INDOZONE.ID - Siklus menstruasi yang teratur seringkali dianggap sebagai tanda kesehatan yang baik bagi banyak wanita.
Siklus ini biasanya terjadi secara berkala setiap bulan, mencerminkan perubahan hormon dalam tubuh.
Namun, apa yang terjadi jika siklus menstruasi berhenti? Ternyata, jawabannya mungkin terkait dengan faktor yang tak terduga, yaitu pikiran dan stres yang dialami oleh wanita tersebut.
Baca Juga: Menerapkan Gaya Hidup Minimalis untuk Kesehatan Mental dan Fisik Lebih Baik
Dr. Shrey Kumar Srivastav, Dokter Umum dan Konsultan Senior, Rumah Sakit Sharda - Noida, menjelaskan bahwa "Masalah kesehatan mental, mulai dari stres normal dalam kehidupan sehari-hari hingga depresi klinis dan kecemasan, memang dapat mengganggu siklus menstruasi Anda, menghasilkan serangkaian ketidakteraturan yang dapat membuat frustrasi sekaligus mengkhawatirkan."
Hubungan Otak dan Tubuh: Bagaimana Kesehatan Mental Memengaruhi Siklus Kamu
Hubungan antara otak dan sistem reproduksi sebenarnya merupakan interaksi kompleks yang diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium (HPO).
Hipotalamus, bagian kecil namun penting di otak, berperan sebagai pengontrol utama dengan mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari, yang kemudian memerintahkan ovarium untuk memproduksi hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron.
Jika kesehatan mental kamu terganggu, sistem komunikasi yang kompleks ini dapat terpengaruh. Stres, kecemasan, dan depresi merangsang pelepasan hormon stres, seperti kortisol.
Peningkatan kortisol yang berkepanjangan dapat memengaruhi sinyal hipotalamus, yang berperan penting dalam mengatur ovulasi dan produksi hormon reproduksi.
"Stres, baik emosional, gizi, maupun fisik, dapat mengakibatkan lonjakan endorfin dan pelepasan kortisol yang mengganggu produksi hormon. Hal ini dapat mengakibatkan siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal ini merupakan respons tubuh yang tidak siap menghadapi ovulasi dan kehamilan," tambah Dr. Srivastav.
Bagaimana Periode Kamu Bisa Berubah Berdasarkan Kesehatan Mental
Dampak kesehatan mental terhadap menstruasi kamu bisa terjadi dalam banyak cara, yaitu sebagai berikut:
1. Haid Tidak Teratur
Stres dapat memengaruhi siklus menstruasi dengan membuatnya lebih panjang atau lebih pendek, sehingga sulit untuk memprediksi kapan menstruasi berikutnya akan terjadi.
2. Haid Terlambat (Amenore)
Stres berat, kecemasan, atau depresi yang berkepanjangan dapat menyebabkan berhentinya menstruasi, yang sering disebut sebagai amenore hipotalamus fungsional, terutama jika terkait dengan faktor-faktor seperti stres psikologis atau penurunan berat badan drastis.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Sakit Perut saat Menstruasi Secara Alami
3. Perubahan Aliran
Beberapa wanita melaporkan pendarahan yang lebih banyak atau lebih sedikit, atau bahkan lebih banyak bercak, saat berada dalam tekanan mental yang cukup tinggi.
4. Gejala PMS/PMDD yang Memburuk
PMS dan PMDD adalah dua kondisi yang berbeda namun terkait dengan perubahan hormonal, dan kondisi kesehatan mental yang mendasarinya dapat memperburuk gejala fisik dan emosional, seperti perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan kecemasan, terutama selama dan sebelum menstruasi.
Siklus menstruasi merupakan indikator penting keseimbangan tubuh yang kompleks. Dengan memahami hubungan antara kesehatan mental dan menstruasi, kamu dapat memiliki perspektif yang lebih menyeluruh tentang kesehatan kamu, baik untuk menenangkan pikiran maupun memulihkan keseimbangan siklus menstruasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Onlymyhealth.com