2022 • 20:21 WIB

Ungkapan Cinta Ade Armando kepada Istrinya: Walaupun Kamu Muka Ndeso, Aku Tetap Cinta

Author

Ade Armando bersama istrinya, Nina Mutmainnah. (Facebook/Ade Armando official/ui.ac.id)

Penggiat media sosial yang kerap mendukung pemerintahan Jokowi, Ade Armando menjadi buah bibir masyarakat setelah dirinya babak belur dipukuli massa dalam demonstrasi menolak masa jabatan presiden tiga periode di depan Gedung DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022).

Pria yang juga dosen Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) itu sampai harus dilarikan ke rumah sakit setelah sekujur tubuhnya dihajar massa. Wajahnya berdarah-darah dan celananya juga dilucuti.

Terlepas dari bagaimana sepak terjang Ade selama ini di media sosial, Ade adalah sosok yang penyayang kepada istri dan keluarganya.

Salah satu bukti cintanya kepada sang istri pernah diungkapkannya melalui Facebook pada 18 November 2016. Di situ, Ade mengunggah foto istrinya, Nina Mutmainnah, yang sedang tersenyum ke arah kamera.

Di kepala istrinya, hinggap seekor capung saat difoto.

"Walaupun kamu muka ndeso, aku tetap mencintaimu babe!!!!!" tulis Ade pada keterangan unggahannya.

Istri Ade Armando, Nina Mutmainnah. (Facebook/Ade Armando official)

Selain itu, pada 19 November 2016, Ade juga mengungkapkan cintanya pada istrinya dengan kalimat lain.

"Gak apa-apa muka babu, yg penting i love you!!!" katanya.

Ada pula ungkapan cinta Ade kepada istrinya yang sedikit panjang, yang ia tulis pada 18 November 2016.

"Istriku yang paling cantik, yg selalu tersenyum saat aku bangun, yang menghangatkan nasi semalam untuk sarapanku, yg meluruskan yg bengkok, yg melemaskan yg tegang, oh i love you baby," tulisnya.

Dari hubungannya dengan sang istri, Ade Armando telah dikaruniai dua orang anak, yakni Yasmin Rifdaniar dan Feisal Irfansyah.

Profil Ade Armando

Ade Armando yang kini telah bergelar doktor, lahir pada 24 September 1961. Ia merupakan anak bungsu tiga bersaudara. Orangtuanya meruapakan perantau dari Minangkabau, yakni Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Ayah Ade adalah seorang diplomat di masa rezim Soekarno.

Ade Armando sebelum dipukuli massa. (Istimewa)

Jus Gani pernah menjadi atase di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko dan Filipina. Saat kecil, Ade pernah dibawa keluarganya ke Malaysia untuk berdagang. Di sana, Ade Armando sempat dipermalukan oleh seorang guru keturunan Cina di depan teman-temannya karena tidak lancar berbahasa Inggris.

Pada 1968, keluarga Ade kembali ke Indonesia dan menetap di Bandung.

Pendidikan Ade

Ade Armando mengenyam pendidikan formal di SD Banjarsari I Bandung (lulus 1973), SMP Negeri 2 Bogor (lulus 1976), dan SMA Negeri 2 Bogor (lulus 1980).

Setamat SMA, sesuai arahan ayahnya, Ade kuliah di FISIP UI dengan cita-cta menjadi diplomat seperti ayahnya. Belakangan ia pindah ke jurusan ilmu komunikasi karena nilai mata kuliah ilmu pengantar politiknya rendah.

Saat kuliah di UI, Ade aktif dalam pers mahasiswa, Warta UI. Ade belajar menjadi wartawan dari Rosihan Anwar dan Masmimar Mangiang. Ade lulus sarjana komunikasi dan meraih gelar doktorandus (S1) pada 1988.

Ade kemudian mendapat gelar master of science dalam population studies dari Universitas Negeri Florida pada 1991. Selanjutnya, Ade meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia pada 2006.

Karier

Ade pernah menjadi wartawan majalah Prisma (1988–1989) dan Redaktur Penerbit Buku LP3ES (1991–1993). Pada 1993, Ade menjadi redaktur Republika, surat kabar Islam, sesuai obsesinya. Karena tekanan politik Orde Baru dan dirasa tidak objektif, ia lantas keluar dari koran tersebut.

Istri dan anak Ade Armando. (Facebook/Ade Armando official)

Ade juga ikut dalam kelompok diskusi Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dibangun melalui milis sejak 2001. Kegiatan diskusi JIL membahas seputar Islam, kenegaraan, dan kemasyarakatan.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: