INDOZONE.ID - Mimisan adalah kondisi umum yang bisa dialami oleh siapa saja. Pada umumnya, mimisan tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan mudah.
Namun, mimisan bisa menjadi kondisi yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis.
Berikut penjelasan mengenai 6 gejala umum mimisan dan cara menghentikannya.
Gejala Umum Mimisan
Beberapa gejala umum pada mimisan yakni sebagai berikut:
1. Aliran darah dari hidung bisa ringan, hanya beberapa tetes, hingga berat dengan jumlah darah yang banyak.
2. Darah bisa keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung.
3. Ketika berdiri, mimisan terasa seperti tetesan cairan yang keluar dari hidung, mirip dengan pilek.
4. Jika berbaring, anda mungkin merasakan cairan menumpuk di bagian belakang tenggorokan sebelum darah mulai keluar dari hidung.
Baca Juga: Apa Benar Dengan Mendongakkan Kepala Bisa Menghentikan Mimisan?
5. Penting untuk tidak menelan darah karena bisa menyebabkan mual dan muntah.
Waspadai Pendarahan Berat
Meskipun sebagian besar mimisan tidak berbahaya, penting untuk memperhatikan tanda-tanda pendarahan berat yang disertai dengan beberapa gejala lain sebagai berikut :
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Kulit menjadi pucat
- Mual
- Muntah jika darah tertelan
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Sebagian besar mimisan, terutama yang berasal dari bagian depan hidung, tidak memerlukan perhatian medis segera. Namun, ada beberapa situasi di mana anda harus segera mencari bantuan medis, yakni sebagai berikut:
- Mimisan mengeluarkan banyak darah.
- Jika mimisan disertai kesulitan bernapas.
- Jika anda merasa lemah atau pingsan selama atau setelah mimisan.
- Jika mimisan tidak berhenti setelah 30 menit meskipun sudah dilakukan penekanan.
- Jika mimisan disebabkan oleh cedera atau kecelakaan.
- Jika mimisan terjadi pada anak di bawah dua tahun (karena kondisi ini sangat jarang).
Baca Juga: Jangan Panik, Ini Pertolongan Pertama Saat Anak Mimisan
Jika mengalami kondisi di atas, anda bisa menemui dokter umum atau pergi ke fasilitas perawatan darurat terdekat untuk mendapatkan penanganan segera. Jika kehilangan banyak darah, pastikan untuk meminta bantuan orang lain untuk mengantar anda atau menelepon ambulans, pastikan untuk tidak mengemudi sendiri.
Cara Menghentikan Mimisan
Berikut langkah-langkah yang bisa anda lakukan untuk menghentikan mimisan di rumah:
1. Duduk tegak dan condongkan tubuh serta kepala sedikit ke depan. Ini akan mencegah darah mengalir ke tenggorokan, yang bisa menyebabkan mual, muntah, dan diare. Jangan berbaring atau menundukkan kepala.
2. Bernapas melalui mulut.
3. Gunakan tisu atau kain basah untuk menampung darah.
4. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mencubit bagian lunak hidung. Pastikan untuk mencubit bagian lunak hidung di bagian atas tulang hidung. Jangan mencubit bagian atas tulang hidung karena tidak akan cukup memberikan tekanan untuk menghentikan pendarahan.
5. Terus mencubit hidung selama setidaknya lima menit. Jika pendarahan belum berhenti, lanjutkan mencubit hidung selama 10 menit lagi.
6. Jika memungkinkan, anda bisa mengompres hidung dengan es untuk membantu menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi pendarahan. Langkah ini tidak wajib, tetapi bisa dicoba.
7. Anda bisa menggunakan semprotan hidung dekongestan yang dijual bebas, seperti oxymetazoline ke sisi hidung yang berdarah, lalu mencubit hidung seperti langkah sebelumnya. Jangan gunakan semprotan ini terlalu sering karena bisa meningkatkan risiko mimisan yang lebih parah.
8. Setelah pendarahan berhenti, hindari membungkuk, mengejan, atau mengangkat benda berat. Jangan meniup atau menggosok hidung selama beberapa hari.
Demikian beberapa penjelasan mengenai 6 gejala umum mimisan dan cara menghentikannya. Mimisan adalah kondisi yang sering tidak berbahaya, namun penting untuk mencari bantuan medis apabila disertai dengan gejala lain.
Dengan memahami gejala dan cara menghentikan mimisan yang tepat dapat membantu anda menangani mimisan dengan lebih baik dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Jika anda sering mengalami mimisan atau jika mimisan disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Docdoc.com