Jumat, 14 JANUARI 2022 • 16:30 WIB

Mitos Kesehatan: Inhaler Bikin Penderita Asma Ketagihan

Author

Ilustrasi inhaler. (Freepik)

Inhaler merupakan benda yang tak asing lagi bagi penderita asma. Sebagian di antara mereka selalu menyimpan alat bantu pernapasan ini di tas untuk berjaga-jaga jika asma mereka kambuh.

Berbicara soal inhaler, beberapa orang masih percaya bahwa inhaler bisa membuat penderitanya ketagihan. Selain itu, inhaler juga disebut-sebut mengandung stereoid yang bisa membahayakan.

Faktanya, dua hal yang selama ini beredar tersebut tidak benar. Untuk diketahui, asma adalah penyakit jangka panjang yang dapat dikendalikan dengan pengobatan yang diresepkan dalam bentuk inhaler.

Asma tidak memiliki obat dan inhaler bertindak sebagai penyelamat bagi sebagian besar pasien asma.

Inhaler bia meringankan asma untuk jangka pendek juga untuk jangka panjang. Kadang-kadang diberikan sesuai kebutuhan hanya untuk jangka pendek ataupun diberikan secara teratur untuk membantu mengatasi kondisi penderita asma.

Ini artinya seperti melanjutkan pengobatan untuk tekanan darah tinggi dan diabetes. Jadi tidak benar bahwa inhaler membuat ketagihan.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sesak Nafas dengan Langkah Mudah

Lalu, bagaimana dengan steroid yang disebut bisa membahayakan?

Faktanya, banyak orang mengkaitkan steroid dengan efek berbahayanya seperti pertumbuhan terhambat, tulang lemah, dan lainnya.

Inhaler memiliki steroid dalam dosis mikrogram (µg) yaitu 1.000 kali lebih sedikit daripada dosis miligram (mg) dalam steroid oral.

Selain itu, inhaler diberikan langsung ke saluran napas dan tidak langsung diserap dalam tubuh sehingga memiliki efek samping yang minimal dibandingkan jika diberikan dalam bentuk tablet.

Steroid merupakan bagian integral dalam meredakan gejala asma, karena asma adalah penyakit inflamasi.

Sebaliknya, jika steroid tidak digunakan untuk mencegah asma yang memburuk, ini dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan menyebabkan masalah jangka panjang.

Asma tidak bisa disembuhkan

Asma adalah kondisi jangka panjang (kronis) yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, baik itu dengan menggunakan inhaler ataupun obat-obatan yang direkomendasikan.

Meski demikian, penderita asma tetap bisa menjalani aktivitas harian seperti biasa asalkan penyakit tersebut sudah terkontrol.

Gejala-gejala yang disebabkan oleh asma dapat mereda dalam jangka waktu tertentu dan obat-obatan yang diperlukan pada akhirnya dapat berkurang atau berhenti, tetapi bukan berarti telah sembuh.

Untuk pasien yang asmanya dipicu setelah lama tidak minum obat, serangan asma berikutnya bisa berakibat fatal. Inilah sebabnya mengapa disarankan untuk terus minum atau menghentikan obat (inhaler) hanya atas saran dokter.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: