Kamis, 10 AGUSTUS 2023 • 12:44 WIB

Lindungi Warisan Budaya, Festival Tenun Songket Nusantara Digelar September Nanti

Author

Perajin menyelesaikan pembuatan kain Tenun Ikat Troso di Desa Troso, Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah.
INDOZONE.ID - Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023 akan segera digelar di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada 2-7 September 2023. Acara ini digelar untuk melindungi warisan budaya nasional dan melestarikannya.

Acara ini merupakan bagian dari deklarasi dan penetapan Hari Tenun dan Songket Nasional pada 7 September, yang akan dilakukan oleh Presiden Republik Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Tanggal 7 September dipilih sebagai Hari Tenun dan Songket Nasional mengacu pada tanggal 7 September 1926, ketika Dr. Soetomo menjadikan menenun sebagai mata pelajaran utama di sekolah formal, bahkan dijadikan syarat kelulusan siswa.

Dalam Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo, juga akan ditetapkan bahwa Presiden Joko Widodo menjadi Bapak Pelindung Tenun & Songket Nusantara.

Baca Juga: Melihat Produk Kain Tenun Diadaptasi dari Kain Tradisional Jepang, Cocok Buat Gen Z

"Tujuan pertama pelaksanaan Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023 adalah melindungi warisan kebudayaan tradisional dan melestarikannya, sekaligus menggerakkan sektor industri ekonomi, bukan hanya dalam bentuk seremoni biasa, melainkan ada pengakuan legal terhadap eksistensi tenun dan songket Indonesia," kata penggagas Hari Tenun Nasional, Prof. Anna Mariana kepada awak media, dikutip Kamis (10/8/2023).

Menurutnya, legalitas menjadi salah satu kelemahan bangsa Indonesia yang sering dimanfaatkan oleh negara lain untuk mencuri warisan budaya Nusantara. Jika pengakuan warisan budaya hanya dilakukan dalam bentuk seremoni, hal itu rentan untuk jatuh ke tangan negara lain.

Saat ini Kemendikbudristek sedang berada dalam antrean pendaftaran warisan budaya ke UNESCO.

"Visi dan misi kegiatan ini untuk mendorong program pemerintah agar songket dan tenun tidak punah melalui sejumlah strategi," ujarnya.

Adapun strategi yang dimaksud terdiri dari beberapa hal. Pertama, Kemendikbudristek memasukkan sejarah budaya ke dalam kurikulum SD hingga perguruan tinggi. Tujuannya agar generasi muda masa depan mengetahui akar budaya leluhur mereka dan tidak larut dalam ekspansi budaya negara lain.

Baca Juga: Padukan Kain Tenun, Desainer Harap Peragaan Busana Bali Mampu Pengaruhi Tren Mode Dunia

Terlebih lagi, khazanah budaya tenun dan songket tidak dimiliki banyak negara lain dan hanya berkembang secara turun-temurun di Indonesia.

Kedua, mendorong pengakuan HAKI terhadap motif di setiap daerah 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Ketiga, mendorong Kemenparekraf untuk menghadirkan sentra tenun berkualitas dengan produk-produk yang terstandarisasi.

"Di bawah payung Kementerian Dalam Negeri, kita berharap kearifan lokal dapat terintegrasi antardaerah sehingga setiap pemerintah daerah dapat menginventarisasi produk tenun yang sudah diverifikasi," papar Prof. Anna.

Menurutnya, gelaran ini merupakan acara pertama setelah tiga tahun vakum karena Pandemi Covid-19. Event ini, kata Anna, juga digelar karena banyaknya permintaan dari para pelaku UMKM yang menjadi binaan KADIIFA (Komunitas Indonesia Internasional Fashion Art & UKM) di 38 provinsi.

Acara ini digelar Kementerian Dalam Negeri bersama KADIIFA, Pemerintah DKI Jakarta, dan Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN).

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: