Produsen tempe mengeluh akibat harga kedelai impor naik. (Zcreators/Jimmy Martino)
Harga kacang kedelai impor kini melonjak tajam secara fluktuatif. Mahalnya harga kedelai, membuat produsen atau pengrajin tempe di Kawasan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, mengeluh.
Akibat tingginya kenaikan harga kedelai, pengrajin tempe terpaksa harus mengurangi ukuran dari biasanya.
Tidak hanya itu, omzet penghasilannya pun mengalami penurunan 20 hingga 30 persen, karena daya beli masyarakat menjadi berkurang, sementara produsen tempe sulit untuk menaikan harga.
Sudah beberapa pekan terakhir, harga kacang kedelai impor terus mengalami kenaikan secara berangsur. Dari harga normal di kisaran Rp7 ribu, naik ke Rp 10 ribu dan kini sudah di atas 11 ribu rupiah per Kg.
Baca juga: Cara Menyimpan Tempe Agar Tetap Awet dan Bagus, Keluarkan dari Daunnya Ya!
Akibat kenaikan tersebut, berdampak terhadap pengrajin tempe.
Naiknya harga kedelai impor, diduga imbas dari gangguan cuaca di sejumlah negara penghasil kedelai, seperti China dan Amerika Serikat.
Kondisi tersebut membuat produsen tempe terpaksa kembali memperkecil ukuran tempe untuk mengurangi pembengkakan biaya produksi.
Baca juga: Jadah Tempe Mbah Carik, Makanan Legendaris Kesukaan Sultan Khas Kaliurang Yogyakarta
Harga kedelai yang naik secara fluktuatif terus-menerus, tentu membuat produsen tempe dilematis. Fluktuatifnya kenaikan harga kedelai dinilai sangat mengganggu, sehingga sulit jika terus-menerus merubah takaran ataupun harga jual tempe, karena akan berdampak terhadap penjualan.
Kondisi itu juga membuat para pelanggan tempe mengeluh, sehingga harus mengurangi pembelian dari biasanya.
Sedangkan tempe atau tahu yang berbahan dasar kedelai tersebut, merupakan salah satu kebutuhan pokok yang kerap menjadi alternatif untuk teman makan, dikala harga daging mengalami kenaikan apalagi di saat Ramadan seperti sekarang.
Tidak hanya itu, omzet penghasilan pun mengalami penurunan 20 hingga 30 persen karena daya beli masyarakat menjadi berkurang.
“Iya jujur aja sebenarnya beberapa bulan terakhir ini terjadi kenaikan terus-menerus harga perkilo dari kedelai yang kita gunakan untuk produksi tempe, tentu saja awal-awalnya kita menyiasatinya dengan mengurangi takaran, dan beberapa waktu lalu sempet juga menaikan harga jual tempe tersebut," kata Ujang Rohman, Produsen Tempe yang ditemui Zcreator Indozone, Senin (3/4/2023).
Kenaikan harga tempe ini dibenarkan seorang konsumen. Mereka menilai harga tempe saat ini dinilai cukup tinggi dan berharap harganya turun.
“Iya sekarang kan harga kedelai lagi naik, berdampak ke tempe sama harganya juga, dari segi ukuran rada ikut mengecil, dan pengeluaran juga rada bertambah, awalnya beli 2 sekarang 1, iya keberatan sekali kalau untuk ibu rumah tangga, iya segera diturunkan lagi harga kedelainya," jelas Nur Jamilah seorang konsumen.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: