Ilustrasi aparat di tengah gas air mata. (Healthline)
Kebanyakan orang memang bisa pulih dengan cepat dari efek gas air mata. Meski demikian, seseorang yang terkena gas air mata juga harus waspada dan berhati-hati akan efek jangka panjang serta risikonya.
Seperti yang diketahui, gas air mata terdiri dari banyak bahan kimia yang berbeda, termasuk kloroasetofenon (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), kloropikrin (PS), bromobenzilsianida (CA), dibenzoxazepin (CR) serta kombinasi bahan kimia yang berbeda.
Gas air mata sendiri dikembangkan sebagai senjata nuklir untuk penggunaan militer. Sekarang, senjata kmia ini dilarang dalam peperangan.
Namun, gas air mata biasanya digunakan oleh polisi atau personel militer untuk membubarkan massa demontrasi atau untuk meredam kericuhan.
Baca juga: Dialami Suporter Arema FC, Ini Pertolongan Pertama Bila Terkena Gas Air Mata
Dikutip dari Medical News Today, gas air mata memiliki efek jangka pendek seperti berair, terbakar, penglihatan kabur, terbakar dan iritasi di mulut serta hidung.
Kemudian, gas air mata juga bisa menyebabkan mual, muntah, batuk, iritasi kulit, ruam serta sulit bernapas. Pada umumnya, efek gas air mata akan hilang dalam 15-20 menit.
Baca juga: Media Asing Ikut Soroti Tragedi Kanjuruhan yang Sebabkan 130 Orang Meninggal Dunia
Selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera, Mereka bisa panas dan dapat menyebabkan luka bakar.
Seseorang yang meninggalkan area di mana gas air mata ditembakkan, biasanya gejalanya akan langsung hilang dan risiko cedera jangka panjangnya rendah.
Namun, paparan gas air mata di dalam ruangan atau dalam jumlah besar bisa menimbulkan efek kesehatan yang serius termasuk glaukoma, kebutaan, luka bakar kimia dan masalah pernapasan.
Sebuah studi tahun 2017 dari data yang dikumpulkan selama 25 tahun melihat efek gas air mata pada tubuh. Bahan kimia dan tabung yang digunakan untuk melepaskan telah menyebabkan cedera parah, cacat permanen bahkan menyebabkan kematian.
Ada dia kematian yang tercatat dari 5.910 orang dalam penelitian ini. Yang pertama, pelepasan gas air mata di rumah seseorang menyebabkan kematian karena gagal pernpasan.
Kematian kedua melibatkan dampak tabung gas air mata yang menyebabkan cedera kepala yang fatal.
Dalam penelitian ini, sebanyak 58 orang melaporkan cacat permanen setelah terpapar gas air mata. Mereka mengalami:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: