INDOZONE.ID - Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang berdampak pada kemampuan dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Kondisi ini seringkali menunjukkan gejala yang mirip dengan cedera otak, sehingga memunculkan pertanyaan mengenai hubungan antara keduanya.
Berikut penjelasan cedera dan autisme, apa hubungannya?
Apa itu Autisme?
Sebelum membahas hubungan antara cedera otak dan autisme, penting untuk memahami apa itu autisme.
Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial.
Gejala autisme biasanya muncul sejak dini, dan sering kali melibatkan perilaku yang terbatas serta berulang.
Selain itu, autisme dapat mempengaruhi struktur otak dan pemrosesan sinyal saraf, yang menyebabkan beberapa karakteristik autisme tampak mirip dengan cedera otak.
Baca Juga: Peneliti: Dampak Penggunaan Gadget Berlebih Pada Anak Mirip Dengan Gejala Autisme
Apa Penyebab Utama Autisme?
Penyebab pasti autisme masih menjadi misteri. Autisme adalah gangguan yang sangat kompleks dan dapat berkembang dengan cara yang berbeda pada setiap individu.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya autisme, seperti komponen genetik, riwayat keluarga, faktor lingkungan, dan komplikasi saat lahir seperti berat lahir rendah atau kelahiran prematur.
Trauma dan Autisme, Apa Hubungannya?
Trauma masa kecil, meskipun tidak menyebabkan autisme, sering kali terkait dengan kondisi ini.
Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan PTSD umum terjadi pada individu dengan autisme, dan hal ini bisa memperburuk gejala autisme.
Pengalaman traumatis atau situasi stres yang dialami di usia dini dapat menjadi faktor risiko yang signifikan bagi masalah psikologis, yang dapat memengaruhi gejala autisme.
Baca Juga: Dokter Ungkap Faktor Penyebab Gangguan Spektrum Autisme, Apa Saja?
Apakah Otak Penderita Autisme Berbeda?
Autisme dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak, baik secara fisik maupun emosional.
Beberapa area otak yang terkait dengan emosi dan fungsi sosial dapat terpengaruh oleh autisme, yang menjelaskan banyak gejala yang muncul.
Namun, penting untuk dipahami bahwa orang dengan autisme melihat dunia dengan cara yang berbeda.
Perbedaan ini tidak dilihat sebagai kekurangan, melainkan sebagai bentuk keberagaman perkembangan yang harus dihargai.
Apakah Cedera Otak Dapat Menyebabkan Autisme?
Meskipun hubungan antara cedera otak dan autism sering menimbulkan kebingungan, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa cedera otak bisa menjadi penyebab autisme.
Namun, ada beberapa kesamaan dalam gejala antara keduanya, seperti kesulitan belajar, kejang, masalah pencernaan, dan gangguan pemrosesan sensorik.
Beberapa jenis cedera otak bahkan dapat menutupi gejala autisme, sehingga memperlambat diagnosis autisme pada anak-anak yang masih sangat muda.
Penelitian pada tahun 2023 menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami cedera otak sebelum usia dua tahun memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami autisme.
Namun, diagnosis ini sering tertunda karena gejala yang mirip dengan cedera otak. Hasil penelitian ini melihat pentingnya skrining autisme dini pada anak-anak yang pernah mengalami cedera otak.
Demikian beberapa penjelasan mengenai hubungan antara cedera otak dan autisme. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks, dan meskipun masih banyak yang perlu dipelajari tentang penyebabnya dan cedera otak belum terbukti menjadi penyebab autisme.
Namun, anak-anak yang mengalami cedera otak pada usia sangat dini sangat memiliki risiko lebih tinggi untuk didiagnosis dengan autisme.
Banyaknya kesamaan gejala antara cedera otak dan autisme membuat skrining awal untuk autisme pada anak-anak yang pernah cedera otak sangat penting.
Hal ini dapat membantu memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang tepat sejak awal.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline.com