Senin, 16 OKTOBER 2023 • 12:13 WIB

Belasan Ribu Warga di Bondowoso Ini Ternyata Tinggal di 'Perut' Gunung Berapi Purba, Kok Bisa?

Author

Pemukiman di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. (Z Creators/Deni Ahmad)

INDOZONE.ID - Belasan ribu warga yang tinggal di satu kecamatan di Kabupaten Bondowoso ternyata selama ini menempati 'bagian perut' gunung berapi purba.

Wilayah itu adalah Kecamatan Ijen yang dulunya dikenal dengan Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bondowoso, pada tahun 2018 lalu jumlah penduduk di Kecamatan Ijen sebanyak 12.306 orang.

Rinciannya, sebanyak 6.129 laki-laki dan 6.177 perempuan. Mereka mayoritas bekerja sebagai pekebun di lahan milik PTPN dan Perhutani KPH Bondowoso.

Hasil ulasan Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso, ternyata masyarakat yang tinggal di Kecamatan Ijen beraktivitas di tengah Kaldera Ijen Purba.

"Kaldera itu semacam 'wajan' raksasa yang tercipta akibat letusan tektonik dahsyat di zaman purba dulu," ungkap Sekretaris PHIG Bondowoso, Harry Patriantono kepada ZCreators, Sabtu (14/10/2023).

Diperkirakan, gunung Ijen Purba memiliki ketinggian 3.500 Mdpl dengan diameter seluas 18 kilometer.

"Letusan gunung berapi purba bermula pada 300 ribu - 100 ribu silam. Kemudian menciptakan 22 anak gunung. Dan gunung ijen yang kita kenal saat ini adalah 'si bungsu' yang tercipta akibat letusan itu," bebernya.

Ketika material gunung api purba tersebut dimuntahkan, terjadi kekosongan rongga dan mengalami amblesan.

"Selain itu proses erosi dan longsor juga menyebabkan area cekungan Kaldera menjadi bertambah luas," tuturnya.

Pemukiman di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. (Z Creators/Deni Ahmad)

Dari pengamatan citra topografi terkini dapat dilihat area Kaldera Ijen Purba seluas 220 Km2, dengan diameter antara 15-20 km.

"Volume material muntahan letusan Ijen Purba diperkirakan 70 km3," sebut Harry.

Berdasarkan pengamatan rona citra Shuttle Radar Topography Mission (SRTM), terlihat jelas sebaran material letusan ke arah utara yang tidak terganggu oleh material produk letusan dari anak gunung api pasca kaldera.

"Perkiraaan jarak dari pusat kaldera, muntahan material letusan mencapai kemiringan landai sejauh 27-30 km ke arah barat laut-utara-timur laut sampai ke Situbondo," urainya.

Kawasan Kaldera Ijen Purba mengalami proses geologi sangat kompleks, memiliki kekhasan geologi yang menjadi daya tarik tersendiri.

"Baik dari sisi penelitian di bidang kegunungapian, pemanfaatan potensi energi ramah lingkungan, pemanfaatan lahan untuk perkebunan kopi, maupun keindahannya sebagai objek tujuan wisata yang terkenal dengan kawah terasam dan blue firenya," ulasnya.

Kemunculan anak gunung api pasca kaldera tidak lebih dari 50 ribu tahun yang lalu.

"Setelah pada fase non aktif pada kurun waktu antara 100 ribu – 50 ribu tahun yang lalu, sempat terbentuk danau vulkanik yang ditunjukkan dengan jejak endapan danau di bagian topografi paling rendah berupa lembah yaitu di sekitar Blawan," paparnya.

Aktivitas tektonik yang membentuk patahan yang membelah kaldera Ijen Purba yang ditandai dengan adanya Air Terjun Blawan.

"Aktivitas tektonik tersebut juga menjadi penyebab aktifnya kegunuapian di Kaldera Ijen Purba sehingga memunculkan anak gunung api pasca Kaldera sebanyak 22 gunung api," katanya.

Berdasarkan data radioaktif baik dari K/Ar dari mineral batuan beku maupun Karbon aktif dari sisa vegetasi yang tertanam bersama material endapan, diketahui Gunung Blau terbentuk 50.000 tahun yang lalu dan menjadi anak gunung paling sulung.

"Sedangkan gunung Ijen merupakan anak bungsu yang terdata aktif 6 ribu tahun yang lalu dan saat ini masih aktif," pungkas Harry.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Z Creators