Minggu, 21 JULI 2024 • 18:00 WIB

Ketahui Apa Itu Bayi Tabung, Tahapan Program sampai Persiapannya

Author

Ilustrasi program bayi tabung

INDOZONE.ID - In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung, adalah salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan dengan infertilitas (gangguan kesuburan), dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia.

"Setelah dipertemukan, embrio akan dikembangkan di laboratorium dan dimonitor hingga siap, lalu ditanam atau dikembalikan ke tubuh ibu sehingga ibu bisa hamil seperti biasa," ujar dr. Upik Anggraheni, Sp.OG, Subsp. FER, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah - IVF Centre pada Media Discussion IVF 101: Ketahui Serba Serbi Bayi Tabung.

"Setelah terjadi pembuahan, sejumlah 1-3 embrio akan dimasukkan kembali ke tubuh ibu. Oleh karena itu, risiko kehamilan kembar pada program bayi tabung lebih besar sekitar 20-30 persen," tambah dr. Upik.

Program kehamilan alternatif, termasuk bayi tabung, tidak ada kata harus. Namun, ada beberapa pilihan sesuai dengan permasalahan dan kemampuan pasangan.

Faktor dalam Program Bayi Tabung

1. Kesehatan Sperma

Kesehatan sperma tidak bisa dilihat dari mata telanjang. Sperma yang encer belum tentu buruk dan sperma yang kental belum tentu baik.

Kemampuan sel sperma yang penting. Untuk membuahi satu sel telur, diperlukan 40 juta sperma yang bergerak.

Jika kurang dari itu, diperlukan bantuan tambahan seperti inseminasi (memasukkan sperma lebih dekat) atau bayi tabung.

2. Sumbatan Saluran Telur

Perempuan memiliki dua saluran telur (kanan dan kiri), yang merupakan tempat bertemunya sperma dan sel telur.

Jika saluran ini rusak, sel telur dan sperma tidak akan bertemu. Salah satu solusinya adalah bayi tabung.

3. Kista Coklat

Kista memiliki banyak jenis, termasuk kista hormonal, kista ganas, dan kista endometriosis.

Kista endometriosis menjadi musuh dokter fertilitas karena paling sulit diatasi.

4. Gangguan Pematangan Telur/PCOS

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah gangguan hormonal yang menyebabkan ovarium menghasilkan banyak folikel kecil yang tidak berkembang menjadi telur matang.

Hal ini menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur dan ovulasi terganggu. PCOS juga berhubungan dengan resistensi insulin, obesitas, dan tingkat hormon androgen yang tinggi.

Penanganan PCOS bisa melibatkan perubahan gaya hidup sehat, seperti diet seimbang dan olahraga teratur, serta pengobatan medis dengan metformin atau inositol.

5. Infertilitas yang Tidak Dapat Dijelaskan (Unexplained Infertility)

Ada faktor yang tidak bisa dijelaskan, di mana pasangan tersebut sehat tetapi tetap tidak bisa mendapatkan keturunan.

Gangguan kesuburan bisa terjadi pada pria, wanita, atau keduanya. Gangguan kesuburan adalah kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan secara benar dan teratur.

Karena tidak semua pasangan tahu cara berhubungan yang benar. Sebanyak 10-15 persen pasangan usia reproduksi tidak tahu cara berhubungan yang benar.

Berhubungan yang benar adalah ejakulasi di dalam vagina atau artinya tidak dikeluarkan di perut atau di luar, atau kolam renang.

"Wanita bila cadangan telurnya rusak, atau ada kista, sulit sekali untuk diperbaiki. Sementara sperma setiap 90 hari sekali terus diperbarui, sementara sel telur tidak pernah diperbarui atau diproduksi sehingga kita hanya punya cadangan sel telur saja. 40 persen perempuan mengalami ganguan ovulasi pada etiologi fertilitas, termasuk PCOS," jelas Upik.

"Pada tahun pertama pernikahan, 85 persen pasangan harusnya mendapatkan kehamilan apabila tidak ada masalah apa-apa dan tahun kedua meningkat sebanyak 92 persen, setelahnya menurun setengahnya," ungkap Upik.

"Maka dari itu seseorang dikatakan mengalami gangguan kesuburan kalau sudah satu tahun pernikahan. Silakan minimal periksa atau screening untuk melihat ada gangguan kesuburan atau tidak," saran Upik.

dr. Upik Anggraheni, Sp.OG, Subsp. FER, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah

Baca Juga: Mengenal IVF dan Penemunya Subhash Mukhodpadhyay: Dokter Pertama yang Memperkenalkan Program Bayi Tabung

Keberhasilan Bayi Tabung

Menurut laporan 2020 di Indonesia, keberhasilan program bayi tabung sangat dipengaruhi oleh:

1. Usia Calon Ibu

Usia calon ibu berkaitan dengan cadangan sel telur. Semakin tua, cadangan semakin menurun, terutama di atas usia 35 tahun.

2. Cadangan Sel Telur

Sama seperti penuaan, ovarium bisa menua, usia biologis beda dengan usia KTP.

Salah satu cara memeriksa usia biologis adalah dengan pemeriksaan USG untuk mengecek cadangan sel telur.

3. Faktor Penyebab Infertilitas

PCOS akan mempengaruhi keberhasilan program. Penanganan PCOS melibatkan pemantauan dan pengobatan hormonal.

4. Kualitas Sperma

Sebanyak 33 persen kasus infertilitas pria tidak diketahui penyebabnya, sehingga perlu melihat faktor risiko pria.

Faktor-faktor seperti varikokel (varises di dalam skrotum), infeksi, testis yang tidak turun, gangguan ejakulasi, diabetes, hipertensi, dan kegemukan bisa menjadi penyebabnya.

