INDOZONE.ID - Sering merasa batuk setelah makan, atau yang sering disebut sebagai batuk postprandial, seringkali dianggap sebagai masalah yang umum tetapi dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi banyak orang mulai dari ringan hingga parah, dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.
Berikut beberapa penyebab utamanya.
1. Refluks Gastroesofageal (GERD)
GERD, atau refluks gastroesofageal, adalah salah satu penyebab paling umum dari batuk setelah makan. Ketika otot-otot di sekitar sfingter esofagus menjadi lemah atau tidak berfungsi dengan baik, asam lambung bisa naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada, rasa pahit di mulut, dan seringkali, batuk yang tidak nyaman. Meskipun gejala ini bisa terjadi setiap saat namun cenderung lebih buruk setelah makan atau saat berbaring.
2. Alergi Makanan atau Udara
Alergi makanan atau alergi terhadap zat di udara sekitar anda dapat memicu batuk setelah makan. Respons tubuh terhadap alergen tertentu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, yang pada gilirannya memicu batuk. Alergi makanan tertentu juga dapat menyebabkan reaksi alergi yang serius, termasuk anafilaksis.
Baca Juga: 6 Makanan yang Wajib Dihindari Saat Batuk, Produk Olahan Susu Hingga Kopi
3. Asma
Asma adalah kondisi kronis yang ditandai oleh peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Beberapa makanan tertentu dapat memicu reaksi pernapasan yang menyebabkan peningkatan gejala asma, termasuk batuk yang intens. Batuk ini mungkin terjadi setelah makan makanan tertentu yang menjadi pemicu asma.
4. Produksi Lendir Berlebih
Beberapa makanan, terutama yang mengandung produk susu, dapat merangsang produksi lendir berlebihan dalam saluran pernapasan. Ini bisa mengakibatkan rasa tidak nyaman di tenggorokan dan hidung, serta memicu batuk setelah makan. Bagi beberapa orang, menghindari makanan yang memicu produksi lendir berlebihan bisa membantu mengurangi gejala.
5. Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi bakteri atau virus pada saluran pernapasan juga dapat menjadi penyebab batuk setelah makan. Batuk ini seringkali merupakan gejala dari kondisi seperti flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan lainnya. Meskipun batuk ini bisa disertai dengan gejala lain seperti demam, pilek, dan sakit tenggorokan, mereka cenderung mereda seiring waktu.
Baca Juga: Rekomendasi 6 Bahan Alami untuk Mengatasi Batuk
6. Aspirasi
Aspirasi terjadi ketika makanan atau cairan masuk ke saluran pernapasan, bukan ke saluran pencernaan. Hal ini bisa terjadi ketika terjadi kesalahan dalam menelan, terutama pada orang yang memiliki masalah dengan refleks menelan atau yang mengalami gangguan neuromuscular. Aspirasi dapat menyebabkan iritasi dan infeksi pada saluran pernapasan, serta batuk yang intensif setelah makan.
7. Disfagia
Disfagia adalah kondisi yang membuat proses menelan menjadi sulit atau tidak nyaman. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyempitan di esofagus atau masalah koordinasi otot saat menelan. Makanan yang tersangkut di tenggorokan akibat disfagia bisa menyebabkan batuk setelah makan, bersama dengan sensasi tertekan di dada.
Meskipun batuk setelah makan seringkali bukan tanda masalah serius, tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan profesional medis. Jika anda mengalami batuk yang terus-menerus dan tidak kunjung sembuh, atau jika disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan, segera cari bantuan medis. Sebuah evaluasi medis dapat membantu menentukan penyebab batuk anda dan memberikan perawatan yang sesuai.
Jangan abaikan batuk setelah makan yang terus-menerus, terutama jika disertai dengan gejala tambahan seperti demam, nyeri dada, atau kesulitan bernapas. Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan yang cermat, anda dapat mengurangi ketidaknyamanan dan memulihkan kenyamanan makan anda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthcareassociates.com