INDOZONE.ID - Nyeri otot betis merupakan kondisi yang umum terjadi, dan bisa dirasakan sebagai nyeri tumpul atau tajam di bagian belakang kaki, tepatnya di belakang tulang kering.
Penyebab nyeri otot betis pun cukup beragam. Mulai dari cedera otot, hingga masalah pada pembuluh darah.
Siapa yang Berisiko Alami Nyeri Otot Betis?
Dikutip dari situs Cleveland Clinic, nyeri otot betis bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada:
- Atlet dan orang yang rutin berolahraga dengan tekanan berlebih pada otot betis.
- Orang berusia di atas 65 tahun yang memiliki kelemahan otot, atau kondisi medis tertentu.
Faktor lain yang meningkatkan risiko nyeri otot betis meliputi:
- Penggunaan obat tertentu, seperti obat penurun kolesterol.
- Penyakit seperti hipotiroidisme, penyakit hati, penyakit ginjal, diabetes, atau penyakit arteri perifer (PAD).
- Edema (pembengkakan akibat penumpukan cairan di kaki).
- Kelelahan akibat panas.
- Ketidakseimbangan elektrolit akibat dehidrasi atau prosedur dialisis (pembersihan darah).
- Kehamilan.
- Otot betis yang pendek atau kaku.
- Merokok atau penggunaan produk tembakau.
Baca Juga: Sakit di Betis Menunjukkan Kolesterol Terlalu Tinggi, Benarkah?
Penyebab Umum Nyeri Otot Betis
Nyeri pada otot betis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Klaudikasio (Claudication)
Penyempitan arteri dapat menghambat aliran darah ke otot betis, menyebabkan kekurangan oksigen. Klaudikasio intermiten bisa menyebabkan nyeri saat berjalan atau berolahraga, terutama pada penderita diabetes, PAD, atau perokok.
2. Kontusio (Cedera Akibat Benturan)
Pukulan langsung pada otot betis, misalnya tendangan keras, dapat merusak jaringan otot tanpa menyebabkan luka terbuka. Cedera ini sering kali menyebabkan memar dan nyeri, bahkan dalam kasus parah bisa menyebabkan sindrom kompartemen, kondisi serius yang menghambat aliran darah ke otot kaki.
3. Kram Otot
Kram otot terjadi ketika otot tiba-tiba berkontraksi, menyebabkan spasme otot yang menyakitkan. Kram betis, yang sering disebut charley horse, dapat terjadi akibat dehidrasi atau kelelahan berlebihan.
Kram ini biasanya berlangsung beberapa detik, tetapi otot bisa terasa nyeri selama beberapa jam setelahnya.
4. Trombosis Vena Dalam (DVT)
Dalam kasus yang jarang terjadi, nyeri otot betis bisa menjadi gejala DVT, yaitu pembekuan darah di pembuluh vena kaki. DVT bisa menyebabkan emboli paru, yang berpotensi mengancam nyawa.
5. Otot Betis Tertarik (Strain)
Cedera akibat otot betis yang ketarik atau terlalu meregang, dapat menyebabkan robekan otot dalam kasus yang lebih parah.
6. Tendinitis
Tendinitis adalah peradangan pada tendon, jaringan yang menghubungkan otot betis dengan tulang di kaki. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri saat otot digunakan.
Cara Mengatasi Nyeri Otot Betis
Sebagian besar kasus nyeri otot betis dapat diatasi di rumah dengan metode RICE:
- Rest (Istirahat): Hindari berjalan atau berlari dengan otot betis yang nyeri. Jangan memaksakan diri karena bisa memperburuk kondisi.
- Ice (Kompres Dingin): Gunakan kompres es selama 20 menit setiap dua jam, untuk mengurangi peradangan. Jangan letakkan es langsung di kulit.
- Compression (Kompresi): Balut betis dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan.
- Elevation (Elevasi): Angkat kaki lebih tinggi dari jantung dengan bantal atau alas lainnya, untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Jika nyeri disebabkan oleh kram otot, lakukan peregangan ringan untuk membantu melemaskan otot betis. Selain itu, dokter mungkin menyarankan perawatan tambahan, seperti:
- Obat pereda nyeri.
- Terapi fisik.
- Penggunaan gips lunak atau sepatu khusus, untuk membatasi pergerakan jika terjadi robekan otot.
Baca Juga: Betis Berlemak? Ini Gerakan yang Bisa Mengatasinya
Penanganan Nyeri Otot Betis akibat Masalah Pembuluh Darah
Jika nyeri otot betis disebabkan oleh klaudikasio, dokter dapat menyarankan:
- Perubahan pola makan untuk mengurangi asupan garam, kolesterol, lemak jenuh, dan gula.
- Olahraga teratur untuk meningkatkan aliran darah.
- Obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes.
- Obat pengencer darah untuk mencegah atau mengobati pembekuan darah.
- Berhenti merokok, karena tembakau memperburuk kondisi pembuluh darah.
Apakah Nyeri Otot Betis Butuh Dioperasi?
Sebagian besar, kasus nyeri oyot tidak memerlukan operasi. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, operasi mungkin dibutuhkan untuk robekan otot parah, pembekuan darah, atau penyumbatan arteri di betis.
Kapan Harus Hubungi Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika kamu mengalami:
- Perubahan warna kulit pada kaki, seperti pucat atau kebiruan.
- Kesulitan bergerak atau berjalan.
- Nyeri betis yang parah atau tiba-tiba muncul tanpa sebab.
- Pembengkakan di betis atau seluruh kaki.
Oleh karena itu, nyeri otot betis memang umum terjadi dan biasanya bukan masalah serius. Namun, jika nyeri muncul tanpa aktivitas fisik atau tidak membaik dengan istirahat, bisa jadi ini merupakan tanda masalah kesehatan yang lebih serius, terutama terkait pembuluh darah.
Jangan ragu untuk mencari pertolongan dokter, jika nyeri betis terasa tidak wajar atau berlangsung lama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Cleveland Clinic