Masyarakat kota masih kurang percaya untuk melakukan program bayi tabung di Indonesia. Padahal pada pertemuan internasional, Indonesia yang jadi pembicaraan.

Faktor yang membuat masyarakat kurang percaya adalah perihal pelayanannya. Untuk usia di bawah 35 tahun, tingkat keberhasilan program bayi tabung di luar ada di 44.5 persen.

Sementara di indonesia, hanya 39.7 persen. Angka ini dikarenakan banyak pasangan yang memilih ke luar negeri untuk melakukan program bayi tabung.

Namun baiknya, Indonesia masih bisa bersaing di 36.8 persen (RSPI Succes Rate) keberhasilan program bayi tabung di Rumah Sakit Pondok Indah untuk golongan usia 35-37 tahun, dibanding dengan keberhasilan bayi tabung secara internasional sebanyak 32.4 persen pada golongan usia tersebut.

Dua Cara Transfer Bayi Tabung

1. Fresh Cycles

Pada proses bayi tabung, setelah 3-5 hari embrio langsung dimasukkan ke dalam rahim ibu.

Menurut data, keberhasilan untuk usia di atas 35 adalah 50.07 persen.

2. Frozen Cycles

Beda dengan fresh, frozen transfer setelah dikawinkan dan dimonitor maka akan disimpan dulu di suhu -196 derajat, di mana sel-sel metabolisme akan berhenti, sehingga sel tidak akan berubah dan embrio bisa digunakan kapan saja saat pasangan sudah siap.

Keberhasilan di usia atas 35 tahun adalah 62.5 persen.

Persiapan Program Bayi Tabung

1. Konsultasi

Lakukan konsultasi dengan tes dasar kesuburan. Tes ini termasuk analisis sperma, DFI, USG, HSG, dan tes laboratorium bila perlu.

2. Kelas Konseling Bayi Tabung

Menyediakan informasi mengenai keberhasilan, kegagalan, aspek psikologis, waktu, biaya, dan dukungan keluarga.

3. Pola Hidup Sehat

Penerapan pola hidup sehat minimal 60 hari sebelum program IVF. Ini termasuk asupan tinggi protein dan rendah lemak, mikronutrisi multiple, antioksidan, dan olahraga teratur.

4. Persiapan Mental

Manajemen stres dan emosi sangat penting.

5. Persiapan Finansial

Biaya program bayi tabung bisa cukup besar, jadi persiapan finansial sangat penting.

Nutrisi dan Pola Makan

Makanan dengan antioksidan tinggi seperti kiwi, semangka, dan nanas dianjurkan untuk persiapan program hamil.

Namun, saat hamil, konsumsi nanas perlu dikurangi. Pola makan gizi seimbang sangat penting.

"Meski anjuran ini bagus, tapi jangan makan itu terus. Kuncinya adalah pola makan gizi seimbang," saran dr. Upik.

itu perhatikan asupan kafein. Kafein ada di dalam kopi, teh, dan cokelat sehingga perlu dibatasi karena dapat merusak pembuluh darah.

"Namun yang paling tinggi kafeinnya di kopi. Perhari cuman boleh 100 mg kafein di kopi perhari agar tidak merusak pembuluh darah. Kalau lebih tinggi akan memicu penyakit hormonal," saran dr Upik.

PCOS bisa ditangani dengan pola makan sehat dan metformin jika diperlukan. Metformin harus dikonsumsi dengan pola makan teratur karena bisa menurunkan gula darah tiba-tiba.

Baca Juga: Jalani Program Bayi Tabung, Wanita 23 Tahun Ini Meninggal Akibat Komplikasi Langka

Tahapan Umum Bayi Tabung

Ini beberapa tahapan umum yang dilakukan untuk program bayi tabung:

  • Pemeriksaan USG, Hormon, Saluran Telur, dan Sperma (Proses ini membutuhkan waktu antara 1-2 minggu)
  • Penyuntikan Obat untuk Membesarkan Sel Telur (Proses ini membutuhkan waktu 10-12 hari)
  • Penyuntikan Obat Penekan Hormon
  • Pengambilan Sel Telur (Pasien akan dibius selama proses ini)
  • Pembuahan di Laboratorium
  • Pengembangan Embrio oleh Embriologist di Laboratorium
  • Penanaman Embrio (Embrio Transfer)
  • Menunggu Hasil selama 14 Hari sejak Transfer

Pasien biasanya datang pada hari kedua untuk dilakukan USG dan pemeriksaan hormon, kemudian dilanjutkan dengan penyuntikan hormon pembesar sel telur.

Setelah hari keenam, pasien akan disuntik dengan 2-3 obat selama 5-8 hari.

Pengambilan sel telur dan pembuahan di laboratorium dilakukan, dan embrio dimonitor dari hari pertama sampai hari keenam.

Penanaman embrio dilakukan dan hasilnya ditunggu selama 14 hari untuk melihat hasil test pack. Total waktu untuk satu siklus adalah 4 minggu.

Jika bayi tabung belum berhasil, maka pasangan perlu mengambil waktu tenang sejenak, meski sedih san frutasi adalah hal wajar, tetapi jangan sampai berkepanjangan.

Di momen ini, pasangan bisa mencari penyebab kegagalan siklus IVF, sambil konsisten dalam memperbaiki pola hidup, mencoba lagi dengan mengoptimalkan usaha tambahan, seperti akupuntur, imunoterapi, teknologi IMSI, dan PGD/PGS.

Adapun pemeriksaan tambahan seperti screening genetik, pemeriksaan kromosom, tes imunologi reproduksi, dan histeroskopi diagnostik.

Itulah penjelasan mengenai bayi tabung yang bisa kamu ketahui.

Semoga berhasil!

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan