Kategori Berita
Media Network
Minggu, 01 OKTOBER 2023 • 10:01 WIB

Benarkah di Singapura Bisa Menuntut Pelaku Friendzone karena Dianggap Pembuat Stres Secara Emosional?

Ilustrasi friendzone. (Freepik)

INDOZONE.ID - Masih ingat nggak kalau ada kasus seorang pria Singapura bernama Kawshigan yang memutuskan untuk membawa temannya, Nora Tan, ke pengadilan dengan tuntutan sebesar Rp 34,2 miliar? 

Dikutip The Guardian, tuntutan ini diajukan oleh Kawshigan karena dia merasa telah terus-menerus berada dalam zona "friend zone" oleh Nora Tan, dan menganggapnya sebagai penyebab traumatisasi emosional setelah cintanya ditolak.

Pada awalnya, Kawshigan percaya bahwa Nora memiliki perasaan yang sama terhadapnya, dan mereka pertama kali bertemu pada tahun 2016. Hubungan mereka berkembang menjadi pertemanan seiring berjalannya waktu. Namun, pada bulan September 2020, Nora Tan secara tegas mengungkapkan bahwa dia hanya melihat Kawshigan sebagai seorang teman biasa.

Nora Tan bahkan meminta Kawshigan untuk mengurangi interaksi dengan dirinya.

Nah, kasus seperti di atas ternyata memang memperbolehkan untuk mengajukan tuntutan terhadap mereka yang melakukan stres secara emosional.

Mahkamah Banding Singapura memutuskan bahwa "ketidaknyamanan emosional" seharusnya dianggap sebagai bentuk kerugian atau kerusakan di bawah Bagian 32(1) dari Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.

Baca Juga: Nyesek! Pria yang Kena Friendzone Tuntut Gebetan Rp34 M, Alasannya Terlanjur Cinta Mati


Mahkamah Banding Singapura memutuskan bahwa mengesampingkan ketidaknyamanan emosional akan melanggar niat umum Parlemen untuk mempromosikan hak individu dalam melindungi data pribadi mereka. Niat Parlemen tersebut seharusnya lebih tinggi daripada posisi asumsi dalam hukum umum yang menyatakan bahwa ketidaknyamanan emosional itu sendiri tidak dapat diambil tindakan hukum.

Mahkamah Banding juga mengklarifikasi bahwa kehilangan kendali tidak, bagaimanapun, dianggap sebagai "kerugian atau kerusakan" karena setiap pelanggaran ketentuan yang relevan dalam Bagian IV hingga VI dari PDPA pada dasarnya melibatkan beberapa bentuk kehilangan kendali atas data pribadi.

Seperti halnya kasus Kawshigan yang merasa sangat kecewa dengan penolakan tersebut dan merasa trauma emosional. Dia awalnya berharap bahwa Nora memiliki perasaan yang sama dengannya, tetapi kenyataannya berbeda.

Setelah penolakan itu, hubungan mereka menjadi tegang. Pada bulan Oktober 2020, Kawshigan bahkan mengeluarkan surat peringatan yang mengecam tindakan hukum kepada Nora Tan. Dalam surat tersebut, dia mengklaim bahwa Nora telah menyebabkan "kerugian materi yang timbul dari kelalaian akibat tekanan emosional dan kemungkinan pencemaran nama baik."

Nora Tan merasa tak puas dengan tindakan Kawshigan dan mengusulkan mediasi dengan seorang konselor. Namun, setelah beberapa bulan, mediasi tersebut tidak membuahkan hasil, dan Nora Tan memutuskan untuk menghentikannya karena merasa sia-sia. Kawshigan masih enggan untuk mengakhiri hubungan romantik yang dia harapkan.

Pada April 2022, situasi semakin memburuk ketika Nora Tan mulai melakukan pelecehan verbal terhadap Kawshigan. Akhirnya, pada 14 Mei 2022, Nora Tan memutuskan hubungan komunikasi mereka sepenuhnya.

Baca Juga: Mengapa Banyak Orang Terjebak dalam Friendzone?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Benarkah di Singapura Bisa Menuntut Pelaku Friendzone karena Dianggap Pembuat Stres Secara Emosional?

Link berhasil disalin!