Patteke, Transportasi Pertanian Ala Masyarakat Bugis

Kuda Patteke , Angkutan hasil panen andalan petani bugis

INDOZONE.ID - Sejak zaman dulu, kuda sudah menjadi alat transportasi sehari-hari yang digunakan manusia sebelum memasuki era transportasi moderen.

Jika di Malioboro Yogyakarta pemandangan Andong atau alat transportasi tradisional beroda empat yang ditarik kuda masih sering terlihat sebagai alat transportasi wisata, beda lagi di kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan.

Di daerah yang menjadi salah satu lumbung padi di Indonesia Timur ini, kuda justru menjadi alat transportasi favorit petani untuk mengangkut gabah hasil panen mereka.

Karena tidak semua petani di Sidrap memiliki kuda, beberapa warga menyediakan jasa angkutan gabah hasil panen petani ini. Mereka di sebut Patteke.

"Sekarang sudah jarang yang jadi patteke, di sidrap tinggal tiga orang termasuk saya " beber La Makkawaru salah satu Patteke asal Pangkajene Sidrap.

La Makkawaru dan putranya mengangkut hasil panen petani dengan Kudanya

Menurut La Makkawaru, Patteke masih banyak diminati karena biaya jasa angkutan mereka jauh lebih murah. 

Di bandingkan dengan jasa angkutan panen lain yang menggunakan kendaraan bermotor, yang juga banyak terdapat di kabupaten Sidrap.

Apalagi Patteke ini bisa melewati segala medan, termasuk medan yang tidak bisa di lalui kendaraan bermotor

"Perbedaan ongkosnya memang hampir setengahnya, kalau motor biasanya dua puluh ribu sekarung, kita cuma sepuluh ribu" terang Makkawaru .

"Apalagi sekali jalan kita bisa dua karung,kalau motor cuma sekarung" lanjut Makkawaru.

Makkawaru sendiri mengaku sudah menjadi Patteke sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Dan hingga kini masih meneruskan usaha milik keluarganya dibantu oleh dua orang anaknya.

"Patteke sudah dikenal orang bugis sejak dulu dan masih bertahan sampai sekarang,walaupun jumlahnya memang tidak seberapa sekarang " pungkas Makkawaru.