Senin, 04 JULI 2022 • 19:48 WIB

Kisah Menteri Hadi Tjahjanto Jualan Pisang Goreng Saat Ayahnya Terlilit Utang Rentenir

Author

Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto menceritakan masa kecilnya yang penuh perjuangan. (Foto/Youtube/Setkab RI)

Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto blak-blakan berasal dari kalangan tidak mampu sehingga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, keluarganya harus berjuang. Bahkan ayahnya sempat terlilit utang dari rentenir.

Pria yang saat ini ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) itu terpaksa harus jualan pisang goreng untuk bisa sekolah.

"Orangtua harus survive untuk menghidupi kelima anaknya sedangkan gaji dari seorang prajurit, pada waktu itu memang ada sedikit terlilit hutang, sehingga gaji sudah milik yang menghutangi. Mohon maaf ya, rentenir lah namanya itu," kata Hadi dikutip Indozone dalam kanal Youtube Setkab RI, Senin (4/7/2022).

Kondisi ini membuat orangtuanya harus bekerja keras agar anak-anaknya tetap bisa sekolah.

"Ibu saya berjualan rujak. Bapak saya kalau ke kantor bawa pisang goreng untuk dijual. Saya kalau sekolah bawa pisang goreng. Jualan juga," ujarnya.

Baca juga: Tempe Mendol Kuliner Favorit Menteri Hadi Tjahjanto, Bikin Ngiler Makan dengan Nasi Hangat

Kendati hidup dalam kekurangan, namun Hadi memiliki tekat yang kuat kalau dia harus bisa berhasil dengan usaha dan kerja keras.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto memberikan sambutan. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

 

"Yang membentuk karakter saya adalah kedua orangtua dan lingkungan. Orangtua saya mengatakan jadi orang harus jujur dan berbuat baik kepada siapa saja," sebutnya.

Prinsip inilah yang jadi pedoman hidup dan membentuk seorang Hadi Tjahjanto.

Kendati telah berhasil menjadi Panglima TNI dan sekarang menjabat sebagai menteri, namun Hadi tidak melupakan jati dirinya. Dia berasal dari orang yang biasa-biasa saja, dari keluarga sederhana.

Tetap ingat latar belakangnya kalau dulu berangkat dari hidup susah, membuat pribadi Hadi Tjahjanto terbentuk.

Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto saat dilantik menjadi menteri ATR/BPN. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

 

Untuk itu lah Hadi mengaku saat menjabat sebagai Panglima maupun sebagai Menteri bisa membaur dengan masyarakat miskin. Ini memudahkannya menjalankan tugas yang diembannya.

Hadi Tjahjanto lahir dari keluarga Angkatan Udara. Ayahnya berpangkat Kopral dengan pangkat terakhir Sersan Mayor (Teknik).

Ibunya penjual rujak cingur. Ia bersekolah di SMP Negeri 3 Singosari (dulunya adalah SMPN 7 Malang), lulusan 1979, lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Malang angkatan 1982, yang kini bernama SMAN 1 Lawang.

Semasa menempuh pendidikan di tingkat SMA ia memilih jurusan IPA dan dikenal cerdas oleh teman-temannya. Pemilihan jurusan ini untuk mempermudah dalam merintis karier sebagai penerbang TNI AU.

Bahkan sakin cerdasnya, saat duduk di bangku SMA Hadi dikenal teman-temannya dengan julukan si 'otak setan'. 

Hadi menjelaskan kalau berasal dari keluara ekonomi pas-pasan membuatnya harus cerdik. Di mana teman-temannya yang berasal dari ekonomi mampu mampu membeli buku sehingga bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Berbeda dengan dirinya. Hadi tidak mampu membeli banyak buku sebagai literatur mendukung pendidikannya di sekolah. Untuk itu, dia harus bisa mencari cara agar bisa mengikuti pelajaran di sekolah.

Caranya dengan belajar mendengarkan dengan sunguh-sungguh. Bahkan saat bertemu teman-temannya dia mampu mengingat semua pelajaran saat belajar bersama. Semua pelajaran itu disimpan dalam memori otaknya.

"Setiap ujian nilai saya selalu bagus di atas rata-rata. Lah yang punya buku malah di bawah saya. Teman-teman saya bilang 'dasar kamu otak setan'," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: