Senin, 18 NOVEMBER 2024 • 14:40 WIB

Terganggu Suara Mengunyah? Waspada, Mungkin Kamu Mengidap Misophonia

Author

Gangguan Misophonia

INDOZONE.ID - Jika kamu merasa terganggu akan suara kunyahan seseorang sedang makan sereal yang keras, bisa jadi kamu memiliki gangguan penyakit yang bernama Misophonia.

Misophonia adalah bentuk kepekaan yang sangat parah terhadap suara, seperti mengunyah, batuk, menguap, dan lain sebagainya.

Misophonia telah resmi disebut sebagai salah satu masalah neurologis sejak 2001.

Namun hingga kini, masih banyak masyarakat skeptis terhadap gangguan misophonia.

Untuk memahami lebih lanjut perihal kondisi gangguan misophonia ini, mari kita simak penjelasan perihal apa itu misophonia, gejala, hingga cara mengobati misophonia berikut ini.

Apa itu Misophonia?

Mengenal apa itu sindrom Misophonia

Misophonia berasal dari kata Yunani Kuno yang memiliki arti 'membenci suara'.

Menurut penelitian The Brain Basis for Misophonia, disebutkan bahwa misophonia adalah sindrom sensitivitas suara selektif.

Baca Juga: Mental Health di Era Digital, Stay Chill Tanpa Mental Breakdown

Sindrom ini adalah kelainan asli otak dengan gejala psikologis dan fisiologis.

Dikutip dari Healthline, pemindaian MRI menunjukan perbedaan yang mencolok dalam struktur otak seorang penderita misophonia.

Mereka yang menderita misophonia mungkin merasa cemas, marah, dan panik terhadap suara pemicu.

Hal ini yang menyebabkan para penderita melakukan penghindaran, isolasi, dan gangguan depresi.

Penelitian tentang misophonia ini terbilang masih relatif baru.

Beberapa dokter mendiagnosis gangguan tersebut termasuk dalam Obsessive Compulsive and Related Disorders.

Pemicu Gangguan Misophonia

ilustrasi pemicu gangguan misophonia

Suara mengunyah dan orang yang sedang makan adalah pemicu misophonia yang paling umum dijumpai.

Berdasarkan penelitian di Amsterdam, terdapat beberapa pemicu paling umum untuk misophonia, seperti:

1. Suara orang makan mempengaruhi 81 persen dari penderita misophonia

2. Pernapasan atau suara hidung yang keras mempengaruhi sebesar 64,3 persen

3. Suara jari atau tangan mempengaruhi sebanyak 59,5 persen.

4. Sekitar 11,9 persen masyarakat memiliki respons marah ketika melihat seseorang menggoyangkan lutut, atau mengulangi tindakan fisik tertentu.

Gangguan Misophonia Berdampak Bagi Pelajar

Gangguan Misophonia Berdampak Bagi Pelajar

Penelitian di tahun 2018 menemukan bahwa Misophonia dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Applied Cognitive Psychology, suara yang halus seperti kunyahan permen karet, cukup untuk mempengaruhi kinerja akademis.

"Beberapa orang sangat sensitif terhadap suara latar belakang yang relatif halus seperti mengunyah, dan kepekaan ini dapat mengganggu cukup banyak untuk merusak pembelajaran," tulis rekan penulis studi, Logan Fiorella, asisten profesor kognisi terapan dan pengembangan di University of Georgia, kepada TIME.

Fiorella mencatat bahwa secara klinis tidak ada siswa yang menderita mishoponia yang parah, tetapi mereka masih terkena dampak kebisingan.

"Ini mungkin sangat penting bagi siswa dengan tingkat sensitivitas misophonia yang lebih tinggi untuk menghindari belajar di tempat-tempat di mana ada banyak suara 'pemicu', seperti orang lain yang sedang mengunyah, batuk, memencet pena, atau menggesek-gesek kertas," ucap Fiorella.

Fiorella juga mengungkapkan bahwa strategi yang disarankan oleh peneliti lain, seperti menggunakan penutup telinga.

"Ketika itu tidak dapat dihindari, beberapa strategi yang disarankan oleh peneliti lain termasuk menggunakan penutup telinga, fokus pada suara seseorang, atau menggunakan dialog internal yang positif," ujar Fiorella yang dilansir dari People.

Diagnosa dan Pengobatan Misophonia

Ilustrasi Diagnosa dan Pengobatan Misophonia

Diagnosa Misophonia

Penyakit misophonia ini terkadang dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan kecemasan lainnya.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Pengobatan Mental Health, Ini Daftarnya!

Gejala misophonia mungkin juga merupakan akibat dari sejumlah kondisi medis atau efek samping dari berbagai obat.

Pengobatan Misophonia

Hingga saat ini belum ada pengobatan secara khusus yang dirancang untuk menyebuhkan gangguan misophonia, namun ada perawatan yang dapat membantu penderita mengurangi dampak dari kepekaan suara yang tinggi.

Mengutip dari health.com, berikut ini terapi dan obat-obatan yang dapat kamu gunakan untuk mengatasi gangguan misophonia:

1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

CBT merupakan bentuk terapi bicara yang dapat membantu orang mengubah pikiran dan emosi mereka terkait dengan suara pemicu. 

CBT digunakan untuk berbagai kondisi kesehatan mental, dan satu studi menemukan bahwa hampir 50 persen orang yang mengidap misophonia mengalami lebih sedikit gejala saat menggunakan CBT sebagai bentuk pengobatan.

2. Terapi Pelatihan Tinnitus (TRT)

TRT bertujuan untuk melatih kembali respons otak terhadap suara pemicu dengan menggabungkan terapi suara dan teknik konseling.

Untuk misophonia, terapi suara melibatkan penggunaan suara latar bernada rendah atau suara netral misalnya, white noise, atau musik lembut.

Hal ini dapat membantu mengurangi suara pemicu yang menonjol. 

3. Obat-obatan

Beberapa penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan obat-obatan psikiatris yang mengobati kondisi umum yang terjadi bersamaan, seperti gangguan kecemasan, dan depresi untuk mengurangi gejala misophonia dan respons emosional.

Penulis: Hilwah Nur Puspitawati

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Healthline, Health.com, People.com