Rabu, 10 MARET 2021 • 13:59 WIB

Mengenal Hipospadia, Kelainan Letak Lubang Kencing Pada Penis

Author

Ilustrasi hipospadia (photo/freepik/atlascompany)

Sebagian bayi laki-laki dilahirkan dengan kondisi hipospadia, yakni kelainan bawaan yang menyebabkan urine tidak keluar melalui ujung penis, tetapi dari batang penis atau antara skrotum (zakar) dan batang penis.

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus hipospadia dialami 1 dari 250 kelahiran bayi laki-laki di Amerika Serikat. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hipospadia, berikut ini Indozone bagikan rangkuman tentang hipospadia yang perlu kamu ketahui.

Pengertian Hipospadia

Centers for Disease Control and Prevention, National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities

Hipospadia adalah kelainan letak uretra atau saluran kencing tempat urine mengalir dari kandung kemih.

Bila pada kondisi normal, lubang kencing terletak pada bagian ujung tengah penis, namun bagi penderita hipospadia, lubang kencing bisa saja mendekati skrotum atau zakar.

Kondisi kelainan penis akibat hipospadia ini, bisa dideteksi sedari dini, bahkan ketika bayi baru dilahirkan.

Namun, karena tidak menimbulkan keluhan yang berarti, banyak orang tua dan anak laki-laki tidak menyadari kelainan hipospadia ini.

Setelah dewasa, pria dengan hipospadia mulai merasakan gangguan ketika buang air kecil dan saat mengalami ereksi.

Dalam jangka panjang, jika hipospadia dibiarkan maka akan menimbulkan masalah bila melakukan hubungan seksual.

Hal tersebut disebabkan oleh cairan ejakulasi yang tidak bisa menjangkau rahim wanita karena bentuk penis hipospadia "berbeda".

Jenis Hipospadia

Terdapat beberapa jenis hipospadia yang dialami penderitanya. Jenis hipospadia ini dikategorikan berdasarkan lokasi pembukaan uretra atau lubang kencing.

  • Subcoronal, yaitu lubang kecing berada di dekat kepala penis
  • Midshaft, yakni lubang kencing terletak di sepanjang batang penis.
  • Penoscrotal, ketika lubang kencing posisinya ada di antara penis dan skrotum atau pada skrotum.

Gejala Hipospadia

photo/freepik/user6833438

Hipospadia dapat diketahui dengan gejala-gejala yang bisa ditemukan sejak usia dini. Bila kamu menemukan tanda hiposdia, segera periksakan ke layanan kesehatan terdekat.

  • Lubang kencing tidak berada di ujung penis
  • Bentuk penis yang melengkung ke bawah
  • Kulit kulup tidak menutup sempurna
  • Jika ereksi penis akan bengkok
  • Saat kencing urine akan menetes bukan memancar

Penyebab Hipospadia

Hingga saat ini, para pakar kesehatan belum mengetahui penyebab pasti dari hipospadia. Namun beberapa tenaga medis meyakini hipospadia disebabkan oleh gangguan hormon.

Perubahan hormonal tersebut dialami saat kehamilan, yang dipengaruhi oleh gaya hidup modern, seperti berikut ini:

  • Faktor keturunan
  • Hamil di atas 40 tahun
  • Menderita diabetes saat hamil
  • Obesitas ketika hamil
  • Terlahir prematur
  • Menjalani terapi hormon kehamilan 
  • Terkena aerosol pada kosmetik dan pewangi
  • Terpapar asap rokok
  • Kontaminasi pestisida

Penanganan Hipospadia

photo/freepik/lifeforstock

Penanganan hipospadia tidak diperlukan bila posisi lubang kencing tidak terlalu jauh dari ujung penis, dan bentuk penis tidak melengkung.

Namun, jika posisi lubang kencing sangat jauh dari posisi normal, maka operasi sangat dianjurkan, untuk mengubah letak lubang kencing dan memperbaiki bentuk penis.

Operasi hipospadia sebaiknya dilakukan saat bayi, ketika berusia 6-12 bulan atau sebelum anak memasuki usia sekolah, untuk menghindari beban psikologis anak sejak dini.

Operasi hipospadia juga masih bisa dilakukan ketika dewasa. Hal ini untuk mencegah gangguan saat ereksi dan berhubungan seksual, karena cairan ejakulasi tidak masuk ke rahim pasangan.

Operasi penanganan hipospadia membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dan biasanya tidak cukup hanya satu kali.

Perlu diketahui, sebelum operasi hipospadia pada anak dilakukan, orang tua sangat disarankan tidak menyunat anak, karena dokter akan mengambil cangkok dari kulup penis.

Itulah, penjelasan mengenai hipospadia yang perlu kamu ketahui. Bila kamu atau anak mengalami gejala hipospadia, segera konsultasikan ke dokter, ya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: