INDOZONE.ID - Salah satu kota di Amerika, Massauchets, sedang menghadapi wabah yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.
Dilansir dari Axios, 10 daerah di kota tersebut sedang dilanda penyakit ini yang bernama Eastern Equine Encephalitis atau Ensefalitis Kuda Timur.
Menurut CDC yang dilansir dari Fast Company, Eastern Equine Encephalitis atau disingkat EEE, adalah virus yang dapat menyerang hewan maupun manusia yang disebarkan melalui gititan nyamuk. Virus ini dapat menyebabkan terjadinya meningitis atau ensefalitis.
Baca Juga: Nyamuk Langka Mematikan Serang Amerika, Fasilitas Publik Ditutup
Ensefalitis Kuda Timur ini merupakan virus yang langka, namun berpotensi mematikan, di mana sepertiga dari penderita penyakit ini berakhir meninggal dunia. Penyakit ini juga ditemukan pada kuda.
Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh nyamuk yang membawa virus tersebut, kemudian nyamuk tersebut menggigit manusia atau hewan.
EEE tidak dapat menular dari kuda ke manusia, namun ada beberapa kejadian virus ini menular ke sesama manusia akibat dari operasi transplantasi organ.
Gejala
Gejala dari penyakit EEE ini antara lain:
Gejala diatas akan berlangsung selama 4-10 hari setelah terinfeksi dan akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu, dengan catatan tidak ada gangguan pada sistem neurologis dan hanya mengalami gejala demam.
Jika pada penderita kemudian terinfeksi meningitis atau ensefalitis, gejala yang akan timbul antara lain:
Penderita yang kemudian mengalami gejala gangguan neurologis inilah yang memiliki prognosis buruk, dengan angka kematian sebesar 33% yang terjadi hanya dalam waktu 2-10 hari setelah gejala neurologis muncul, walaupun bisa lebih lama lagi rentang waktunya.
Adapun penderita yang bisa bertahan hidup setelah terkena gejala neurologis tidak dapat pulih sepenuhnya, mengalami masalah mental dan fisik berkepanjangan.
Pencegahan
Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan yang efektif utk penyakit EEE. Namun, kita dapat melakukan pencegahan penyakit ini, antara lain:
Baca Juga: Mengenal Malaria, Penyakit Menular Dari Nyamuk Selain DBD Yang Tidak Kalah Berbahaya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Axios