Nenek Mursidah, penjual sayur yang bisa naik haji. (Z Creators/Edelweish Ratushima)
Perjalanan hidup seseorang memang tidak ada yang tahu, terlebih terkait panggilan untuk beribadah haji. Ada orang kaya yang tidak segera naik haji, namun ada orang yang hidupnya pas-pasan cenderung kekurangan, justru bisa naik haji. Itulah kekuasaan Tuhan.
Seperti yang dialami nenek Mursidah (70) warga Dukuh Kuwel, Desa Keprabon, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah ini. Tahun 2023 ini menjadi istimewa buat nenek berputra empat ini.
Sejak puluhan tahun dalam penantian, akhirnya hari indah pun datang. Nenek Mursidah akan berangkat naik haji dari kloter Kabupaten Klaten. Mursidah bukan orang kaya. Hidupnya justru keras dan sulit.
Di usianya yang masih muda, ia ditinggal suaminya yang meninggal karena sakit. Anaknya empat orang masih kecil-kecil usia TK dan SD. Suaminya yang bekerja sebagai tukang dan serabutan, tidak meninggalkan harta yang cukup berarti. Praktis, Mursidah harus bekerja seorang diri.
Dengan modal tekad kuat dan badan sehat, ia berjualan sayur keliling naik sepeda onthel tua. Hujan dan panas tidak ia hiraukan. Lelah dan letih juga ia abaikan. Yang ia pikirkan, anak-anaknya bisa tumbuh sehat, bisa sekolah, dan menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Di tengah kesulitannya, Mursidah justru berkeinginan suatu hari nanti bagaimana caranya bisa naik haji. Dirinya lalu menabung, menyisihkan uangnya Rp10 ribu per hari.
Bagi orang kaya, uang Rp10 ribu tak jadi soal. Namun bagi Mursidah, itu perjuangan yang berat karena dia masih punya banyak tanggungan.
"Alhamdulillah, Gusti Allah memberi jalan. Terbukti uang saya bisa terkumpul dan untuk mendaftarkan haji pada tahun 2012," ujar Mursidah saat ditemui Z Creators Edelweis Ratushima di rumahnya, Kamis (1/6/2023).
Mursidah semakin rajin menabung, seiring anak-anaknya tumbuh besar. Ia istiqomah dan Tuhan selalu memberi jalan kemudahan.
"Kalau kita punya keinginan, mohon dan berdoa kepada Allah. Sering-seringlah perut lapar, menjalani laku prihatin," kata Mursidah.
Ia mengaku, dari anaknya kecil, sekolah sampai satu persatu berumahtangga, semua biaya ia tanggung sendiri, tanpa mencari hutang dan bantuan saudaranya yang lain.
Ia mengakui, Tuhan sangat sayang padanya, hingga semua urusan dipermudah dan diperlancar. Dengan naik sepeda onthel setiap hari, kebugaran tubuh Mursidah semakin teruji. Ia jarang sakit.
Saat Covid, Mursidah Berhenti Jualan
Saat Covid 19 melanda, ia tidak diperbolehkan berjualan sayur lagi oleh anak-anaknya.
"Ibu fokus di rumah saja, mempersiapkan diri untuk ibadah haji besok gitu kata anak-anak saya. Jadi saya sudah 3 tahun berhenti jualan sayur keliling," kata Mursidah.
Untuk melunasi kekurangan biaya naik haji, ia gunakan uang tabungannya sendiri.
"Alhamdulillah masih ada rezeki untuk melunasi kekurangan biaya," katanya.
Kini, setiap hari Mursidah fokus mengaji seusai membersihkan rumahnya. Meskipun kecil dan sederhana, rumah Mursidah nampak rapi dan terawat.
Mursidah tinggal sendiri, karena semua anaknya sudah berkeluarga. Beruntung masih tinggal di kampung yang sama untuk dua orang putrinya.
"Dulu keinginan saya, semoga menantu saya yang dekat-dekat saja, agar bisa sering menengok. Ternyata dikabulkan, yang tinggal satu kampung ada dua. Alhamdulillah," kata Mursidah.
Untuk semua keperluan hidup sehari-hari, kini Mursidah sudah ditanggung oleh anak-anaknya. Dirinya berharap, anak-anaknya bisa mengikuti jejaknya, bisa naik haji di kemudian hari. Salah seorang putrinya, Afita (37) mengaku bangga mempunyai orangtua yang gigih dan tak mudah menyerah.
"Ibu sosok yang luar biasa. Meskipun kami dari kalangan bukan siapa-siapa, namun kami bersyukur atas nikmat ini,'' kata Afita.
Ia dan anak-anaknya yang lain berdoa, semoga ibunya sehat sesampai di tanah suci agar bisa menjalankan prosesi naik haji dengan lancar. Bisa pulang lagi menjadi haji yang mabrur.
"Semoga ibuk ku sehat di sana, semuanya lancar, tidak kurang suatu apa. Karena ibuk berangkat sendiri," kata Afita menahan haru.
Menurut Bupati Klaten, Sri Mulyani, jumlah calon haji dari Klaten sebanyak 1.197. Cadangannya 103 orang jadi total 1.300 calon haji yang akan berangkat ke tanah suci.
Kabupaten Klaten tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 55, 56, dan 57. Dari jumlah tersebut, 40 persen adalah lansia dengan status resiko tinggi. Bupati berpesan agar para jemaah sering minum air putih karena cuaca di Tanah Suci sangat panas.
Artikel menarik lainnya:
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini .
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: