INDOZONE.ID - Cuka sari apel atau apple cider vinegar (ACV) merupakan produk fermentasi dari apel. Apel yang dihancurkan lalu dicampur dengan ragi agar gula menjadi alkohol, kemudian, selama fermentasi, alkohol diubah oleh bakteri yang disebut acetobacter menjadi asam asetat.
Sekitar 5-6 persen dari cuka sari apel adalah asam asetat. Dari sudut pandang nutrisi, cuka sari apel mengandung sangat sedikit karbohidrat, beberapa mineral termasuk kalium, dan sekitar tiga kalori per sendok makan (15 ml).
Apa Manfaat Cuka Apel?
Cuka apel memiliki 2 jenis, salah satunya dijadikan menjadi berbentuk suplemen. Beberapa orang mengonsumsi suplemen tersebut sebelum makan, dan mempercayai bahwa cuka apel dapat mengendalikan nafsu makan, mengatur gula darah, dan membakar lemak.
Baca Juga: 9 Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan Tubuh dan Kulit Wajah
Namun, sebagian besar bukti ini didasarkan pada penelitian pada hewan dengan penelitian berkualitas terbatas, untuk mendukung tindakan ini pada manusia.
Bagaimana Cara Diet dengan Cuka Apel?
Penelitian terkini dilakukan dengan menggunakan dosis harian 15 ml cuka sari apel yang diencerkan dalam 250 ml air.
Hal ini sesuai dengan sebagian besar pengikut diet ACV, yang menganjurkan untuk mengonsumsi 1-2 sdm (15-30 ml) ACV per hari yang dicampur dengan air.
Sebagian orang memilih untuk membagi dosis selama periode 24 jam dan banyak yang merekomendasikan untuk meminumnya dengan cara diencerkan langsung sebelum makan.
Saat pertama kali mencoba ACV, banyak yang menyarankan untuk memulai dengan jumlah yang lebih rendah, katakanlah 1 sdt (5ml), yang diencerkan dalam air, untuk menilai toleransi kamu terhadapnya.
Diet ini menyarankan mengonsumsi ACV dengan air sebagai minuman, tetapi dapat juga dicampur dengan minyak untuk membuat saus salad.
Apakah Ada Bukti dari Diet dengan Cuka Apel?
Sebuah studi pada Maret 2024, yang menguji coba dosis cuka sari apel setiap hari pada 120 orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, menemukan bahwa mengonsumsi tiga dosis setiap hari selama periode antara empat dan 12 minggu, menghasilkan penurunan berat badan yang 'signifikan' .
Studi terbaru menunjukkan bahwa penurunan berat badan mungkin terjadi pada mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Memang, terjadi penurunan berat badan, indeks massa tubuh, rasio lemak tubuh, dan lingkar pinggang dan pinggul yang signifikan.
Namun, diperlukan studi klinis jangka panjang dan berskala lebih besar dengan bias minimal sebelum kesimpulan yang pasti dapat dibuat.
Selain itu, hingga saat ini belum ada penelitian tentang apakah penurunan berat badan yang berkelanjutan dan jangka panjang dapat dipertahankan.
Apakah Aman Diet dengan Cuka Apel?
Pandangan ahli gizi menyebut bila cuka apel ditambahkan sebagai tambahan pada berbagai jenis makanan, cuka sari apel dapat memberikan manfaat kesehatan potensial.
Baca Juga: Inilah 7 Efek Samping Cuka Apel, Salah Satunya Iritasi Kulit
Di antara manfaat yang didapat, seperti membantu mengelola kadar gula darah dan insulin, terutama setelah makan makanan yang mengandung karbohidrat.
Studi pada bulan Maret 2024 menemukan, selain penurunan berat badan, juga terjadi peningkatan kadar glukosa darah, trigliserida, dan kolesterol.
Meskipun penggunaan cuka sari apel sesekali aman dan menyehatkan bagi kebanyakan orang, namun ada beberapa risiko yang menyertainya. Misalnya:
• Cuka sari apel sangat asam. Cuka ini dapat mengiritasi tenggorokan jika sering meminumnya atau dalam jumlah banyak.
• Cuka sari apel dapat berinteraksi dengan suplemen atau obat tertentu, termasuk diuretik dan insulin. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kadar kalium.
Ingat, tidak ada cara instan untuk menurunkan berat badan. Bersikaplah skeptis terhadap pendekatan apa pun yang mengklaim dapat menurunkan berat badan tanpa mengurangi kalori atau meningkatkan aktivitas fisik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Mayo Clinic