Senin, 18 APRIL 2022 • 17:18 WIB

I'tikaf: Artinya, Keutamaannya, dan Tata Caranya di Masjid

Author

Ilustrasi i'tikaf (pexels/@baybiyik)

Pada bulan Ramadhan, ada salah satu amalan yang sering dilakukan umat Muslim di masjid, yaitu i'tikaf.

I'tikaf pada dasarnya adalah berdiam diri di masjid selama beberapa waktu, untuk merenungkan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan selama ini.

Rasulullah SAW semasa hidupnya senantiasa beritikaf, terutama di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, seperti bunyi hadis berikut:

"Siapa yang ingin beritikaf bersamaku, maka beritikaflah pada sepuluh malam terakhir." (HR. Ibnu Hibban)

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini Indozone bagikan arti i'tikaf (iktikaf), keutamaannya, dan tata caranya di bawah ini.

I'tikaf Artinya?

Ilustrasi i'tikaf (unsplash/@imadalassiry)

Secara etimologi, i'tikaf (iktikaf) berasal dari kata akafa dalam bahasa Arab, yang berarti 'menetap', 'mengurung diri' atau 'terhalangi'.

Berdasarkan ajaran agama Islam, i'tikaf artinya adalah berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan untuk bermuhasabah (introspeksi).

Dengan demikian, orang yang beritikaf (muktakif) dapat mengingat kembali segala perbuatannya dan memohon ampun kepada Allah SWT.

Selain itu, orang yang sedang beritikaf juga dianjurkan untuk menjauhkan pikiran dari dunia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

I'tikaf hukumnya sunah, tanpa ada batasan waktu tertentu, boleh lama boleh singkat, dan bisa dilakukan malam hari atau siang hari.

Akan tetapi, i'tikaf hukumnya berubah menjadi wajib jika telah dinazarkan sebelumnya, durasi waktunya juga disesuaikan dengan nazar.

Pada umumnya, umat Muslim melaksanakan i'tikaf di bulan Ramadhan, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW.

"Dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beri'tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan hingga wafatnya; kemudian istri-istri beliau pun beri'tikaf setelah kepergian beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)

Selama beriktikaf, dianjurkan melakukan amalan seperti salat sunah, membaca Al-Quran, berzikir, berselawat, memperbanyak doa, dan bertafakur.

Keutamaan I'tikaf

Ilustrasi i'tikaf (pexels/@baybiyik)

I'tikaf merupakan salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Sebab, i'tikaf di waktu tersebut memiliki banyak keutamaan. Adapun beberapa keutamaan i'tikaf di masjid adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh malam Lailatul Qadar

Salah satu amalan yang sebaiknya dilakukan umat Muslim untuk memperoleh malam Lailatul Qadar adalah dengan melakukan i'tikaf.

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. AlQadr: 1-3)

Nabi Muhammad SAW memperbanyak i'tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan demi menjemput malam Lailatul Qadar.

2. Didoakan oleh malaikat

Umat Muslim yang melakukan i'tikaf terutama pada 10 hari terakhir Ramadhan, niscaya malaikat akan mendoakannya agar Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.

"Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia." (HR. Imam Ahmad)

3. Dijauhkan dari api neraka

Keutamaan i'tikaf yang tak kalah mulia yakni akan dijauhkan dari siksa api neraka, sebagaimana yang disampaikan Ibnu Abbas Radiyallaahu anhu (RA) dalam hadis berikut:

"Barangsiapa beritikaf satu hari karena mengharap keridaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat." (HR. Thabrani dan Baihaqi)

4. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Selama beritikaf di dalam masjid, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti mengerjakan sholat, membaca Al-Quran, berzikir, dan berselawat.

Dengan demikian, i'tikaf mampu menjadi sarana bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

5. Mencegah perbuatan tercela

Mereka yang sedang beritikaf dengan khusyuk, tentu akan fokus untuk beribadah dan meninggalkan segala hal yang berkaitan dengan dunia.

Sehingga dengan beritikaf, maka ia akan terlindungi dari perbuatan tercela seperti ghibah dan berperilaku boros ketika berbelanja kebutuhan lebaran.

Tata Cara I'tikaf

Ilustrasi i'tikaf (unsplash/@davidmonje)

Berdasarkan al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali, terdapat sejumlah adab atau tata cara i'tikaf yang sebaiknya dipenuhi, antara lain:

1. Membaca niat i'tikaf di masjid

Setiap Muslim selalu diingatkan untuk mengawali segala sesuatu dari niat, termasuk niat i'tikaf di masjid yang berbunyi:

Nawaitu an i'tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillahi ta'alaa.

Artinya: "Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunnah karena Allah ta'alaa."

2. Berdiam di dalam masjid

Rasulullah SAW senantiasa beritikaf di masjid jami, yaitu masjid yang digunakan untuk sholat lima waktu berjamaah dan sholat Jumat.

Oleh karena itu, umat Muslim juga diutamakan beritikaf di masjid jami, agar dapat melaksanakan sholat tepat waktu tanpa harus keluar masjid.

Berdiam diri di masjid termasuk salah satu rukun i'tikaf, karena dengan berdiam diri maka seseorang dapat introspeksi dan evaluasi kesalahan-kesalahannya.

Menurut mazhab Imam Syafii, berdiam diri ketika iktikaf minimal seukuran tuma'ninah dalam sholat.

3. Memperbanyak sholat

Selama melaksanakan i'tikaf, perbanyaklah sholat sunah, seperti sholat tarawih, witir, tahajud, hajat, tahiyatul masjid, dan Lailatul Qadar.

Namun, pastikan sholat fardu lima waktu sudah dikerjakan tepat waktu terlebih dahulu agar selalu mendapat rida Allah SWT.

4. Membaca Al-Quran

Selain memperbanyak sholat, orang yang i'tikaf di masjid juga dianjurkan untuk membaca Al-Quran atau bertadarus.

Hal ini untuk mencegah para jamaah i'tikaf bercakap-cakap, sehingga dapat berkonsentasi penuh dalam beribadah.

5. Berzikir dan berselawat

Amalan lainnya yang bisa dilakukan ketika i'tikaf di masjid adalah berzikir kepada Allah SWT dan berselawat atas Nabi Muhammad SAW.

Terus-menerus berzikir dan berselawat, mampu menahan diri dari kecenderungan menuruti hawa nafsu.

6. Senantiasa berdoa

I'tikaf biasanya dilaksanakan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan yang menjadi waktu mustajab untuk berdoa.

Itulah sebabnya, Rasulullah SAW tak pernah melewatkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT pada malam-malam terakhir Ramadhan, termasuk ketika i'tikaf.

Adapun bacaan doa yang dianjurkan untuk dipanjatkan ketika sedang melaksanakan i'tikaf yakni:

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu anna.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkanlah aku."


Itulah penjelasan mengenai arti, keutamaan, dan tata cara melakukan i'tikaf (iktikaf) di masjid. Semoga bermanfaat!

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: