Baru-baru ini, sutradara sekaligus produser film ternama Hanung Bramantyo harus menjalani operasi akibat penyakit saraf kejepit.
Hanung diketahui sudah lama mengidap gangguan kesehatan tersebut. Namun ia mengaku salah penanganan hingga semakin parah dan berujung operasi.
Pilihan untuk melakukan operasi pun ternyata tidak mudah bagi Hanung. Akan tetapi, setelah berkonsultasi dengan dokter saraf, Ryu Hasan yang dikenalnya saat berkunjung ke rumah Butet Kartaredjasa, ia memberanikan diri.
"Kalau tahu dari dulu mas @ryuhasan adalah dokter syaraf, pastilah saya enggak akan ke mana-mana buat konsultasi syaraf kejepit saya. Alhasil, gara-gara keluguan saya itu, saya jadi kemana-mana berobat, terapi, pijat, akupuntur, was wess wooss, sampe kemudian sekarang udah kasep. Syaraf saya yang kejepit sampe pecah dan harus operasi," tulis Hanung di akun Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
Lalu seperti apakah penyakit syaraf kejepit yang diderita Hanung Bramantyo?
Mengutip dari WebMD, saraf kejepit atau dalam istilah medis dikenal dengan sebutan Pinched nerve adalah suatu kondisi di mana saraf tertekan oleh bagian sekitarnya.
Tekanan tersebut muncul akibat adanya gerakan berulang atau karena posisi tubuh yang salah sehingga saraf terlalu lama menopang tubuh. Misalnya seperti menekuk siku saat tidur.
Biasanya saat mengalami kondisi saraf terjepit, tubuh akan mengirimkan sinyal berupa rasa nyeri. Rasa nyeri tersebut sering sekali disepelekan. Padahal semakin parah rasa nyeri bisa menjadi indikasi saraf terjepit juga semakin parah.
Baca juga: Mengenal Kebiri Kimia, Tuntutan Bagi Ustaz Herry Wirawan, Bisa Perbesar Payudara Pria
Berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan saraf kejepit
Saraf kejepit bisa terjadi akibat berbagai aktivitas yang tidak disadari. Melansir dari Health, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan jaringan menekan saraf, seperti postur tubuh yang tidak pas yang menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf, rematik atau arthritis pergelangan tangan, stres dari pekerjaan yang berulang-ulang hingga aktivitas olah raga yang rentan cedera. Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, berat badan yang berlebihan juga dapat menekan saraf.
Lantas apa sajakah gejala saraf kejepit?
Terkadang gejala dari saraf kejepit hanya rasa sakit biasa hingga kita pun tidak terpikir sampai pada saraf kejepit. Namun ada beberapa gejala lainnya yang cukup dapat diamati, seperti:
1. Kebas atau penurunan sensasi untuk ‘merasa’ di daerah yang banyak sarafnya, misalnya nyeri di leher atau punggung bagian bawah. Rasa kebas tersebut bahkan bisa berujung mati rasa.
2. Adanya sensasi sakit atau nyeri seperti terbakar yang menjalar ke luar.
3. Kesemutan yang luar biasa.
4. Sering merasa kaki dan tangan tidak merasakan apa-apa.
5. Rasa seperti ditusuk-tusuk jarum.
Bagaimana mengatasi saraf kejepit?
Jika sudah merasakan gejala seperti saraf kejepit, ada baiknya penderita langsung mengunjungi dokter. Hindari pengobatan alternatif sebelum benar-benar mengetahui di bagian mana tepatnya ada saraf kejepit.
Pasalnya pengobatan yang dilakuakn tidak boleh sembarangan karena saraf yang rusak tidak bisa diperbaiki. Selain itu, jenis dan lama pengobatan yang dilakukan juga berbeda-beda. Tergantung pada seberapa berat rasa sakit.
Pada penangan awal pasien mungkin akan diminta untuk mengistirahatkan bagian yang cedera, dan menghindari aktivitas yang akan membuat gejala semakin memburuk.
Beberapa jensi obat seperti sspirin, ibuprofen, dan naproxen untuk juga diberikan untuk mengurangi pembengkakan.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: