Kasus obesitas terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Diperkirakan 1,9 miliar penduduk dunia mengalami obesitas di 2035.
Masalah peningkatan prevalensi obesitas juga terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia. Masyarakat perlu waspada dengan risiko obesitas yang bisa menyerang siapa saja.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes mengatakan, peningkatan risiko kegemukan ini kemungkinan disebabkan oleh dua faktor. Yakni muncul stigma mengenai obesitas dan ketidaksadaran akan tingkat keseriusan kondisi obesitas.
"Faktanya, obesitas dapat menyebabkan komplikasi, seperti hiperglikemia, diabetes tipe-2, dan penyakit kardiovaskular. Obesitas juga bisa menyebabkan kematian," ujarnya saat memperingati World Obesity Day.
Baca Juga:Mengapa Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Harus Dibatasi? Simak Penjelasan Ahli
Dr Eva menambahkan, menurut penelitian, setiap 5 unit indeks massa tubuh (IMT) di atas 25kg/m2 dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 30 persen .Obesitas juga dapat mengancam 4,7 juta kematian dini setiap tahunnya
Maka tindakan nyata diperlukan untuk mencegah beban pada sistem kesehatan dan biaya sosial ekonomi, yang disebabkan obesitas.
Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr. Dicky L. Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D menyebut, pihaknya telah merilis publikasi yang menyarankan untuk merevisi nilai batas IMT ≥25 kg/m2, ambang batas ini mungkin lebih tepat untuk mendefinisikan obesitas pada populasi orang dewasa di Indonesia.
Baca Juga: Kental Manis Picu Obesitas, Begini Cara Siasati Nutrisi Anak jika Tak Mampu Beli Susu
"Kami juga menyarakan untuk menambahkan Edmonton Obesity Staging System (EOSS) ke dalam klasifikasi antropometri untuk evaluasi klinis obesitas yang lebih baik.”
Selain itu, batas lingkar pinggang yang lebih rendah dari standar WHO harus diterapkan di Indonesia. Di banyak populasi Asia, prevalensi risiko metabolik yang tinggi terjadi pada WC yang lebih rendah dibandingkan dengan orang Eropa .
“Penting bagi kita untuk mengedukasi masyarakat bagaimana memahami dan melakukan pengukuran lingkar pinggang sendiri,” tambah dr. Dicky.
Vice President dan General Manager Novo Nordisk Indonesia Sreerekha Sreenivasan menuturkan, obesitas lebih dari sekadar kelebihan berat badan. Karena akan menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang.
"Kami akan fokus pada tiga area: pencegahan, kami bekerja untuk membangun lingkungan yang lebih sehat, pengakuan. Kami bekerja untuk menumbuhkan empati bagi orang-orang dengan obesitas dan menjadikan obesitas sebagai prioritas perawatan kesehatan; dan perawatan. Juga kami bekerja untuk memastikan orang dengan obesitas memiliki akses ke perawatan berbasis sains dan komprehensif," tambah Sreenivasan.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: