INDOZONE.ID - Batuk rejan atau biasa disebut pertusis atau batuk 100 hari, adalah terjadinya infeksi pada saluran pernapasan yang sangat mudah menular.
Batuk ini biasanya terjadi selama berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan, setelah mengalami gejala pertamanya.
Pertusis bisa sangat berbahaya terutama pada bayi, anak kecil, ibu hamil, dan orang yang kekebalan tubuhnya lemah.
Penyakit batuk ini akan mengeluarkan suara "whoop" ketika mencoba menarik napas panjang, setelah batuk terus menerus yang tak kunjung berhenti.
Gejala Batuk Rejan
Gejala awal batukl rejan mirip dengan flu biasa. Namun ini akan berlangsung lama, satu hingga dua minggu, dengan gejalanya sebagai berikut.
• Demam ringan
• Batuk Sesekali
• flu
• berhenti nafas sebentar pada bayi (capnea)
Baca Juga: Cara Bedakan Batuk Biasa dan Batuk Serius: Kamu Tahu Gak?
Setelah melewati minggu pertama atau kedua, gejala yang timbul akan berbeda. Berikut adalah gejala batuk rejan fase kedua.
• Batuk yang berulang, tak kunjung berulang, atau hebat (paroxysm). Berulangnya secara bertahap hingga 10 minggu lebih.
• Menarik napas saat setelah batuk berhenti.
• Muntah.
• Kelelahan akibat batuk berkepanjangan.
Penyebab Batuk Rejan
Bakteri Bordertella Pertussis adalah penyebab batuk rejan yang masuk ke sel pertahanan tubuh.
Bakteri ini awalnya menempel ekstensi kecil seperti pada rambut, lalu masuk lapisan saluran.
Lalu, bakteri ini melepaskan racun (toksin) sehingga membuat saluran pernapasan membengkak, dan menyebabkan batuk parah.
Siapa saja bisa terkena penyakit batuk ini, dan dapat menularkan dengan mudah, yaitu melalui udarah dan percikan liur dari orang yang batuk dan bersin.
Batuk ini bisa berbahaya, terutama pada bayi berusia di bawah 1 tahun.
Komplikasi pada Bayi
• Berhenti napas yang disebut apnea
• Risiko pneumonia
• Kejang
• Risiko penyakit otak (ensefalopati)
• Meninggal
Komplikasi pada Orang Dewasa:
• Pingsan
• Patah tulang rusuk
• Kehilangan berat badan
Pencegahan Batuk Rejan
Yang bisa dilakukan untuk mencegah batuk rejan adalah vaksin difteri, pertusis dan tetanus (DPT). Ini merupakan vaksin kombinasi yang juga melindungi dari difteri serta tetanus.
Baca Juga: 4 Jenis Batuk yang Perlu Kamu Tahu dan Cara Mengatasinya
Vaksin ini wajib diberikan pada saat bayi, dengan tahapan berikut ini:
• Dosis pertama usia 2 bulan
• Dosis kedua usia 4 bulan
• Dosis ketiga usia 6 bulan
• Dosis keempat usia antara 15 dan 18 bulan
• Dosis kelima usia antara 4 dan 6 tahun
Orang dewasa juga bisa mendapatkan vaksin pertusis satu kali pada usia 19 atau 64 tahun, yang disebut vaksin TDaP.
Pada ibu hamil dianjurkan menerima vaksin TDap di trimester ketiga antara minggu ke-27 dan ke-36.
Perawatan Batuk Rejan di Rumah
Jika kamu terkena penyakit batuk rejan, simak langkah-langkah yang bisa membantu kamu agar mempercepat penyembuhan di dalam rumah, yaitu:
• Istirahat yang banyak
• Minum air putih sesering mungkin agar mencegah dehidrasi
• Gunakan pelembab udara agar mengencerkan lendir di saluran pernapasan
• Minum antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter kamu
• Jangan minum obat batuk, kecuali sudah diresep kan dokter
• Jagalah rumah kamu bebas dari iritan seperti asap dan debu yang bisa memicu batuk
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cleveland Clinic