Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dilaporkan menjadi salah satu penyebab angka infeksi COVID-19 di Indonesia kembali melonjak. Mutasi virus SARS-CoV-2 Omicron itu pertama kali terdeteksi di Bali pada Senin (6/6/2022).
Namun menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, BA.4 dan BA.5 sebenarnya sudah menyebar di Indonesia sejak bulan Mei 2022.
Sehingga kenaikan kasus yang belakangan terjadi disinyalir karena infeksi BA.4 dan BA.5 serta mobilitas masyarakat selama Libur Lebaran.
"Secara historis, kalau kita lihat kenaikan kasus itu bukan tiga hari sesudah Hari Raya, tapi kenaikan terjadi antara 27 hari sampai 35 hari sesudah Hari Raya besar, seperti Natal dan Lebaran. Kenaikan itu normal setiap kali ada perayaan hari besar, ya pasti ada kenaikan.”
“Kemudian, karena adanya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang kami kita identifikasi tadi malam (10/6), tapi kejadiannya (laporan masuk) bulan Mei 2022. Dari dua fakta tadi (dampak libur dan varian baru) ya memang ada kenaikan,” ungkap Budi beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), saat ini ada 4 kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Keempat kasus terdiri dari satu orang positif BA.4 seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi COVID-19 sudah dua kali.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Indonesia Meledak Lagi, Luhut Minta Masyarakat Segera Vaksin Booster!
Sisanya, 3 orang kasus positif BA.5 yang merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) delegasi yang menghadiri pertemuan 'The Global Platform for Disaster Risk Reduction' di Nusa Dua Bali, Bali pada 23 sampai 28 Mei 2022.
Sementara itu, menurut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril masyarakat tidak perlu panik dengan kemunculan kerabat Omicron BA4. dan BA.5.
Pasalnya meski penyebarannya cepat, tingkat keparahannya tidak seberat Omicron yang sebelumnya.
"Kita tidak perlu panik, walaupun nanti ada kenaikan kasus, tetapi gejalanya ringan bahkan tidak ada gejala dan kita bisa melakukan isolasi mandiri," ujarnya saat konferensi pers Update Perkembangan COVID-19 di Indonesia, Jumat (10/6/2022).
Dia juga memastikan, situasi pandemi di Tanah Air saat ini cukup terkendali. Sebab positivity rate masih relatif rendah yakni di angka 1.15 persen. Sementara menurut standar WHO positivity rate ada di angka 5 persen.
"Artinya apa, kita masih ada dalam keadaan pandemi terkontrol kalau dilihat dari positivity rate ini," tuturnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: