Ilustrasi puisi hujan (pexels/@zeno-ferenczi-3773452)
Hujan menjadi momen yang tepat untuk mencurahkan isi hati melalui kata-kata lewat puisi.
Biasanya, puisi tentang hujan berisi ungkapan rindu kepada orang-orang yang disayang.
Puisi hujan juga bisa berupa wujud kebahagiaan mengenang momen-momen indah bersama.
Itulah mengapa, puisi hujan ada yang sedih dan ada pula yang romantis, sesuai dengan suasana hati penciptanya.
Dirangkum INDOZONE, berikut kumpulan puisi tentang hujan singkat 3 dan 4 bait yang sedih dan romantis, bisa untuk materi pelajaran anak SD!
Tak perlu panjang lebar, puisi hujan singkat punya makna mendalam yang mampu menyadarkan kita tentang kehidupan dan hubungan percintaan.
Oleh: Rahmatullah Ghifatih
Hidup bagai pelangi
Akan indah saat telah melewati pekatnya hujan
Nikmati saja awan gulita dengan hujannya
Karena sebentar lagi pelangi akan datang
Oleh: Niena
Apakah kamu pernah terjebak hujan?
Yang tak tahu arah untuk berteduh
Apakah kamu pernah terjebak kerinduan?
Yang tak tahu kepada siapa jika mengeluh
Sekali-kali cobalah dengan sengaja
Terjebak hujan
Agar kamu mengerti
Terjebak itu bukan hal yang menyenangkan
Meski bagimu itu adalah bagian dari permainan
Setahuku rindu bukan jebakan
Tetapi karenamu yang memberi harapan
Membuatku terjebak bersama hujan
Oleh: Iis Sumiati
Nabastala bermuram durja
Menyembunyikan sang mentari di balik punggungnya
Jauh, tak terlihat sedikit pun
Menyisakan awan yang kian berarak
Kelabu mengepung segala penjuru
Menyergap menyeruak penuh semarak
Berkumpul di satu titik temu
Merangkai pertunjukkan menyejukkan buana
Jalinan gerimis
Di hari kamis
Tampak miris
Namun, manis
Hujan punya makna yang berbeda-beda bagi tiap orang. Puisi tentang hujan bisa mengubah pandangan kita mengenai arti hujan yang sesungguhnya.
Oleh: Diddal A S
Hujan turun begitu deras
Setiap orang pun mulai berfikir keras
Berbagai pandangan mulai muncul
Bersama hanyutnya pesan yg tersirat
Bagi sebagian orang
Hujan itu anugerah
Hujan itu kesejukan
Hujan itu kesuburan
Bagi sebagian orang
Hujan itu petaka
Hujan itu rumit
Dan hujan itu hambatan
Pada dasarnya semua hanya pandangan
Tentang kesendirian maupun sunyi
Tentang ego, keluh dan kesah
Dari mereka para insan.
Oleh: Lulu Huang
Dear hujan
Maafkan aku yang telah mengutukimu
Menyalahkanmu atas kesuraman hidupku
Padahal sedih dan bahagia adalah pilihanku
Seseorangku bercerita tentang kesukaannya terhadapmu
Bagaimana kau membuatnya nyaman dengan hawa sejukmu
Dear hujan
Aku mau belajar berdamai dengan keadaan
Menerimamu sebagai bagian dari ciptaan Tuhan
Bukan karena dia, bukan karena siapa-siapa
Tak bisa dihindari ataupun dipungkiri
Kau adalah bukti keagungan Ilahi
Yang pasti akan selalu kutemui
Oleh: Annisa Al-Hawari
Kisruh air langit mendarat beranak pinak
Irama rintiknya aroma petrikor, syahdu berarak-arak
Dari balik jendela, cinta tergurat lukisan embun
Umpama insan menghimpun berkahNya, hanya payah dibuat tertegun
Nabastala sedang bercerita tentang sendunya
Gaung semesta berzikir di naungan KuasaNya
Hujan menyapu rindu yang menebal di dahan-dahan waktu
Usai luruh segenap harap, larut di kedalaman sujud
Jiwa berparas ikhlas mendambakan angan tunai berwujud
Amin yang sembunyi di lirih mohonku, menantikan penerimaan
Niscaya sampai ke haribaan, kan kembali berupa rimbun kebaikan
Hujan seketika membawa kenangan-kenangan masa lalu yang terasa sesak di dada, sebagaimana puisi hujan sedih tentang kerinduan berikut ini:
Oleh: Vandim Hermawan
Berdiri sendiri mencoba mengenal kerinduan
Adakah dia di asna masih terpaku menatap kenangan
Meski rintik sedetik tapi mampu mengingatkan
Sebuah perasaan di dalam renungan
Menatapmu membuat rindu
Setumpuk kenangan turun saat itu
Bagiku hanya sekedar cerita sendu
Namun mengundang kepedihan akan masa lalu yang pilu
Terima kasih untuk selalu menyejukkan hatiku
Aku pernah bertanya pada hujan di penghujung Februari
Mengenai sisa hati yang lembut untukku
Lalu, mencari ucap hangat yang mendebarkan di sela rintiknya
Atau belai indah yang memercik hasratku
Namun, hujan di penghujung Februari itu hanya membisu
Payungku pun jatuh seiring hatiku yang beku
Lantainya basah
Awas licin dan kau bisa terjatuh saat melangkah
Jangan menyalahkan hujan
Kita tahu itu anugerah dari Tuhan
Kau bilang kau menyukainya
Tetapi kenyataannya kau sering menghindarinya
Atau hanya sebatas kata indah dalam sebuah romansa?
Ah hanya kepalsuan rupanya
Jangan berlindung di bawah payung itu
Kau bilang hujan turun mengantarkan pesan rindu
Apakah sama halnya seperti kita yang sering berpura-pura memuji
Padahal nyatanya kita sangat ingin memaki?
Jika itu terjadi pada diri kita sendiri
Aku rasa kita akan memilih untuk tak pernah kembali
Beruntung hujan tak diberikan perasaan
Sehingga dia tak perlu merasakan perasaan yang demikian
Sekelebat momen-momen indah di masa lalu turut menghampiri bersamaan dengan turunnya hujan, seperti puisi hujan romantis yang menyentuh hati di bawah ini:
Oleh: Babeth Kartika
Dirimu adalah kabut, putih dan senyap
Beriring berjalan, dalam derai angin menembus batas waktu kejenuhan
Halilintar sang murka, memerah, mencabik, hingga kau lelah dan terburai
Jatuh
Melewati lapis angin yang menerpa, helai demi helai
Melewati ribuan media yang tak kau hiraukan
Melewati pekatnya ruang hampa, dingin, kadang panas
Aku hanyalah sekeping daun
yang menangkapmu sebelum hancur ditelan Bumi
Dentingmu adalah kehidupanku, juga hembus napasmu
Menanti mentari pagi
agar kau tinggal dalam kelopak jiwaku
Oleh: Rizki Ikhwana
Awan guntur semakin membara
Lepas tak mendarat di angkasa
Menepis semua bagian cakrawala
Tinggal sebutir tak berdekap
Halilintar malang tak kunjung hayat
Hilang sekejap tampak jua
Seperti embun tapi berbeda
Kadang bernapas tapi juga tiada
Gemuruh menyekap dengan parasnya
Tiada disangka menusuk indera
Butira air sang raja awan
Yang dipinta makhluk dunia
Mendadak aku diam, terhujam ribuan kenangan
Membawa ke dalam mimpi khayalan
Terbujur kaku berselimut rindu, ngilu
Terbawa ke dalam perjalanan waktu
Mengalir jernih dengan guyuran deras
Tak berarah dan tak bertujuan
Menghapus seluruh kegerahan
Yang menyelimuti hanyalah dingin
Engkau menjelma gerimis menyapa kotaku
Aku diam membisu di sudut kamarku
Ingin kubelai sejukmu
Namun aku tak mampu, kutahu hadirmu bukan untukku
Memberi kesejukan di setiap tiba
Angin berhembus dengan kencang
Disertai getir yang tak berhenti bergejolak
Menikam mangsa untuk menari
Mendung sudah mulai merapatkan barisan
Yang mana ingin menutup cahaya matahari
Tapi angin selalu menghalangi itu semua terjadi
Entah apa yang akan semesta rencanakan
Aku terdiam di saat menikmati pagi
Walaupun matahari sudah begitu tinggi
Pemandangan yang begitu indah
Membuat kuteringat untuk selalu bersyukur
Mungkin ini adalah tanda kuasa Tuhanku
Untuk selalu bersyukur atas apa yang telah dia berikan
Mungkin karena aku terlalu kufur atas pemberian-Nya
Sehingga terkadang lupa untukku bersyukur
Itulah kumpulan puisi tentang hujan yang sedih dan romantis dengan kata-kata singkat dan penuh makna. Mana nih puisi hujan yang kamu suka?
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: