INDOZONE.ID - Ketika melihat langit, terkadang kita tertarik untuk membuat deretan kata-kata dalam bentuk puisi.
Puisi mengenai langit menggambarkan betapa indahnya pemandangan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, ada kalanya langit juga mengingatkan kita akan seseorang atau sesuatu hal.
Nah, Indozone punya kumpulan puisi pendek 2 bait dan panjang 4 bait tentang langit saat malam dan senja.
Puisi Pendek tentang Langit
Tak perlu panjang-panjang, puisi tentang langit pendek bisa mewakili isi hati yang sedang kamu rasakan ketika melihat langit.
1. Memandang Langit
Aku memandang langit
Begitu tenang
Ingin rasanya hati setenang awan biru
Terbang bebas tanpa hambatan
Bersama angin aku ingin berbagi cerita kehidupan di bawah sana
2. Langit Senja
Oleh: Alba Islamy
Sentuhan senja membelai langit
Warna-warni pelangi menghiasi dini hari
Di antara awan, impian berkembang
Langit menyimpan kisah tak terucap
Menyapa jiwa hingga senyum merekah
3. Langit Biru
Langit yang biru
Seperti kenanganmu yang biru
Tengadahlah
Pada keluasan langit
Ada kenang yang membayang
Demikian biru
Demikian haru
Baca Juga: 10 Contoh Puisi Pendek Tentang Keindahan Alam, 2 dan 4 Bait!
Puisi Panjang tentang Langit
Puisi tentang langit panjang dalam 4 bait, bisa jadi pilihan terbaik untuk dibagikan lewat pesan atau media sosial.
4. Langit Siang Ini
Semesta sedang malas melukis
Di atas kanvas angkasa lepas
Goresan awan tak tampak menawan
Percikan hujan pun enggan dalam segan
Panggilkan aku seorang pujangga
Ingin kupersilakan menulis kalimat sendu di langit biru
Karena ku sudah jenuh mengeluh
Tak ayal peluh jatuh bergemuruh
Tawa terkoyak seribu tanya
Haru biru terkoyak cemburu
Bahagia terkoyak curiga
Temu sekadar menunggu dan kini aku hanya nikmati rindu
5. Langitku Langitmu
Oleh: Aulia Kusumastuti
Langitku biru
Langitmu kelabu
Suryaku hangat
Mataharimu menyengat
Anginku syahdu
Topanmu menggulung sendu
Hujanku menyemi bunga
Hujanmu menenggelamkan istana
Aku berkata A
Dan kau bilang sebaliknya
Mengapa semua tampak indah bagiku
Tapi petaka di matamu
Bukankan semua sama langitnya
Benarkah mentari hanya satu di semesta
Apakah angin bermuka dua
Akankah hujan menghianati kita
Katakan padaku
Sebelum bayangmu pudar
Di ujung jalan itu
6. Langit Favoritku
Oleh: Nik Amul Lia
Aku percaya
Langit tak selamanya berwarna biru
Ada kalanya berwarna jingga di kala senja datang
Namun seperkian detik berubah menjadi gelap
Akan tetapi
Gelap tak selamanya menyeramkan bukan?
Terkadang di tengah kegelapan itu
Kita dapat melihat berbagai macam keindahan yang dipancarkan bintang-bintang
Seperti layaknya kenangan indah yang sudah kita ukir bersama
Bersinar
Di sana
Lucu ya
Entah mengapa ketika aku duduk menatap ke langit
Yang ku ingat selalu tentang dirimu
Kamu memang langit favoritku
Yang terkadang membawa kehangatan dan keromantisan
Sampai aku ingin menari-nari di bawah indahnya langit senja
Namun juga sekejap membuatku takut
Ya takut kamu menghilang dan hidupku berubah menjadi gelap
Tapi dari langit malam itu aku jadi sadar
Kalau di tengah gelapnya malam aku masih bisa melihat indahnya langit
Melalui banyaknya kenangan indah yang sudah kita ukir bersama di sana
Baca Juga: 12 Puisi tentang Hujan yang Sedih dan Romantis, Singkat Bermakna!
Puisi tentang Langit Senja
Untuk menuangkan perasaan saat memandang langit di kala sore hari, buatlah puisi tentang langit senja seperti di bawah ini.
7. Di Ujung Senja
Oleh: Nita Devina
Sore ini langit memerah
Jingga memenuhi angkasa
Berpendar di antara awan putih
Menembus di sela-selanya begitu indah
Aku sepimu yang senyap
Terapung dalam riak saga
Menahan desiran gelombang asa
Terjerembab dalam lautan nostalgia
Sesak yang begitu menghampiri raga
Membuatku terengah-engah lara
Sebab membenamkan luka
Tak sesementara itu
Lalu kenapa Tuhan
Menciptakan senja yang begitu indah
Jika akhirnya nanti
Ditelan oleh sang malam
8. Langit Sore
Oleh: Yusixka Satyaningrum
Ada tawamu tertaut di semburat awan yang memerah
Kemudian menghilang bersama matahari yang tenggelam
Nanti
Di akhir cahaya kugumamkan sebuah janji
Bahwa ini kali terakhir untuk mengingatmu
Namun seperti selalu
Janji itu mudah terlupa saat senja bertandang
Seperti ratusan senja yang berlalu
Aku berdiri lagi di sini
Menatap mega di langit sore
Dan kembali mengenangmu
9. Langit dan Senja
Saat senja menyapa
Rona jingga menghiasi cakrawala
Angan berkelana di antara mega-mega
Mengarungi luasnya angkasa raya
Sepoi-sepoi angin mengucap raga
Membelai lirih membangunkan jiwa
Menuntun langkah pulang
Sang senja
Senja jingga hilang dari pandang tanpa meninggalkan jejak
Bayang-bayang berganti langit yang temaram
Disambut sorak riang bintang malam seiring senja mulai pudar
Bintang-bintang pun berpendar memamerkan indahnya sinar di luasnya angkasa
Baca Juga: 10 Puisi tentang Senja yang Indah Romantis dan Kelabu, Singkat!
Puisi tentang Langit Malam
Heningnya malam menjadikan kita teringat akan memori-memori yang telah berlalu, dengan menciptakan puisi tentang langit malam.
10. Langit Malam
Izinkan aku menyapamu
Kelam malam dalam kelabu
Air langit dalam dinginnya
Terpana di antara fana
Berjatuhan menggenang lara
Terputus di antara keabadian
Lenyap dengan bias warna-warni kehidupan
Ikat putus berurai
Satu terburai
Langit menyapa
Cahaya bersuar
Rindu lara
Tak terbayar
11. Sepotong Keindahan
Awan dengan segala keindahan
Langit dengan segala kenangan pahit
Tawa yang menutupi lara
Hati yang tersakiti
Semua tertutup dengan sempurna
Seakan tak ada apa apa
Begitulah wanita
Ingin slalu tampak kuat
Walau nyatanya semua telah berkarat
Lembutnya sutra
Putih dan suci warna
Menggambarkan kamu yang sempurna
Seakan tak ada celah noda
Sejuta warna
Seribu rasa
Tak akan ada makna
Jika tak disertai jua
12. Abadi
Aku ingin abadi
Bersama laut biru
Langit biru
dan awan putih
Katanya, sih, begitu
Memang, setahuku laut tak pernah gelap dan selalu hidup
Bahkan saat malam gulita
Setahuku langit tak pernah gelap
Ada bintang juga kadang purnama
Bahkan saat malam pekat
Setahuku awan tak pernah gelap
Ia hanya kasat
Kala malam tiba
Itulah kumpulan puisi yang mengangkat tema tentang langit. Mana nih puisi mengenai langit yang paling kamu suka?
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: