Jumat, 30 AGUSTUS 2024 • 07:55 WIB

Parade Sound Horeg, Kegiatan Unfaedah yang Bahayakan Kesehatan Telinga

Author

Ilustrasi parade sound horeg

INDOZONE.ID - Parade Sound Horeg adalah sebuah kegiatan adu sound system dengan volume di atas rata-rata, yang diparadekan dengan keliling kampung.

Biasanya, para pelaku kegiatan ini menggunakan kendaraan besar untuk menjalankan kegiatan ini. Tentunya, kegiatan ini sangat menimbulkan keresahan bagi warga sekitar.

Kegiatan parade Sound Horeg yang sedang trend di Jawa Timur ini sudah banyak sekali menimbulkan kerugian bagi orang lain, seperti memicu retak hingga pecahnya kaca rumah, display makanan di warung nasi padang yang jatuh, genteng yang pecah dan berjatuhan, dan masih banyak lagi.

Dalam kacamata kesehatan, tentunya efek yang ditimbulkan dari Sound Horeg ini sangat membayakan bagi kesehatan telinga.

Rata-rata Sound Horeg ini bisa menimbulkan tingkat kebisingan hingga 135 dB. Padahal, dilansir dari Hearing Health Foundation, suara yang dianggap aman untuk telinga kita adalah suara dengan tingkat kebisingan dibawah 70 dB.

Namun di keadaan lain, misalkan ketika kita perlu berteriak pada seseorang yang berjarak satu lengan dari kita, atau mendengarkan musik dari HP orang lain, maksimal desibel suara yang kita dengar yaitu 85 dB, dimana ini juga menjadi standar maksimum untuk paparan kebisingan di tempat kerja selama 8 jam.

Baca Juga: Simak Cara Penting Menjaga Kesehatan Telinga, Nomor 1 Wajib Kamu Lakukan!

Rentang suara dari aman hingga berbahaya

Beberapa kegiatan lain yang mengharuskan kita mendengarkan suara yang keras yaitu saat mendengarkan lagu menggunakan headphone atau earbud.

Headphone atau earbud dapat mengeluarkan suara hingga 100 dB, maka dari itu, atur tingkat suara yang aman dalam rentang 50-60 persen dari volume maksimum.

Tentunya hal ini bertujuan untuk melindungi pendengaran kita, dan dapat membuat kita lebih menikmati music yang kita dengar.

Dilansir dari NIDCD, suara yang sangat keras di lingkungan sekitar kita, seperti suara yang ditimbulkan oleh sound horeg, dapat merusak sel-sel rambut kecil dan rapuh pada koklea, dan mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar.

Kerusakan inilah yang disebut gangguan pendengaran akibat kebisingan atau noise-induced hearing loss (NIHL).

NIHL dapat terjadi secara bertahap, yang ditandai dengan suara terdengar teredam atau semakin sulit mendengar dan memahami percakapan, dan dapat terjadi secara langsung akibat dari terkena ledakan suara yang sangat keras.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Telinga untuk Pendengaran yang Lebih Optimal

Selain NIHL, paparan suara keras juga dapat menyebabkan tinitus, yaitu berbagai dengungan atau raungan di kepala dan telinga.

Tinitus dapat terjadi terus-menerus, sesekali, atau menghilang secara menyeluruh setelah terpapar suara keras.

NIHL dapat menyerang siapapun tidak pandang usia, dimana sekitar 40 juta warga Amerika usia 20-69 tahun telah mengalami NIHL, dan seperempat orang dewasa yang melaporkan memiliki pendengaran baik hingga sangat baik sudah mengalami kerusakan salah satu atau bahkan kedua telinganya.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga berisiko dapat terkena NIHL. Seseorang yang terpapar suara pada tingkat 85dB atau lebih secara berulang dan dalam waktu yang lama, dapat mengalami gangguan pendengaran.

Tentunya, dengan kebisingan mencapai 135 dB, sound horeg adalah kegiatan yang dapat mengancam kesehatan telinga orang banyak.

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Hearing Health Foundation