Kasus virus corona global mengalami peningkatan yang disebabkan oleh subvarian omicron BA.4 dan BA.5. Hal tersebut membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan varian yang jadi perhatian.
Di Indonesia sendiri kasus COVID-19 dilaporkan meningkat, Jakarta jadi kota yang paling banyak menyumbang kasus COVID-19, yakni sebanyak 348 orang pada Senin.
Namun untuk kasus dari subvarian omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia dilaporkan masih delapan orang.
Baca juga: Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Menyebar, Wagub DKI Minta Warga Segera Vaksin Booster
Menjadi varian yang jadi perhatian, berikut ini beberapa fakta mengenai subvarian omicron BA.4 dan BA.5 yang telah menyebar ke seluruh dunia.
Dimulai di Afrika Selatan
Subvarian omicron BA.4 dan BA.5 telah menimbulkan kekhawatiran di Afrika Selatan pada awal Mei, tetapi gelombang berikutnya relatif kecil dan saat ini mereda.
Di Portugal, BA.5 sudah bertanggung jawab atas 80% dari semua infeksi baru COVID-19. Varian ini juga lebih menular dari varian sebelumnya seperti BA.2.
Seperti subvarian omicron lainnya, infeksi BA.5 lebih ringan daripada infeksi jenis COVID lainnya, seperti delta.
Apakah booster melindungi dari omicron BA.4 dan BA.5?
Dilansir DW, perlindungan yang diberikan oleh vaksin COVID-19 atau infeksi di masa lalu perlahan-lahan berkurang seiring waktu karena tingkat antibodi turun.
Itu berarti tidak ada yang sepenuhnya dapat melindungi dari BA.5, infeksi baru mungkin terjadi meskipun sudah vaksinasi atau sudah pernah terinfeksi sebelumnya.
Tetapi ada lebih sedikit kematian dan rawat inap di rumah sakit. Menurut para ahli, ini karena jutaan orang divaksinasi atau memiliki antibodi, membuat kekebalan umum populasi lebih tinggi daripada pada awal pandemi.
Lebih banyak infeksi tapi kurang mematikan
Vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini menargetkan varian protein lonjakan yang aktif pada awal pandemi. Namun, virus telah berevolusi dan mempertajam kemampuannya untuk menghindari antibodi yang ditawarkan oleh vaksin.
Meskipun demikian, BA.4 dan BA.5 tampaknya kurang berbahaya. Beberapa ahli mengatakan itu karena varian baru lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas daripada paru-paru.
Sehingga menyebabkan lebih sedikit kematian daripada sebelumnya, ketika paru-paru yang diserang virus corona.
Perlindungan terhadap infeksi omicron
Periode waktu antara infeksi dan gejala awal lebih pendek pada varian omicron daripada di delta, rata-rata sekitar tiga hari.
Perlindungan yang ditawarkan oleh dua dosis vaksin terhadap infeksi omicron tidak optimal. Sementara vaksin booster memastikan bahwa lebih banyak antibodi terbentuk sehingga menawarkan lebih banyak perlindungan.
Meskipun omicron dengan berbagai subvariannya jauh lebih ringan daripada delta, gejala yang parah juga dapat terjadi pada kasus yang jarang terjadi.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: