Jumat, 28 JUNI 2024 • 08:15 WIB

Kenali 5 Jenis Infeksi Jamur yang Bisa Berakibat Fatal!

Author

Infeksi Jamur. (Freepik.com)

INDOZONE.ID - Infeksi jamur mencakup segala bentuk penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh jamur.

Jamur yang dimaksud adalah organisme yang dapat menempel pada tubuh manusia dan berkembang biak dalam kondisi tersebut.

Infeksi jamur dapat menyerang siapa saja, tetapi risiko meningkat jika sistem kekebalan tubuh lemah atau ada luka baru.

Pelajari berbagai jenis infeksi jamur yang dapat membahayakan tubuh, simak penjelasan di bawah ini.

Jenis-jenis Infeksi Jamur yang Berbahaya

Ada berbagai macam infeksi yang bisa menyerang tubuh akibat jamur, mulai dari yang umum hingga yang jarang terjadi.

Pelajari beberapa jenis infeksi jamur yang paling mungkin kamu alami agar bisa melakukan tindakan pencegahan.

1. Infeksi jamur kulit ringworm

Ilustrasi Infeksi Jamur. (Freepik.com)

Ringworm adalah infeksi jamur yang sering terjadi. Nama "ringworm" diambil dari ruam berbentuk cincin yang bisa muncul pada kulit akibat infeksi ini.

Jamur penyebab kondisi ini dapat hidup di kulit serta permukaan benda-benda di rumah seperti pakaian, handuk, dan seprai.

Selain ruam berbentuk cincin, gejalanya meliputi gatal-gatal, kemerahan, dan kulit pecah-pecah.

Pada beberapa orang, infeksi ini juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. Biasanya, gejala akan muncul beberapa hari hingga dua minggu setelah jamur menginfeksi kulit.

2. Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

Ilustrasi wanita sedang menggigit kuku.

Onikomikosis, tinea unguium, dan infeksi jamur kuku adalah istilah-istilah yang mengacu pada infeksi jamur yang sering terjadi.

Meski lebih umum terjadi pada jari kaki, penyakit ini juga dapat mempengaruhi buku-buku jari dan tangan.

Infeksi ini disebabkan oleh berbagai jenis jamur yang ada di lingkungan dan dapat masuk ke kulit di sekitar kuku.

Siapa pun bisa terkena onikomikosis, meskipun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko infeksi.

Faktor-faktor tersebut termasuk usia lanjut, cedera pada kuku, diabetes, sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta infeksi jamur pada bagian tubuh lainnya.

Gejala yang mungkin muncul antara lain perubahan warna kuku, penebalan, atau kerapuhan.

3. Candidiasis vaginal

Ilustrasi perempuan memegang area vagina. (Freepik)

Jamur jenis candida dapat menyebabkan infeksi yang dikenal sebagai candidiasis. Infeksi ini bisa terjadi di berbagai area tubuh, termasuk area vagina.

Risiko infeksi ini meningkat jika terdapat perubahan hormon, sistem kekebalan tubuh melemah, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Gejala yang mungkin dialami meliputi gatal di area vagina, nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil, dan peningkatan jumlah keputihan.

Salah satu cara untuk mencegah infeksi ini adalah dengan memakai celana dalam berbahan katun, yang dapat mengurangi risiko infeksi.

4. Candidiasis oral

Ilustrasi bibir pecah-pecah (Pixabay/Tetiana Mandziuk)

Jamur jenis candida juga bisa menyebabkan infeksi di bagian tubuh lain, seperti mulut, tenggorokan, dan esofagus.

Ketika jamur ini berada di lingkungan lembap seperti dalam mulut, ia dapat berkembang biak dan memicu infeksi.

Gejala yang mungkin dialami oleh penderita meliputi bintik-bintik putih di dalam pipi, langit-langit mulut, dan lidah.

Selain itu, penderita juga bisa mengalami kesulitan dalam merasakan makanan dan menelannya.

Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan kemerahan dan pecah-pecah di sudut bibir.

5. Mukormikosis

Ilustrasi imun pada tubuh.

Mukormikosis merupakan jenis infeksi jamur yang sangat berbahaya dan juga penyakit langka. Penyakit ini disebabkan oleh kelompok jamur yang dinamakan mukormites.

Jamur ini menyerang tubuh seseorang yang mempunyai masalah kesehatan atau yang suka mengonsumsi obat yang bisa menurunkan imun pada tubuh.

Akibatnya bisa dirasakan di sinus atau paru-paru, setelah seseorang menghirup spora jamur yang ada di udara. Gejala yang muncul bisa bervariasi tergantung pada area tubuh yang terinfeksi.

Itulah beberapa jenis infeksi jamur yang umum namun berpotensi berbahaya bagi tubuh.

Penulis: Nadya Mayangsari

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Halodoc.com